Mengantar Bingkisan di Tengah Genangan: Cinta Kasih untuk Keluarga Wati

Jurnalis : Fithria Calliandra (Tzu Chi SinarMas), Fotografer : 3 in 1 Xie Li Indragiri

Suhariadi (45) memandu para relawan melewati genangan banjir menuju rumahnya di Desa Bagan Jaya.


“Dalam kehidupan ini terdapat banyak sekali kesulitan dan penderitaan. Dapat menghadapi semua itu dengan rasa syukur adalah sikap yang maha bijaksana.”
(Kata Perenungan Master Cheng Yen)

Menjelang Hari Raya Idul Fitri, lima relawan Xie Li Indragiri Hilir melangkah penuh semangat menuju Desa Bagan Jaya, Kecamatan Enok, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, pada Jumat (21/3/2025). Mereka membawa bingkisan sembako untuk keluarga Wati, di tengah kondisi desa yang sedang terendam banjir akibat luapan Sungai Indragiri.

Beberapa hari terakhir, hujan deras mengguyur wilayah tersebut. Genangan air membatasi aktivitas warga, termasuk keluarga Wati yang tinggal di rumah panggung berdinding kayu bersama suami dan dua anaknya: Fitri Wahyu Setia (15) dan M. Wiji Kasihani (7), yang keduanya menderita lumpuh.

Relawan berbincang hangat di teras rumah panggung milik Suhariadi (45) dan Esnawati (34) yang turut terendam banjir.


Tak gentar oleh banjir, para relawan mengenakan sepatu boot dan menyusuri genangan air menuju rumah Wati. Suhariadi, sang kepala keluarga, sudah menunggu di teras. Dengan sigap, ia membimbing relawan melewati jalur yang aman.

Ati-ati kene, Bu. Akeh sing jero banyune, golek dalan sing ora jero ben penak mlakune. Melu aku, Bu,” ucapnya sambil berhati-hati menunjukkan jalan. (Hati-hati, Bu, banyak yang dalam airnya, pilih jalan yang nggak dalam banjirnya biar aman. Ikuti saya, Bu -red)

Perwakilan relawan, Sartika Sembiring, menyerahkan paket sembako Hari Raya Idul Fitri kepada Wati (34).


Setibanya di rumah, perwakilan relawan, Sartika Sembiring, menyerahkan bingkisan cinta kasih berisi beras, minyak goreng, gula pasir, sirup, dan kue kaleng. Wati menyambutnya dengan mata berkaca-kaca.

“Terima kasih banyak, Bu… masih ingat sama Semi dan Hani. Masih mau datang, meski harus basah-basahan. Sudah hampir sebulan rumah kami kebanjiran. Airnya nggak surut-surut,” ujar Wati dengan suara lembut penuh haru.

Relawan pun meluangkan waktu untuk bercengkerama dengan Semi dan Hani. Tawa renyah anak-anak itu menghangatkan suasana, menciptakan momen kebahagiaan sederhana namun berarti. Suhariadi dan Wati tampak tersenyum melihat keakraban yang tercipta.

Sartika Sembiring mengajak berbincang dan bercanda Semi Fitri Wahyu Setia (15) yang tengah terbaring lemah.


Bagi Erika Purnama Syari P., ini adalah kunjungan pertamanya ke rumah Wati. Pengalaman yang membekas di dalam hatinya.

“Sedih dan terharu melihat kondisi anak-anaknya. Tapi saya juga sangat salut dengan ketulusan Bu Wati dalam merawat mereka. Melihat senyum Semi dan Hani tadi…, rasanya hati ini ikut bahagia,” ungkap Erika dengan mata berkaca-kaca.

Ketika gerimis kembali turun, para relawan pun pamit pulang.

“Sekali lagi terima kasih, Ibu-Ibu semua. Semoga selalu sehat dan panjang umur. Hanya Allah yang bisa membalas semua kebaikan ini,” ucap Wati dengan senyum yang tulus dan hangat.

Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Seratus Lima Puluh Ton Beras dan 300 Ribu Masker Medis untuk Warga Jadetabek

Seratus Lima Puluh Ton Beras dan 300 Ribu Masker Medis untuk Warga Jadetabek

12 Maret 2021
Tzu Chi Indonesia yang didukung Pengusaha Peduli NKRI bersama Kodam Jaya dan Polda Metro Jaya mulai menyalurkan 150 ton beras dan 300 ribu masker medis  (15/03/2021) untuk membantu ketahanan pangan masyarakat yang terdampak Covid-19 di Jabodetabek.
Menebar Kebaikan di Pondok Pesantren Al-Hikmah Rejo Basuki

Menebar Kebaikan di Pondok Pesantren Al-Hikmah Rejo Basuki

21 Maret 2025

Relawan Tzu Chi di Kutai Barat Kalimantan Timur mengunjungi Pondok Pesantren Al-Hikmah Rejo Basuki, Kutai Barat. Ini merupakan bagian dari program relawan untuk menebar kebaikan selama bulan Ramadan

Cinta Kasih dalam Sepotong Kue Bulan

Cinta Kasih dalam Sepotong Kue Bulan

23 September 2024

Tzu Chi Tebing Tinggi membagikan kue bulan dan sembako kepada 250 warga kurang mampu. Lewat pembagian kue bulan dan sembako ini, diharapkan masyarakat dapat merayakan festival kue bulan dengan penuh sukacita.

Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -