Menjaga dan Merawat Rumah Insan Tzu Chi

Jurnalis : Suyanti Samad (He Qi Timur), Fotografer : Suyanti Samad (He Qi Timur)


Dengan bersemangat, 11 relawan Tzu Chi komunitas He Qi Timur membersihkan Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

Setelah memasuki gerbang Tzu Chi Center Jakarta, tanpa banyak bicara Tjen Nyat Tho (55), relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Timur langsung mengambil sikat pembersih kamar mandi dan berangkat menuju kamar mandi (wanita) yang terletak di lantai satu. Tanpa menggunakan sarung tangan dan penutup hidung, Tjen Nyat Tho menyikat kloset dan membersihkan lantai kamar mandi. “Membersihkan kamar mandi adalah ladang berkah besar bagi saya. Jarang adaorang yang mau menerima ladang berkah ini,” pungkas Ye Thou, panggilan singkat Tjen Nyat Tho. Ye Thou menambahkan, supaya kebersihan kamar mandi tetap terjaga maka dia harus melakukannya dengang sungguh-sungguh.


Setibanya di Tzu Chi Center, Tjen Nyat Tho (55) segera mengambil sikat kloset kamar mandi menuju ke kamar mandi wanita yang terletak di lantai satu.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Surya (67). Setelah selesai menyapu lantai ram di lantai satu, tepatnya sisi sebelah kiri, kakinya melangkah pasti menuju ke kamar mandi (pria) sambil membawa sapu dan pengki. Tanpa banyak bicara, ia langsung membersihkan lantai dan menyikat kloset kamar mandi. “Setiap orang pasti menggunakan kamar mandi. Bila kondisinya kotor, tidak ada orang yang akan menggunakan kamar mandi,” tukas Surya.

Bersih itu Seperti Olahraga
Hari Minggu keempat dalam setiap bulan adalah minggu bagi para insan Tzu Chi komunitas He Qi Timur berkumpul untuk melakukan kerja bakti membersihkan rumah kedua mereka, Tzu Chi Center yang terletak di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Di bulan Juni ini, tepatnya pada tanggal 30 Juni 2019, sebanyak 11 insan Tzu Chi komunitas He Qi Timur membersihkan rumah mereka di lantai satu.

Dengan langkah pasti, para insan Tzu Chi komunitas He Qi Timur mengambil peralatan kebersihan, melakukan pembagian kerja, dan melangkah menuju setiap ruang yang akan dibersihkan. Mulai dari lantai, jendela, pintu, kamar mandi, meja-kursi, dan sekat ruang, tidak ada satupun yang luput dari perhatian mereka.

Tanpa banyak bicara, Surya (67) langsung membersihkan lantai kamar mandi, menyikat kloset kamar mandi pria agar tetap bersih dan terjaga.

Seperti Cheniwati Citra, walau hampir memasuki usia 80 tahun, hal ini tidak membuat semangatnya pupus untuk turut serta dalam kegiatan kerja bakti ini. Minggu pagi itu, tanpa menunggu relawan datang, ia sudah bersemangat membersihkan jendela utama dekat ruang pantry depan. “Hobi. Demen bersih. Harus mulai dari diri sendiri, tidak mungkin mengharapkan orang lain,” singkat Chen-Chen, panggilan akrabnya. Menurutnya, dengan melihat yang bersih-bersih, hati menjadi senang dan indah. “Bersih itu indah. Dunia akan terlihat indah bila ada yang peduli pada kebersihan,” tambah Chen Chen. Setiap harinya Chen-Chen selalu datang membantu di kantin Tzu Chi Center, seperti membersihkan kulkas di kantin Tzu Chi dan lainnya.

Angela (47), salah satu relawan Tzu Chi merasa senang karena dapat mengajak dan menemani relawan lain turut serta membersihkan rumah keduanya. Tak lupa, Angela juga mengajak anaknya, Wina dalam kegiatan ini. Bagi Angela, suatu pekerjaan akan menjadi mudah apabila diselesaikan bersama-sama. “Saya selalu mengajarkan anak, bersih-bersih itu suatu pekerjaan yang setiap orang harus bisa lakukan. Suatu hari nanti kita akan berumahtangga, tidak setiap hari kita ada pembantu. Disinilah tempat kita belajar,” tutur Angela.

 

Angela (47 senang bisa mengajak dan menemani relawan abu putih turut serta membersihkan Tzu Chi Center, yang merupakan rumah kedua insan Tzu Chi.

Dengan selalu berpegang pada Kata Perenungan Master Cheng Yen, “Memupuk berkah tidak setiap hari kita bisa, dan memiliki kesempatan’, menjadi landasan utama bagi Angela memberikan pendidikan dini  kepada Wina yang telah beranjak remaja. ”Bersih-bersih, kayak kita sedang berolahraga, keluar keringat. Apalagi kita lebih banyak menggunakan air conditioner (AC). Pekerjaan yang banyak gerak, sangat jarang. Hari ini kita gerak-gerak tubuh,” imbuh Angela yang juga sering mengajarkan Wina untuk melakukan pekerjaan rumah, seperti mencuci piring, mengangkat jemuran pakaian, menyiram tanaman, dan yang terakhir, mengajarinya cara menggosok baju di akhir pekan. 

Seperti insan Tzu Chi lainnya, Wina (16) berjalan menuju ram sisi sebelah kiri, berhenti di salah satu jendela, duduk sambil mengulurkan tangan lengkap dengan kain menuju ke arah celah jendela.

Wina (16) adalah anak dari Guntur dan Angela yang merupakan insan Tzu Chi komunitas He Qi Timur. Wina juga terlibat sebagai salah satu bagian dari kelas budi pekerti Tzu Chi komunitas He Qi Timur. Pengetahuan tentang Tzu Chi sudah diemban Wina sejak dini. Seperti insan Tzu Chi lainnya, di hari Minggu itu Wina berjalan menuju ram sisi sebelah kiri, berhenti di salah satu jendela, dan kemudian ia duduk sambil mengulurkan tangan dengan kain menuju ke arah celah jendela. Dengan teliti, mata dan tangan Wina mulai bekerja membersihkan setiap celah jendela.

“Kalau bersih-bersih dilakukan setengah-setengah tidak bagus. Kalau mau bersih, harus bersihkan semuanya. Capek, tapi setelah itu nyaman lihatnya,” jelas Wina yang dengan senang hati berbagi rasa  lelah yang dirasakan mamanya selama ini. Angela menaruh harapan agar suatu hari Wina dapat hidup mandiri. “Biar nanti Wina keluar negeri sudah bisa mandiri, tidak kaget,” kata Wina.

Editor: Stella, Hadi P.


Artikel Terkait

Kesuksesan terbesar dalam kehidupan manusia adalah bisa bangkit kembali dari kegagalan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -