Menjalani Hidup Dengan Penuh Syukur

Jurnalis : Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Galvan dan Rangga (Tzu Chi Bandung)
 
 

foto
Relawan Tzu Chi beserta tim medis PMC membantu pasien yang baru saja mendapatkan tindakan operasi katarak.

Suatu bentuk kepedulian yang didasari oleh rasa cinta kasih serta jiwa tolong menolong terhadap sesama manusia, merasakan penderitaan, dan memberikan harapan baru bagi masyarakat yang memiliki kekurangan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

Kehidupan seperti ini yang dimanfaatkan secara positif oleh Yayasan Buddha Tzu Chi. Dengan melihat kekurangan dan penderitaan yang mereka alami, Tzu Chi senantiasa hadir untuk memberikan pertolongan kepada mereka. Maka pada tanggal 6-7 Juli 2013, Tzu Chi Bandung mengadakan bakti sosial operasi katarak dan minor secara gratis yang dilaksanakan di Priangan Medical Center (PMC), Jl. Nana Rohana No. 37, Bandung. Kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama antara Yayasan Buddha Tzu Chi kantor perwakilan Bandung dan Yayasan Dana Sosial Priangan (YDSP).

Sebanyak 21 pasien telah berhasil ditangani oleh tim medis dari PMC, diantaranya 10 pasien katarak, 7 pasien pterygium dan 4 minor. Sementara itu, sebanyak 16 relawan Tzu Chi Bandung turut membantu dalam pelaksanaan baksos ini. Bagi pasien yang dinyatakan lolos dalam screening, hal tersebut menjadi kabar baik bagi para pasien. Penantian selama mengidap penyakit tersebut akhirnya mendapatkan tindakan operasi dan membuka lembaran baru untuk menjalankan aktifitasnya sehari-hari, tentu hal ini berdampak pada peningkatan kualitas hidup dalam mengais rezeki.

foto  foto

Keterangan :

  • Para relawan Tzu Chi saling bahu membahu membantu pasien yang telah dioperasi untuk diantarkan pada ruang pemulihan (kiri).
  • Suasana ruang pemulihan bagi para pasein yang telah mendapatkan tindakan operasi katarak (kanan).

Tujuan diselenggarakannya kegiatan baksos operasi gratis ini adalah dapat meringankan beban para pasien yang masih kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Diharapkan setelah mendapatkan penanganan ini, para pasien dapat menciptakan harapan baru baik dari segi perekonomian dan kualitas hidup menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Menurut Herman Widjaja selaku ketua Tzu Chi Bandung, kerjasama baksos ini antara Tzu Chi dan YDSP membuahkan hasil yang manis, terbukti dari tiga kali berturut-turut mengadakan operasi gratis bagi warga yang mengidap katarak. Pada kesempatan kali ini, kedua yayasan sosial tersebut mengadakan baksos operasi tidak hanya baksos katarak saja, namun baksos operasi Trigium dan minor pun dilakukan pada kegiatan sosial ini.

"Ya, ini kita adakan kerja sama dengan Yayasan Dana Sosial Priangan dalam rangka bakti sosial operasi katarak dan minor. Kerja sama ini telah terjalin ketiga kalinya Baksos ini sudah berjalan dua hari kemarin dan hari ini, operasi pterygium kemaren itu ada 7 pasien, hari ini yang di operasi ada di rencanakan 15 untuk katarak dan operasi minor itu benjolan itu ada 5 pasien, kalau melihat hasil daripada kerjaan disini cukup baik dan pasien-pasien juga cukup puas sebagian juga ada yang harus di rawat inap dulu semalam untuk di cek keesokannya,” ucap Herman.

Rasa Bahagia
Membangkitkan rasa percaya diri bagi para pasien yang telah berhasil dilakukan tindakan operasi dan mendapatkan kesembuhan yang selama ini mereka nantikan adalah sebuah berkah yang tak ternilai. Kini kesempatan untuk membuka lembaran baru, siap bagi mereka hadapi dengan penuh syukur.

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan Tzu Chi yaitu Imelda memberi keterangan aturan pemakaian obat kepada salah satu keluarga pasein yang ikut dalam baksos operasi katarak (kiri).
  • Dokter Bambang (kanan) sedang melakukan tindakan medis terhadap salah satu pasein yang ikut dalam baksos operasi ini yaitu Maemunah (kiri) (kanan).

Baksos ini benar-benar terasa manfaatnya oleh para pasien selain meringankan beban mereka, hal ini pun berdampak pada psikologis pasien untuk menjalani hidup dengan penuh semangat. Hal ini dirasakan oleh salah satu pasien yang ikut dalam baksos katarak yaitu Maemunah (53), semenjak menderita katarak aktivitas Maemunah sering berdiam diri di rumah. Sebagai ibu rumah tangga tentu hal ini sangat mengganggu baginya, segala upaya ia coba untuk berobat pada rumah sakit namun lagi-lagi masalah biaya menjadi faktor utama bagi Maemunah.

"Ibu mulai terasa katarak itu sudah 2 tahun yang lalu, tapi karena biayanya itu sampai tidak terjangkau sama ibu dan darah ibu tinggi 180/200 tidakjadi. Allhamdulilah sekarang darahnya turun sampai 140/90. Ya.. Allhamdulilah sekarang ibu banyak terima kasih kepada yayasan ini bisa operasi saya sampai turun darahnya sampaibisa di operasi,” katanya.

Rasa bahagia menghinggapinya, kini harapan untuk melihat kembali terbuka lebar selain itu harapan untuk menjalani hidup dengan lebih baik pun semakin nyata besar. "Perasaan ibu lega ya, mengucapkan beribu terima kasih kepada yayasan, dan semua pengurus disini sampai ibu sekarang telah di operasi, sampai tadi sudah di tes mata ibu yang sebelah kiri, dan kini jelas semua sudah melihatnormal. Sekarang sudah bisa melihat lagi mudah-mudahan untuk seterusnya sembuh selamanya,” ungkap Maemunah.

Sebagai wujud dalam misi kesehatan, yayasan Buddha Tzu Chi terus memperluas cinta kasihnya hingga pelosok daerah. Sehingga apa yang dicita-citakan oleh Tzu Chi untuk hidup berdampingan tanpa membeda-bedakan status, agama, ras, dan golongan bisa tercapai. Sehingga di dunia ini penuh dengan jiwa kewelasasihan dan sikap keharmonisan antar sesama.

  
 

Artikel Terkait

Menanamkan Kepedulian Terhadap Lingkungan Sejak Dini

Menanamkan Kepedulian Terhadap Lingkungan Sejak Dini

23 Mei 2014 Bumi adalah rumah kita. Merupakan tugas kita semua untuk selalu menyayangi bumi layaknya kita menyayangi orang tua kita sendiri. Dalam memperingati hari bumi sedunia.
Suara Kasih: Memanfaatkan Tubuh dengan Baik dan Tidak Melupakan Budi Luhur

Suara Kasih: Memanfaatkan Tubuh dengan Baik dan Tidak Melupakan Budi Luhur

19 Juli 2013 Orang pada zaman dahulu sangat menjunjung tinggi nilai moralitas.  Sebagai anak-anak, mereka harus patuh pada orang tua. Berbakti pada orang tua merupakan hal yang sudah sepantasnya.
Harapan Baru Dunia Pendidikan

Harapan Baru Dunia Pendidikan

20 Juli 2011
Berbeda dengan murid di kelas Primary (setara Sekolah Dasar) yang tidak perlu ditemani oleh orang tua, kelas Nursery (play group) dan kelas Kindergarten (TK) masih terlihat banyak para orang tua murid yang memantau dan menunggui anak-anaknya di depan kelas.
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -