Menjadi Relawan dengan Sepenuh Hati

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah, Dokumentasi He Qi Barat 1

Komunitas relawan Tzu Chi di He Qi Barat 1 boleh berbangga karena memiliki beberapa relawan muda yang sangat bersemangat menjalankan misi kemanusiaan. Sebut saja Yulfitri, Dennis, Steve, dan Franki yang sepenuh hati mendampingi beberapa Gan En Hu atau penerima bantuan Tzu Chi jangka panjang. Salah satunya Tan Guek Suan (61) yang tinggal sebatang kara di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat.

Pertengahan Juli hingga September 2022, merupakan hari-hari yang begitu menguras tenaga, waktu, dan perhatian keempat relawan tersebut.  Hampir sepekan sekali mereka mengantar Tan Guek Suan ke rumah sakit yang menderita saraf kejepit. Satu waktu bahkan mereka sudah stand-by pukul empat pagi, menjemput dan mengantar Tan Guek Suan ke rumah sakit di Cibinong, Bogor, Jawa Barat untuk keperluan MRI, yakni pemeriksaan organ tubuh dengan teknologi magnet dan gelombang radio.

Yulfitri (tengah) bersama Caroline saat menjenguk Tan Guek Suan, Selasa 25 Oktober 2022. Yulfitri telah menjadi relawan Tzu Chi selama delapan tahun yakni sejak 2014 di Kota Medan. Dan baru delapan bulan ini ia pindah ke Jakarta.

Franki menggendong Tan Guek Suan pagi-pagi buta untuk pergi ke rumah sakit.

“Yang tak terlupa banyak ya, capeknya juga, senangnya juga. Saat Franki lagi gendong Ai (bibi), eh celananya robek. Hehe…, itu waktu pulangnya. Kalau paginya, jam 4 pagi itu, Shixiong Denis yang bantu angkat. Kebetulan siangnya dia kerja, jadi diganti dengan Shixiong Franki,” kenang Yulfitri saat menjenguk Tan Guek Suan, Selasa 25 Oktober 2022. Kunjungan kasih tersebut merupakan kali kedua bagi Yulfitri sejak Tan Guek Suan sembuh.

Di usia senjanya Tan Guek Suan hidup sebatang kara setelah suami dan anaknya meninggal. Bersyukur sejak Agustus 2020, ia dibantu Tzu Chi berupa biaya mengontrak rumah.

Mengupayakan yang Terbaik
Sekitar Mei 2022, relawan di komunitas He Qi Barat 1 juga tengah mendampingi Gan En Hu yang sudah Lansia dan sakit-sakitan, Lie Lee Li namanya. Kondisinya mengharuskan ada anggota keluarga yang menjaganya setiap saat. Namun Wandi anaknya, benar-benar tak ada waktu karena mesti bekerja. Lie Lee Li jadi tak terawat.

Steve, Yulfitri, dan Franki mengantar Tan Guek Suan di Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta.

Sembari menunggu persetujuan Wandi agar ibunya bisa dirawat di Panti Sahabat Baru, para relawan menawarkan Tan Guek Suan untuk sementara menemani Lie Lee Li, apalagi rumah mereka dekat.  Ada seorang donatur yang memberinya penghasilan dengan tugas utama menyuapi makan Lie Lee Li tiga kali sehari dan mengganti diapers. Tan Guek Suan pun setuju.

Ketika masuk bulan kedua, saat tengah mengganti diapers Lie Lee Li, pinggang Tan Guek Suan terasa sakit. Sejak itu ia tak bisa merawat Lie Lee Li lagi. Bahkan ia akhirnya tak bisa jalan.

“Relawan bantu saya. Dennis sama Franki angkat saya, gendong saya ke mobil, ke rumah sakit. Mereka seperti anak saya. Relawan kan juga tidak anggap saya orang lain,” kata Tan Guek Suan.

Jika tak pakai hati, menjadi relawan memang bakal terasa berat apalagi mendampingi para Gan En Hu yang perlu perhatian ekstra seperti Tan Guek Suan maupun Lie Lee Li. Karena itu para relawan ini menjalaninya dengan tulus dan hati yang senang.

“Kalau senangnya, kami sesama relawan itu saling akrab, jadi kami ke sananya (ke rumah sakit) juga dengan hati. Waktu pergi juga kami dengan senang hati bawa Ai pergi ke sana. Jadi sampai di sana sambil menunggu, kami juga enggak bosan karena partner kami semuanya bisa diajak kerja sama,” kata Yulfitri.

Dokter Toto Suryana dari Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng juga berkunjung dan melakukan pemeriksaan fisik terhadap Tan Guek Suan.

Sebagai relawan yang terbilang senior, Caroline sangat salut kepada para relawan muda di komunitasnya yang begitu penuh kasih dan saling bekerja sama menolong orang-orang yang membutuhkan.

“Kami ada banyak relawan, yang penuh cinta kasih. Shixiong Steve, Shijie Yulfitri bahkan mau untuk menggantikan diapers para Lansia. Hebatnya Steve kan macho, tapi dia bisa peluk (Gan En Hu Lansia) itu yang saya salut,” kata Caroline yang juga bahagia menyaksikan regenerasi relawan di komunitasnya.

Pada kunjungan kasih kali ini Yulfitri, bersama Caroline juga kembali mengajak Tan Guek Suan untuk mau tinggal di panti. 

“Karena Ai Tan Guek Suan ini kan hidupnya sebatang kara, sendirian di rumah. Rumahnya juga mengontrak. Kemarin waktu sakit, kami sudah coba mengusulkan, mau enggak ke panti. Karena di panti kan ada yang merawat, ada dokter, banyak teman. Karena kondisinya saat itu lagi sakit, jadi sulit masuk panti. Nah ini dia sudah sehat, kami mau ajak lagi,” kata Yulfitri.

Tan Guek Suan begitu bersyukur terus diperhatikan oleh para relawan Tzu Chi.

Tan Guek Suan sendiri sangat paham bahwa para relawan Tzu Chi menginginkan yang terbaik untuknya. Ia bukannya menolak, hanya saja merasa belum siap.

“Pikir-pikir dulu lah,” katanya sambil tertawa.

“Jangan pikir terlalu lama..,” jawab Caroline tersenyum.

“Iya.. ha ha..,” sambung Tan Guek Suan yang mengaku sangat senang dan bersyukur diperhatikan para relawan Tzu Chi.

Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Seperti Keluarga Sendiri

Seperti Keluarga Sendiri

27 Oktober 2014 Kegiatan yang rutin dilaksanakan ini untuk memberikan berbagai pelayanan, seperti memotong rambut, membagikan makanan, memberikan pijatan, hingga mengajak opa dan oma bernyanyi bersama guna membuat suasana lebih meriah.
Keputusan Cepat yang Menyelamatkan Jiwa

Keputusan Cepat yang Menyelamatkan Jiwa

20 Juni 2022

Ibu adalah sosok malaikat tanpa sayap yang bersedia memberikan seluruh kasihnya. Ibu adalah sandaran bagi anak-anaknya. Perjuangan seorang Ibu ketika melahirkan bertaruh nyawa demi anak. Ibu adalah sosok yang hebat dalam keluarga.

“Semangat Saya Kembali untuk Bisa Sembuh”

“Semangat Saya Kembali untuk Bisa Sembuh”

20 Agustus 2021
Setelah menunggu dua tahun karena keterbatasan biaya, akhirnya berkat bantuan Tzu Chi operasi kelainan pembuluh darah di otak Umi Komariatun dapat terlaksana melalui proses Gamma Knife pada 2021.
Seulas senyuman mampu menenteramkan hati yang cemas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -