Menanamkan Filosofi Pelestarian Lingkungan

Jurnalis : Arimami SA, Fotografer : Arimami SA

Para siswa SD Tunas Muda melakukan praktik langsung mengelola sampah botol plastik bekas di depo pelestarian lingkungan Tzu Chi di Cengkareng, 12 April 2016.

Pada hari Selasa, 12 April 2016, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mendapat kunjungan dari SD Tunas Muda, Jakarta Barat. Kunjungan ini merupakan salah satu program pembelajaran sekolah untuk mengajarkan para siswanya mengenai pelestarian lingkungan yang ada di Tzu Chi, serta praktik langsung pengelolaan sampah di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat.

Kunjungan ke Yayasan Buddha Tzu Chi ini juga terkait dengan kurikulum di SD Tunas Muda. Salah satunya adalah Sharing The Planet (Berbagi Bumi) yang mempunyai ide pokok pembelajaran mengenai bagaimana manusia memanfaatkan segala sumber daya apa pun yang ada di bumi, tapi tidak secara negatif (merusak) dan bagaimana caranya anak-anak belajar berkontribusi untuk melakukan pemeliharaan serta menyelamatkan bumi. Kedatangan peserta kunjungan disambut oleh beberapa relawan dari komunitas (He Qi) Barat, yang kemudian diarahkan menuju galeri Da Ai di tower 2, Tzu Chi Center, Jakarta Utara untuk mendapatkan penjelasan singkat tentang Tzu Chi dan pemutaran video 20 tahun Tzu Chi di Indonesia.

Elly Widjaya (biru putih), relawan komunitas (He Qi) Barat, memandu  para peserta kunjungan dari SD Tunas Muda, Jakarta Barat melakukan tur aula Jing Si.

Peserta kunjungan SD Tunas Muda ini sebanyak 60 orang yang terdiri dari 54 siswa kelas 5 dari SD Tunas Muda, Meruya dan SD Tunas Muda, Kedoya, Jakarta Barat, serta 6 orang guru pendamping. Menurut Elza Oktora, perwakilan dari pihak SD Tunas Muda, kunjungan ke Tzu Chi ini karena melihat Tzu Chi sangat komitmen dalam menjalankan program pelestarian lingkungan. “Kami melihat komitmen Tzu Chi cocok sekali dengan apa yang anak-anak pelajari saat ini, jadi mereka dapat melihat dan terjun langsung,” ungkapnya. Ia juga menambahkan banyak sekali nilai-nilai filosofis yang ditanamkan di Tzu Chi, bukan sekedar melestarikan lingkungan saja, tapi menanamkan moral rendah hati.

Selain perkenalan Tzu Chi, para peserta juga diberikan sosialisasi mengenai misi amal Tzu Chi, kemudian seluruh peserta kunjungan dibagikan celengan bambu supaya dapat turut bersumbangsih untuk membantu sesama. Kegiatan kunjungan ini dilanjutkan dengan tur aula Jing Si, dengan peserta dibagi menjadi 3 kelompok yang dipandu oleh beberapa relawan.

Menurut Adriennel Dominique P. Defita, salah satu peserta kunjungan dari SD Tunas Muda, Meruya, dengan adanya kunjungan ini, ia bisa banyak belajar tentang berbagai hal, terutama pelestarian lingkungan dan membantu sesama. ”Saya belajar banyak dan tahu tentang Master Cheng Yen. Beliau mempunyai hati yang mulia dan menyebarkan cinta kasih,” ungkapnya. Ia juga berterima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi karena memberi banyak informasi yang bagus untuk dipelajari anak-anak terutama dalam hal memelihara lingkungan.

Para siswa dan guru dari SD Tunas Muda, Jakarta Barat diajak untuk turut bersumbangsih kepada sesama melalui celengan bambu pada saat kunjungan ke Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, PIK, Jakarta Utara.

Setelah selesai tur aula Jing Si, para peserta kembali ke galeri Da Ai dan diperkenalkan dengan materi pelestarian lingkungan Tzu Chi (pengelolaan sampah) sebelum berkunjung ke depo pelestarian lingkungan di Cengkareng. Pengenalan ini supaya peserta memahami bahwa sampah itu bisa dikelola dengan baik. Dengan pelestarian lingkungan di Tzu Chi, mereka bisa mengubah sampah menjadi sesuatu yang berguna. Kegiatan kunjungan di Tzu Chi Center ini diakhiri dengan makan siang bersama di kantin.  

Praktik Langsung

Setelah kegiatan makan siang selesai, rombongan peserta berangkat menuju depo pelestarian lingkungan Tzu Chi di Cengkareng untuk praktik langsung. Dengan bekal materi pelestarian lingkungan yang didapat di Tzu Chi Center, para peserta diajak berkeliling depo dan terjun langsung mengelola sampah yang telah dipilah.

Nathanael Darryl Tedi, sedang menumpuk gelas plastik bekas minuman kemasan pada saat praktik langsung pengelolaan sampah di depo pelestarian lingkungan Tzu Chi di Cengkareng.


Elza Oktora (kiri), melakukan tanya jawab dengan Andre seputar produk ecoenzym pada saat kunjungan ke depo pelestarian lingkungan Tzu Chi di Cengkareng.

Seperti yang dituturkan Nathanael Darryl Tedi, salah satu peserta kunjungan dari SD Tunas Muda, Meruya. Ia banyak belajar dengan kunjungan ke depo pelestarian lingkungan Tzu Chi di Cengkareng. “Sekarang saya jadi tau kalau botol plastik itu lebih murah harganya jika labelnya tidak dilepas, jadi nanti kalau mau kasih botol ke pemulung dilepas dulu labelnya,” ungkapnya. Ia juga berharap supaya Tzu Chi bisa membebaskan Jakarta dari banjir, dimulai dari pelestarian lingkungan ini.

Elza Oktora sebagai penanggung jawab dari pihak SD Tunas Muda, Jakarta Barat ini berharap setelah kunjungan ke Tzu Chi Center dan praktik langsung di depo pelestarian lingkungan para murid tidak sekedar melestarikan lingkungan, tetapi dengan filosofi Tzu Chi yang cukup baik para siswa mendapatkan nilai-nilai moral lainnya. “Ke depannya ya tentunya tindakan nyata mereka buat lingkungan mereka, buat keluarga mereka, buat masyarakat luas, supaya nantinya mereka bisa melakukan sesuatu,” tutupnya. Elza mengungkapkan setelah perjalanan kunjungan ini mereka bisa belajar melakukan sesuatu yang berguna untuk mereka sendiri.


Artikel Terkait

Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -