Menggapai Cita-Cita Tanpa Rasa Minder

Jurnalis : Febuany (He Qi Selatan), Fotografer : Febuany, Desi Amizir (He Qi Selatan)

Elias Basita seorang anak asuh yang tengah berdonasi untuk membantu sesama

Menanam benih kebaikan akan adanya jalinan jodoh yang baik dapat diwujudkan dalam  sikap saling berterima kasih sembari diiringi dengan perasaan suka cita. Bila telah melakukan hal tersebut maka akan mendapatkan karma baik. Perasaan tersebut juga dirasakan oleh Relawan He Qi Selatan dan Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi). Seperti biasa diawal bulan, Minggu pertama, 2 November 2014, He Qi Selatan selalu mengadakan gathering Gan En Hu. Tiap kegiatan ini selalu memberikan kesan yang menarik bagi diantara kedua belah pihak.

Penerima bantuan terdiri dari 27orang pasien dan 6 orang anak asuh. Di acara ini relawan dan penerima bantuan secara bersama-sama membaca 10 sila Tzu Chi, mendengarkan ceramah Master tentang  “Mengembangkan Kesadaran Untuk Melakukan Kebaikan”. Setelah itu menonton CD tentang kisah Urip Shixiong. Awalnya Urip Shixiong seorang penerima bantuan Tzu Chi dan saat ini ia telah menjadi bagian dari keluarga Tzu Chi dengan menjadi relawan. “Saya berbuat kebaikan tidak bisa dibandingkan dengan materi,” ungkap Urip Shixiong.

Urip Shixiong tengah membagikan pengalaman berharganya kepada penerima bantuan lainnya

Kemudian penerima bantuan dan relawan  bersama-sama melakukan Shou You “Tiga Tiada” dan “Satu Keluarga”. acara ditutup dengan pembagaian kartu untuk pasien dan anak asuh. Sambil menunggu antrian untuk dipanggil. Beberapa penerima bantuan seperti suami dari Hayati yang terkena kanker payudara dan ibunda dari Aro Pradana pasien kasus yang terlahir tanpa anus. “Saya ingin bersumbangsih walaupun saya bukan orang kaya.”

Anak Asuh  juga  berbagi pengalaman dalam acara ini. Salah satunya Elias Basita anak asuh yang bersekolah di SMK Bina Kusuma. Siswa kelas 3 ini mengambil jurusan Teknik Kendaraan Ringan, menerima bantuan Tzu Chi untuk bisa melanjutkan sekolahnya merupakan rezeki yang disyukuri.  “Rasa syukur ini memacu semangat saya untuk belajar secara sungguh-sungguh untuk menggapai cita-cita tanpa merasa minder karena dibantu Tzu chi,” tukas Elias. Hal senada diutarakan oleh  Randi siswa kelas 3 SMA Muttaqien, “Tzu Chi memberikan saya wawasan untuk menjaga lingkungan dan memberi bantuan untuk sesama walaupun kita dibantu”. Pernyataan dari penerima bantuan membuat relawan terharu. Sadar bahwa kesungguhan hati dengan niat baik dapat menjadi jembatan antara relawan dengan penerima bantuan selain itu bahwa masih ada insan yang mengasihi dan memberi perhatian kepada mereka.    

Ibunda Aryo menerima bantuan susu formula dari Tzu Chi


Artikel Terkait

Menciptakan Keharmonisan dalam Misi Amal

Menciptakan Keharmonisan dalam Misi Amal

24 Maret 2025

Relawan Tzu Chi Medan mengadakan Pelatihan Misi Amal yang dihadiri oleh dua narasumber dari Jakarta, Wie Sioeng (He Xin Misi Amal) dan Yully Kusnadi (Kepala Departemen Bakti Amal Tzu Chi). Pelatihan ini diikuti oleh 137 relawan.

Mendidik Kepedulian Melalui Celengan Bambu

Mendidik Kepedulian Melalui Celengan Bambu

26 November 2014

Melatih rasa jiwa sosial sudah sepatutnya ditanamkan sejak dini kepada anak-anak. Oleh karena itu, Kantor Perwakilan Tzu Chi Bandung mengajak siswa SD Cinta Kasih Cikadu untuk peduli pada sesama melalui sosialisasi misi amal Tzu Chi. Kegiatan ini   berlangsung pada tanggal 8 November 2014 dan dihadiri oleh sedikitnya 200 siswa.

Setetes Darah Penuh Kasih Tiada Batas

Setetes Darah Penuh Kasih Tiada Batas

23 Juli 2014 Yayasan Buddha Tzu Chi Pekanbaru mengadakan kegiatan donor darah, dengan setetes darah penuh kasih tiada batas ini diharapkan dapat menumbuhkan sikap tenggang rasa sesama. Sebanyak 114 Bodhisatwa yang masuk kriteria pendonoran darah sudah siap untuk berpartisipasi tuk berbuat kebajikan pada acara ini.
Dengan keyakinan, keuletan, dan keberanian, tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -