Mengulurkan Kedua Tangan untuk Bersumbangsih bagi Pelestarian Lingkungan

Jurnalis : Rosy Velly Salim (He Qi Pusat) , Fotografer : Beh Guat Ngo (He Qi Pusat)

Para relawan memilah botol-botol, kaca, juga gelas plastik.

Sebanyak 26 relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Pusat, pagi itu (10/1/2024) sudah berkumpul di Depo pendidikan pelestarian lingkungan Pangeran Jayakarta, Jakarta Pusat. Mereka sedang menggarap ladang berkah dan menumbuhkan kebijaksanaan dengan mengikuti pemilahan barang daur ulang. Depo ke-8 Tzu Chi Indonesia ini usianya sudah menginjak satu tahun sejak diresmikan pada 15 Januari 2023.

Selain menjadi tempat belajar dan melatih diri bagi semua orang yang ingin memahami dan ikut serta melindungi bumi dari kerusakan, telah dilangsungkan pula berbagai kegiatan sosial untuk misi lainnya seperti amal, pendidikan, budaya humanis, kesehatan. Masyarakat sekitar juga mendukung dengan menjadi donatur barang daur ulang maupun sukarelawan.

Mardhiana Gunawan (60), relawan kembang yang rajin mengikuti pelestarian lingkungan setiap pekannya di hari Rabu, terlihat dengan telaten memilah botol, mengupas label botol satu per satu. Sudah sejak lama ia mengetahui adanya Yayasan Buddha Tzu Chi, baik dari DAAI TV maupun melihat tindakan nyata insan Tzu Chi di sekitarnya saat cucunya bersekolah di Sekolah Pahoa.

Mardhiana belum dapat bergabung bersama relawan Tzu Chi karena kesibukan. Jalinan jodoh mempertemukannya kembali ketika terdapat depo pelestarian lingkungan Tzu Chi di wilayah Pangeran Jayakarta yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. “Oktober di tahun 2023, saya ada oven (bekas usaha) yang sudah tak terpakai. Anak saya bilang ‘mama lebih baik itu disumbangkan saja ke Tzu Chi kan ada deponya di komplek sini.’ Dari sana, saya mulai mengetahui dan mengikuti kegiatan-kegiatan sosial yang ada di sini, seperti pelestarian lingkungan, donor darah, kunjungan kasih, hingga kini,” ujarnya.

Benih-benih kebajikan telah tertanam kuat dalam dirinya, sejak usia SMP kelas 1. “Kira-kira menginjak 45 tahun sudah saya menyeburkan diri dalam kegiatan sosial semenjak dari muda. Berawal dari tidak tega melihat saat itu banyak teman sekolah yang susah hidupnya, saya bilang ke Mama untuk bantu. Di sekitar saya jika ada yang susah seperti pemulung, berusaha kumpulkan barang untuk diberikan biar diolahnya. Adapula mengikuti pelayanan di gereja, maupun ke panti-panti jompo. Saya juga hobi berkebun, ada buat lubang biopori yang dari daun-daun rontokan pohon yang dapat dijadikan sebagai pupuk tanaman,” sambungnya.

Di rumah, tambah Mardhiana, ia juga sudah melakukan pilah-pilah barang yang masih bisa disumbangkan. Ia pun merasa senang bisa bersama di Tzu Chi membantu, menolong lebih banyak orang lagi. Dengan melakukan pelestarian lingkungan, ia dapat pula menyelamatkan bumi.

Octovianus Febby (paling kiri) dan Mardhiana Gunawan (paling kanan) terlihat penuh konsentrasi saat sedang membersihkan botol-botol, gelas plastik lepas dari labelnya bersama relawan Tzu Chi lainnya.

Octovianus Febby (75) di usianya yang tak lagi muda dan kondisi mata sebelah yang terganggu tetap aktif bersumbangsih sejak 2011 dengan kegiatan pelestarian lingkungan di wilayahnya, Cipinang. Ia bersama temannya, Max datang ke depo pendidikan pelestarian lingkungan kala itu.

“Pelestarian bermanfaat bagi kita semua umat manusia, Tuhan sudah menciptakan segala sesuatu, maka kita perlu menjaganya, merawatnya. Janganlah berbuat sampai mengecewakanNya, apalagi hingga terjadi sesuatu yang tidak diharapkan,” tuturnya.

Pemilahan barang-barang daur ulang, tambah Octovianus, diperlukan untuk mengurangi sampah yang dapat mencemarkan lingkungan akibat bertumpuk atau dibuang sembarangan, apalagi jika sampai ke perairan. Sehingga ikan-ikan menjadi terdampak bahaya.

“Saya adalah mantan pelaut. Sudah 25 tahun di laut, setelahnya bisa lebih mendekatkan diri menjadi umat, dan kini pelayanan di gereja dan di Tzu Chi. Bersyukur, yang dahulunya hanya mengenal tugas sebagai pelaut, kini bisa berjumpa dan mengerjakan tugas-tugas kemanusiaan,” sambung Octovianus.

Satu per satu kantong barang-barang sumbangan warga berupa botol-botol plastik bekas, gelas plastik bekas, botol kaca, CD/DVD dikeluarkan untuk dipilah para relawan. Bernaung di bawah kanopi, mereka merasakan kebahagiaan berbalut sebuah kebersamaan.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Mensosialisasikan Daur Ulang

Mensosialisasikan Daur Ulang

22 Oktober 2015

Di hari Minggu, 18 Oktober 2015 atau pekan ke-3 setiap bulannya, relawan Tzu Chi komunitas Hu Ai Pluit mengadakan kegiatan memilah barang daur ulang di depo mini, lapangan tenis Komplek Pluit Sakti, Jakarta Utara. Kali ini para peserta yang hadir sebanyak 55 orang relawan.

Merajut Jalinan Jodoh di Pelestarian Lingkungan

Merajut Jalinan Jodoh di Pelestarian Lingkungan

24 Mei 2018
Kegiatan pemilahan barang daur ulang di Point Depo Modernland pun telah berjalan yang ke-4 kalinya, 19 Mei 2018. Titik pemilahan barang daur ulang yang dibuka dan diresmikan pada 10 Februari 2018 lalu menjadi titik pemilahan baru di Tangerang. Titik pemilahan barang daur ulang inipun dikenal dengan nama Point Depo Modernland 
Kepedulian Terhadap Lingkungan dengan Kreasi Daur Ulang

Kepedulian Terhadap Lingkungan dengan Kreasi Daur Ulang

22 Maret 2017

Minggu, 19 Maret 2017, Perkumpulan Muda Mudi Tzu Chi (Tzu Ching) Medan mengajak anak-anak muda di kota Medan untuk bersama-sama belajar membuat kerajinan tangan berbahan dasar barang daur ulang.

 

Orang bijak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -