Mengabdi untuk Masyarakat

Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Hadi Pranoto
 

foto
Sabtu, 1 Maret 2014, sebanyak 585 warga Kelurahan Tikala Baru menerima bantuan kompor gas dan tabung dari relawan Tzu Chi. Sebelumnya warga juga menjalani Program Solidaritas dan Kerja Bakti.

Panas matahari begitu terasa menyengat kulit tatkala ratusan warga Kelurahan Tikala Baru, Kecamatan Tikala, Manado, berbaris rapi di depan Minimarket Glory Mart yang berada di Lingkungan 2. Dengan cekatan para relawan Tzu Chi yang dibantu relawan Tzu Chi Manado segera mengatur barisan. Sebaliknya, warga pun dengan sabar menunggu sesuai antrian. Setelah dijelaskan tentang Tzu Chi dan pembacaan surat dari Master Cheng Yen untuk warga Manado, pemberian bantuan kompor gas dan tabung gas untuk warga Tikala Baru pun dilakukan. Sebanyak 585 warga yang menjadi korban banjir bandang pada 15 Januari lalu menerima bantuan ini.

Keselamatan yang Utama
Rasa sukacita bukan hanya dirasakan warga, tetapi juga relawan dan aparat pemerintahan yang turut membantu dan berpartisipasi dalam kegiatan pemberian bantuan ini. Djoni Tatontos (51), Kepala Lingkungan IV Kelurahan Tikala Baru salah satunya. Sosok pria yang sederhana ini bisa menjadi inspirasi bagi sesama. Djoni yang rumahnya hancur lebur akibat banjir, tetap tidak melupakan tugas dan fungsinya sebagai pengayom masyarakat. Ia dengan bersemangat mengajak para relawan untuk melihat rumah warga-warga di lingkungannya yang hancur lebur. Ia mendahulukan kepentingan warga ketimbang dirinya. “Sebagai kepala Lingkungan, kami harus bertanggung jawab. Inilah resiko dan harus kita lakukan karena bagian dari pelayanan adalah masyarakat, tanpa masyarakat berarti saya tidak melakukan pekerjaan,” ujarnya.

Bahkan, Djoni juga beberapa malam sempat tidak tidur ketika curah hujan di Manado terus turun beberapa waktu lalu pascabencana banjir bandang. “Kalau hujan pagi sampai malam, kalau situasi tidak memungkinkan, kita harus stand by, memonitor dengan teman-teman dan menanyakan informasi cuaca dan hujan. Begitu harus perlu kewaspadaan saya harus turun ke lapangan,” terangnya.

Sampai saat ini, keluarga Djoni masih menumpang di rumah salah satu familinya yang tak jauh dari situ. “Pertama kita amankan dulu keluarga ke tempat yang aman, dari sisi makan-minumnya dan tempat tidur, setelah itu saya balik ke aktivitas saya sebagai kepala lingkungan agar tidak berbenturan dengan kepentingan keluarga,” ujarnya. Djoni hingga kini tidak tahu sampai kapan harus mengungsi. Ia tetap bertekad untuk dapat membangun kembali istana keluarganya. “Hanya waktunya yang harus kita lihat, dan kedua kita perlu dana (mengumpulkan), misalnya kebutuhan bahan bangunan,” terangnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Djoni Tatontos (51), Kepala Lingkungan IV Kelurahan Tikala Baru yang rumahnya turut hancur lebur akibat banjir, tetap tidak melupakan tugas dan fungsinya sebagai pengayom masyarakat. Ia dengan bersemangat mengajak para relawan untuk melihat rumah-rumah warga. (kiri).
  • Rumah Djoni yang hancur akibat banjir. Sebelumnya, rumah kakak Djoni yang berada di sebelahnya hangus terbakar (kanan).

Djoni masih mengingat betul kejadian yang terjadi pada tanggal 15 Januari lalu. Begitu mengetahui jika banjir bandang akan melanda Kota Manado, suami dari Susan Kaunang (37) ini pun segera bergerak cepat. Djoni yang mendapat informasi dari rekan sejawatnya segera menyebarkan informasi ke warga. Berkat jerih payahnya itu maka di lingkungannya tidak ada korban jiwa. “Kta harus pikirkan nyawa, utamakan manusia. Memang ada orang yang berpikir yang penting harta benda, tetapi bagi saya yang terpenting adalah nyawa manusia,” tegasnya. Jadi meski harta benda banyak hilang, menurutnya masyarakat harus cepat bangkit dari keterpurukan. “Masyarakat Manado membutuhkan pendampingan untuk memulihkan kehidupan,” ujarnya.

Karena itulah Djoni sangat bersyukur dengan kehadiran insan Tzu Chi di Manado, khususnya di wilayah Kelurahan Tikala Baru. “Kehadiran Tzu Chi ini memberikan semangat kita pascabencana. Kita harus punya kekuatan dan kemampuan untuk membangun kembali lingkungan dan rumah tinggal kita,” terangnya. Djoni yang sejak awal bersama-sama insan Tzu Chi melakukan kegiatan survei pembagian kompor dan juga Program Solidaritas dan Kerja Bakti merasa jika relawan Tzu Chi begitu tulus dalam membantu dan mendampingi warga. “Tzu Chi datang dengan hati, dengan tim yang betul-betul solid, datang untuk membangun kembali. Semangat kebersamaan ini yang harus kita pakai dan praktikkan di Manado,” tandasnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Djoni juga turut berpartisipasi dalam program Solidaritas dan Kerja Bakti (kiri).
  • Lurah Tikala Baru Eva M. Kaunang juga memelajari isyarat tangan Tzu Chi. Eva menjadi penghubung antara relawan dan warga dalam berbagai kegiatan Tzu Chi di Tikala Baru (kanan).

Memberi Pelayanan Terbaik
Sebagai Lurah Tikala Baru, Eva M. Kaunang paham betul bagaimana kondisi masyarakat korban bencana di wilayahnya. Kebetulan Eva juga salah satu yang menjadi korban. Rumahnya yang berada persis di depan kantor kelurahan hingga kini masih dalam kondisi yang belum tertata rapi. Sisa-sisa keganasan banjir masih tampak di halaman rumah. Bangku, lemari, kursi, dan televisi teronggok di muka halaman rumahnya yangsederhana. “Pertama kita sebagai pemerintah tentunya harus berpikir bahwa kepentingan pribadi nanti dulu, kepentingan umum dulu yang kita utamakan. Saya selalu mendahulukan masyrakat untuk membersihkan rumah mereka, dengan satu harapan apabila rumah-rumah masyarakat sudah dibersihkan tentunya mereka akan membantu (membersihkan) rumah saya,” kata Eva yakin.

Tak heran waktunya 90% dialokasikan untuk melayani masyarakatnya, mulai dari pendataan warga yang terkena bencana, hingga menjadi “jembatan penghubung” antara relawan Tzu Chi dan masyarakat. Eva merasa sangat bersyukur dengan kehadiran relawan Tzu Chi untuk ketiga kalinya di wilayahnya. “Dua hari (27-28 Februari 2014-red) ini sudah membantu kami membersihkan saluran air, sebagai lurah sangat terbantu sekali. Masyarakat Tikala Baru belum pulih benar dari sisa-sisa banjir. Dengan program ini membantu kami dalam membersihkan saluran air, sehingga terlihat kemajuan dan kebersihan di kantor kelurahan,” ungkapnya. Di waktu yang sama relawan dengan dibantu warga setempat juga membersihkan dan mengecat balai kelurahan Tikala Baru.

foto  foto

Keterangan :

  • Rumah Eva yang masih belum pulih benar. Sebagai pelayan masyarakat, Eva lebih mengutamakan kepentingan  umum daripada warganya (kiri).
  • Sebagai bentuk rasa terima kasih dan kebersamaan yang terjalin selama ini, warga Kelurahan Tikala Baru menyediakan makan malam bagi para relawan. Lebih dari 20 jenis makanan vegetarian disajikan yang bahan-bahannya berasal dari warga sendiri (kanan).

Bagi Eva relawan Tzu Chi ibarat para malaikat yang datang membantu mereka bangkit dari keterpurukan. “Saya sebagai pemerintah (lurah) merasa benar-benar sangat berterima kasih yang sedalam-dalamnya,” ujarnya, “bantuan yang diberikan sangat berpengaruh besar kepada masyarakat kami. Kami diberi semangat, diberi kekuatan untuk membangun dari keterpurukan. Tiga kali berturut-turut membantu masyarakat terlihat sekali perubahan-perubahan yang terjadi.”

Karena itulah di akhir kehadiran insan Tzu Chi pada tanggal 1 Maret 2014, Eva dan warga berinisiatif membuat sebuah acara “Malam Kebersamaan”, dimana warga menjamu relawan Tzu Chi dengan menyediakan makanan vegetarian. Ada lebih dari 20 jenis makanan yang semua bahan dan proses pembuatannya merupakan sumbangsih warga secara pribadi. “Ini sebagai ungkapan rasa terima kasih kami sebagai warga masyarakat Tikala Baru, kami merasa kami sudah menyatu dengan Yayasan Buddha Tzu Chi,” terang Eva.

Eva menyatakan kesediaannya untuk mendukung keberadaan Tzu Chi di Manado. ”Kita sudah melihat dan merasakan sendiri apa yang dilakukan Tzu Chi ini,” tegasnya. Secara pribadi Eva mengaku sulit berpisah dengan insan Tzu Chi karena keakraban yang sudah terjalin di antara mereka. “Yayasan (Tzu Chi) ini hampir sama dengan prinsip-prinsip orang Manado, torang (kita-red) tidak pandang dari mana dan siapa, semua bersaudara. Tidak pandang orang kaya dan miskin, semua sama bagi kami,” ungkapnya.

  
 

Artikel Terkait

Bersama-sama Menebarkan Kebajikan

Bersama-sama Menebarkan Kebajikan

28 Mei 2018
Tzu Chi Bandung mengadakan sosialisasi tentang Tzu Chi di PT Gistex Textile Division di Jl. Nanjung No 82, Kp. Cipatat, Ds. Lagadar, Kec. Margaasih, Kab. Bandung pada Kamis 24 Mei 2018. Sosialisasi ini diikuti oleh 51 peserta yang terdiri dari karyawan dan staff dari perusahaan yang bergerak di bidang tekstil ini.
 Tzu Chi Bandung mengadakan sosialisasi tentang Tzu Chi di PT Gistex Textile Division di Jl. Nanjung No 82, Kp. Cipatat, Ds. Lagadar, Kec. Margaasih, Kab. Bandung pada Kamis 24 Mei 2018. Sosialisasi ini diikuti oleh 51 peserta yang terdiri dari karyawan dan staff dari perusahaan yang bergerak di bidang tekstil ini. 
Bantuan 11 Ton Beras untuk Warga Kamal Muara

Bantuan 11 Ton Beras untuk Warga Kamal Muara

20 September 2021

Tzu Chi Indonesia bekerja sama dengan Pengusaha Peduli NKRI menyalurkan 1.100 karung beras bantuan PPKM Darurat di Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara pada Sabtu, 18 September 2021.

Wujud Solidaritas dan Kepedulian Bagi Korban Gempa Turki

Wujud Solidaritas dan Kepedulian Bagi Korban Gempa Turki

10 Februari 2023

Merespon bencana gempa bumi yang melanda Turki dan Suriah pada 6 Februari 2023, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan penuangan koin cinta kasih untuk membantu para korban gempa bumi.

Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -