Menjaga Jalinan Jodoh di Tzu Chi

Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Dimin (He Qi Barat), Feranika Husodo (He Qi Utara), Hadi Pranoto

 

fotoThomas Shixiong, relawan Tzu Chi dari He Qi utara ini mengatakan dengan menjadi relawan biru putih itu bukan sebuah akhir perjalanan, tetapi justru langkah awal untuk menggenggam tanggung jawab yang lebih besar.

“Apakah gunanya training relawan bagi insan Tzu Chi?” Kisah di bawah ini mungkin bisa menjadi sebuah jawaban. Dikisahkan, pada zaman dahulu kala ada 2 orang penebang kayu, satu berusia muda, dan satunya berusia lebih tua. Dalam satu hari, penebang kayu yang muda sanggup menebang hingga 10 batang pohon, sementara yang tua hanya 7 batang pohon saja. Sehari, seminggu, hingga sebulan kemudian, jumlah pohon yang berhasil ditebang oleh penebang kayu yang muda terus menurun.

 

Terakhir, ia hanya mampu menebang 5 batang pohon saja. Anehnya, hasil kerja penebang pohon kayu yang tua lebih stabil, 7 pohon. Bahkan, terakhir ia bisa menebang 8 pohon.

Suatu hari, penebang pohon yang muda mengeluh dan bertanya pada rekannya, “Mengapa saya sudah bekerja keras dan lebih giat, tetapi hasil kerja saya justru menurun?”.  Sang teman pun menjawab, “Apa yang kamu lakukan selepas bekerja?” “Sepulang kerja aku makan dan langsung tidur beristirahat supaya besoknya bisa menebang pohon lebih banyak lagi,” jawabnya. “Nah, kau lupa satu hal. Kau lupa mengasah kapakmu. Setiap sore sehabis bekerja, aku selalu mengasah kapakku agar tetap tajam saat digunakan keesokan harinya. Setelah digunakan berkali-kali tentu kapak itu akan tumpul, dan itulah yang membuat mengapa hasil kerjamu semakin menurun,” jawab sang teman. Sang pemuda itu pun tersenyum. Ia kini paham mengapa meski secara fisik ia lebih kuat dan bekerja lebih keras dari temannya, tetapi lama-kelamaan hasilnya menurun. “Ternyata aku lupa mengasah kapakku,” gumamnya dalam hati.

Begitu pula dengan para relawan, jika hanya mengikuti kegiatan Tzu Chi tanpa memahami dan mendalami Dharma dan ajaran Master Cheng Yen, maka pelatihan dan pembinaan dirinya pun tak bertambah, justru terkadang akan bisa menurun. Karena itulah pelatihan relawan sangat diperlukan guna men-charge kembali semangat dan tujuan para relawan dalam menjalankan misi kemanusiaan di Tzu Chi.

foto  foto

Keterangan :

  • Empat hari sebelum pelaksanaan training, para relawan dari tim konsumsi sudah mulai bekerja untuk menyiapkan makan siang para peserta training relawan abu putih ini. (kiri)
  • Sekitar 470 peserta yang berasal dari 4 He Qi (Utara, Barat, Timur, dan Selatan) mengikuti Pelatihan Relawan Abu Putih pada tanggal 2 Oktober 2011 di Aula RSKB Cinta Kasih Tzu Chi. (kanan)

Pelatihan Relawan dari 4 He Qi
Ada yang berbeda dalam Pelatihan Relawan Abu Putih pada hari Minggu 2 Oktober 2011 ini. Jika sebelumnya training relawan abu putih dilaksanakan di masing-masing He Qi (Utara, Barat, Timur, dan Selatan) kini pelaksanaan training digabung dalam satu kegiatan. Bertempat di Aula RSKB Cinta Kasih Cengkareng, Jakarta Barat, training ini diikuti oleh sekitar 470 orang peserta.Training ini merupakan training lanjutan (ketiga kalinya) bagi para peserta, dengan demikian jika syarat-syarat lainnya telah terpenuhi dan mendapat persetujuan dari Ketua He Qi masing-masing maka para peserta ini akan berhak mengenakan seragam relawan biru putih.

Ada poin penting dalam pelatihan ini, yaitu bagaimana menumbuhkan semangat Tzu Chi dalam setiap diri relawan. Semangat itu adalah “Ketulusan, Kebenaran, Kepercayaan, dan Kejujuran”, atau disingkat dengan “4K”. Selain itu juga bagaimana mengembangkan rasa “Puas Diri, Bersyukur, Pengertian, dan Pemaaf”. Diharapkan dengan menggengam semangat tersebut, para relawan Tzu Chi dapat mengembangkan batin mereka dan mengurangi ”gesekan-gesekan” yang mungkin terjadi di antara sesama relawan pada saat menjalankan kegiatan.

Dalam kesempatan itu juga disampaikan persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap relawan untuk dilantik menjadi relawan biru putih: 1. Berkeinginan untuk melakukan kegiatan dengan sepenuh hati; 2. Tidak memiliki kebiasaan buruk; 3. Rambut tidak diwarnai; 4. Bergabung dalam kegiatan ‘membantu yang miskin dan menginspirasi yang mampu’; 5. Menyetujui peraturan Tzu Chi; dan terakhir menyetujui semangat Tzu Chi (4K).

foto  foto

Keterangan :

  • Para relawan melakukan pradaksina secara bersama-sama. Pradaksina dapat melatih pikiran dan batin kita supaya lebih tenang dan berkonsentrasi.(kiri)
  • Relawan Komite Tzu Chi mengajarkan gerakan isyarat tangan berjudul "Da Chan Hui" (Pertobatan Besar). Tema ini adalah tema besar bagi insan Tzu Chi di seluruh dunia.(kanan)

Training yang dimulai sejak jam 8 pagi hingga menjelang 6 sore ini membawa banyak berkah dan manfaat bagi para peserta. “Dalam training hari ini kita mendapatkan begitu banyak informasi, tetapi intinya hanya satu, yaitu semangat. Semangat Master Cheng Yen yang telah menyebar ke seluruh dunia, dan kita warisi, akan kita teruskan ke bawah,” kata Thomas Shixiong, relawan dari He Qi Utara. Menurut Thomas, dengan menjadi relawan biru putih itu bukan sebuah akhir perjalanan, tetapi justru langkah awal untuk menggenggam tanggung jawab yang lebih besar. “Kalau saya bilang capek, Master Cheng Yen lebih capek lagi. Semangat kerelawanan itu harus terus kita pompa. Kita harus tumbuhkan ‘memberi dengan sukarela, menerima dengan sukacita’,” kataThomas yang aktif di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Muara Karang. Di masa pensiunnya ini, hampir setiap hari Thomas menjalankan misi pelestarian lingkungan Tzu Chi.

Banyak juga di antara peserta training kali ini yang berasal dari Tzu Ching (muda-mudi Tzu Chi). “Jujur saja, tadinya saya nggak mau ikut training ini karena Tzu Ching sedang ada kegiatan lain, saya mau ikut yang itu,” ungkap Juliana Santy, salah satu peserta. Tapi atas saran dari seniornya di Tzu Ching, akhirnya Juliana pun memilih mengikuti training hari itu. “Training itu tugas dan kewajibanmu sebagai relawan dan sangat penting bagi kita, bukan hanya untuk memenuhi syarat kita untuk ganti seragam, tetapi untuk lebih memahami Tzu Chi,” kata Juliana mengutip perkataan seniornya di Tzu Ching.

Semangat yang sama juga disampaikan oleh Jesica, relawan dari He Qi Selatan. “Kita harus lebih bersemangat dalam menjalankan misi-misi Tzu Chi. Saat ini kita sudah berjodoh di Tzu Chi. Nah karena kita sudah berjodoh, mengapa kita tidak memeliharanya dengan baik,” kata Jesica, “seperti tanaman,  ia juga tidak bisa tumbuh dengan sendirinya. Tanaman harus disiram, dirawat, dan diberi pupuk agar subur, demikian pula dengan batin kita.” Jesica menegaskan, meski dalam menjalankan misi tersebut kita terkadang menghadapi kendala, ia menyarankan untuk menumbuhkan tekad yang kuat dalam menghadapinya. “Kita harus hadapi dengan ajaran-ajaran dari Master Cheng Yen. Prinsip-prinsip dari Master Cheng Yen juga sudah ada, kita tinggal menaatinya dan perbanyak berbuat kebajikan dengan lebih bersemangat lagi.”

 

 

Artikel Terkait

Menolong Orang Lain Berarti Menolong Diri Sendiri

Menolong Orang Lain Berarti Menolong Diri Sendiri

08 Juni 2022

Antusiasme para pendonor sejak pandemi dinyatakan Endemik sangat terasa. Seperti yang tampak pada kegiatan donor darah yang digelar Tzu Chi Tangerang kali ini. 

Ada Cinta Kasih di Dunia

Ada Cinta Kasih di Dunia

16 Februari 2011 Acara ramah tamah dengan donatur komunitas Yayasan Buddha Tzu Chi yang berlangsung di Graha Metropolitan Club House Jalan Kapten Sumarsono, Helvetia Medan, Minggu (13/2) malam berlangsung meriah.
Donor Darah Tzu Chi Padang Memeriahkan HUT Mahkamah Agung

Donor Darah Tzu Chi Padang Memeriahkan HUT Mahkamah Agung

21 Agustus 2017

Tzu Chi Padang bersama Palang Merah Indonesia Kota Padang turut memeriahkan hari ulang tahun Mahkamah Agung RI ke-72 yang jatuh pada Sabtu 19 Agustus 2017 dengan mengadakan donor darah. 

Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -