Menggenggam Niat Baik Seketika
Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy Lianto
|
| ||
Bertobat dan mengikrarkan sebuah tekad untuk membuang keserakahan dan keinginan berlebihan, menyebarkan benih kebajikan dan menebarkannya ke seluruh dunia, dapat tercapai atau tidaknya tergantung pada sekilas niat. Bila tidak memperhatikan, tidak menyadari, dan tidak bertobat, langit pun tidak berdaya membantu. Pada tanggal 3 Juli 2011, relawan Tzu Chi wilayah He Qi Barat melakukan kegiatan Kong Xiu atau kebaktian pada pukul 7.30 pagi di Aula Lantai 2 Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. Kegiatan ini bertujuan melatih diri para relawan, untuk lebih banyak mendengarkan dharma sejati dan melakukan segala kebajikan dengan menaati sila, melatih kesabaran dan mengutamakan kerendahan hati. Tahun ini adalah tahun pertobatan bagi insan Tzu Chi sedunia, yang mana pengertian bertobat ialah membersihkan batin dan mencegah agar jangan sampai ternoda kembali oleh niat atau perilaku buruk. “Karma buruk yang diciptakan manusia berlapis-lapis, sedangkan saat ini kalpa (perhitungan waktu dalam agama Buddha) menuju kiamat sudah mendekat, saat dimana bencana terus menerus telah memberikan sinyal peringatan, maka semua orang harus memiliki kewaspadaan, tekad untuk bervegetarian dan niat untuk bertobat,“ kata Master Cheng Yen dalam pesannya.
Keterangan :
Pertobatan juga dapat dilakukan dengan menerapkan pola makan vegetarian, karena menurut ajaran Buddha kita harus memperlakukan semua makhluk dengan hati penuh belas kasih, memupuk hati kewelasasihan kita dan tidak tega memakan daging makhluk hidup lainnya. Sekalipun wujud berbagai makhluk tidak sama, namun sama-sama memiliki hak untuk hidup di alam semesta. Hewan terlahir tidak diperuntukkan sebagai makanan manusia, hanya demi memuaskan nafsu di mulut malah mencelakai makhluk hidup lain. Kita dapat mengambil contoh nyata, yaitu kumbang dan tawon, saat mengambil madu tidak saja tidak melukai bunga dan buah, malah menghasilkan cairan madu; kupu-kupu mengambil sari bunga tanpa merusak kuntum bunga, malah menambah keindahan lingkungan. Manusia yang disebut sebagai makhluk paling berakal di dunia seharusnya lebih bijaksana dibandingkan makhluk lainnya, sehingga mampu melindungi dan menghargai semua makhluk berjiwa. Selain demi melindungi dan menghargai semua makhluk berjiwa, pola hidup vegetarian juga merupakan solusi untuk mengurangi pemanasan global. Pembakaran lahan untuk membuka sebuah peternakan baru, kotoran dari hewan ternak seperti sapi serta proses pembuatan makanan hewan merupakan penyumbang emisi gas karbon untuk pemanasan global. Seperti kata Master Cheng Yen, “ Segala kondisi tercipta oleh hati manusia. Ketika jiwa dan raga kita terbebas dari noda, pada saat itulah alam kehidupan ikut menjadi suci dan bersih.” Oleh karena itu,marilah kita genggam erat setiap niat baik yang timbul seketika dan mempertahankannya untuk selamanya. | |||
Artikel Terkait

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-127 di Manokwari, Papua
05 Agustus 2019Untuk memberantas penyakit mata di wilayah Papua, Tzu Chi mengadakan Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-127 di Rumah Sakit Bhayangkara Lodewijk Mandatjan, Papua Barat. Baksos yang diadakan pada 19-21 Juli 2019 ini ada 259 orang yang berhasil dioperasi. Pasien katarak 204 orang, dan pterygium sebanyak 55 orang pasien.

Menumbuhkan Minat dan Semangat Bervegetaris dengan Kelas Memasak Vegan
09 November 2022Kelas Memasak Vegan yang diadakan Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Medan bertujuan memperkenalkan masakan vegan kepada anak-anak. Ini juga sekaligus untuk menumbuhkan minat dan semangat bervegetaris sejak dini.
Mahasiswa dan Masyarakat Umum Mengenal Tzu Chi Lebih Dekat
12 Juli 2016Sejumlah mahasiswa dan masyarakat umum mengikuti kegiatan sosialisasi Tzu Chi yang digelar oleh Tzu Chi Bandung. Kini mereka mengenal sejarah dan misi kemanusiaanTzu Chi lebih mendalam.