Menjangkau yang Terpencil, Mengobati dengan Cinta Kasih

Jurnalis : Jak Po (Tzu Chi Singkawang), Fotografer : Joni Willianto (Tzu Chi Singkawang)

Dokter Gigi Nina sedang memberikan penyuluhan kesehatan gigi kepada anak-anak dengan pendekatan yang interaktif dan menyenangkan.

Yayasan Buddha Tzu Chi Singkawang kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan Pelayanan Kesehatan kepada para warga di dusun-dusun terpencil. Pada Minggu, 27 Juli 2025, kegiatan Pelayanan Kesehatan dilaksanakan di Dusun Madi, sebuah dusun di Desa Tiga Berkat, Kecamatan Lumar, Kabupaten Bengkayang. Akses fasilitas kesehatan yang sangat terbatas di wilayah ini menjadi latar belakang utama pelaksanaan kegiatan ini.

Persiapan kegiatan dimulai jauh-jauh hari. Tim dari Tzu Chi Singkawang melakukan survei lokasi pada Selasa, 24 Juni 2025, mengunjungi Kampus Institut Shanti Bhuana (ISB) Bengkayang yang kemudian diajak bekerja sama dalam kegiatan ini. Dalam pertemuan tersebut, tim bertemu dengan Bapak Aloysius Hari Hardjawiyata, dosen ISB, serta Bapak Edison yang akrab disapa Pak Akong, tokoh masyarakat Bengkayang. Setelah diskusi, disepakati bahwa Dusun Madi menjadi lokasi pelaksanaan Pelayanan Kesehatan mengingat kondisi dan letak yang jauh dari akses pelayanan kesehatan umum.

Sebagai tindak lanjut, pada Sabtu, 19 Juli 2025, Tzu Chi Singkawang mengadakan pengenalan Tzu Chi kepada para relawan dari kalangan dosen dan mahasiswa ISB serta perwakilan warga Dusun Madi. Sosialisasi diadakan di kampus ISB Bengkayang dan dilanjutkan dengan pembagian tugas (jobdesk) kepada para relawan baru yang akan terlibat dalam Pelayanan Kesehatan.

Para warga atau pasien melakukan pengukuran tekanan darah, memastikan kondisi awal sebelum pemeriksaan lanjutan.

Pada Sabtu, 26 Juli 2025, tim logistik sebanyak 8 orang berangkat dari Singkawang menuju Dusun Madi. Menempuh jarak sekitar 65 km dengan waktu perjalanan kurang lebih 2 jam, tim tiba di lokasi dan langsung melakukan persiapan tempat pelayanan, dibantu oleh warga setempat. Malam harinya, para relawan menginap di rumah warga.

Keesokan harinya, Minggu, 27 Juli 2025, pada pukul 08.00 tim logistik menyerahkan sumbangan pakaian dari para donator kepada masyarakat Dusun Madi sebanyak 8 karung. Penyerahan dilakukan di gereja disaksikan Pendeta Timpul ReJerusalem, sesaat sebelum kegiatan ibadah dimulai.

Sebentar kemudian tim sukarelawan dari ISB Bengkayang datang, berboncengan sepeda motor, 25 mahasiswa-mahasiswi, 2 orang dosen dan 5 orang dari OMK (SMA). Menyusul tim medis gabungan sebanyak 30 orang tiba di lokasi sekitar pukul 10.00 WIB. Tim ini terdiri dari 15 orang tenaga medis dari Singkawang (dokter, perawat, dan apoteker), 5 orang tim medis dari Lanud Harry Hadisoemantri (1 dokter, 4 perawat dan apoteker), dan 10 orang dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bengkayang (seluruhnya dokter).

Dokter Liem melakukan pengecekan kadar gula darah sebagai bagian dari layanan skrining kesehatan bagi masyarakat.

Pelayanan kesehatan dimulai pukul 11.00 WIB, menyesuaikan dengan jadwal ibadah masyarakat setempat. Antusiasme warga begitu tinggi. Tercatat sebanyak 174 pasien berhasil dilayani oleh tim medis dalam satu hari tersebut.

Kegiatan bakti sosial dibuka dengan sesi penyuluhan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan sejak dini.

Dokter Nina memberikan penyuluhan tentang kesehatan gigi kepada anak-anak dengan cara yang menyenangkan dan edukatif. Setelah penyuluhan, beliau juga membagikan 92 paket berisi sikat gigi dan pasta gigi kepada anak-anak.

Kegiatan dilanjutkan oleh Yulia, A.Md.Gz, yang menyampaikan materi tentang gizi seimbang kepada para ibu, guna mendukung pertumbuhan anak dan kesehatan keluarga secara menyeluruh. Selanjutnya ada Dokter Rosita turut memberikan penyuluhan mengenai pentingnya kebersihan lingkungan, dengan menekankan peran sanitasi dalam mencegah berbagai penyakit, khususnya di daerah terpencil.

Bapak Tutun tengah menjalani pemeriksaan kesehatan umum oleh dr. Fridolyn Edgar dari IDI Bengkayang.


Salah satu pasien yang hadir adalah Tutun, pria berusia 58 tahun yang mengalami kebutaan sejak usia 12 tahun. Dengan tongkat di tangan, ia menyusuri area pelayanan di SD Negeri 6 Madi dengan bantuan para relawan Tzu Chi. Mulai dari pendaftaran, pemeriksaan tekanan darah, konsultasi dokter hingga pengambilan obat, Tutun didampingi dengan penuh perhatian.

Kegiatan ini mendapatkan sambutan positif dari berbagai tokoh masyarakat dan mitra kerja sama. Hal ini menunjukkan bahwa inisiatif pelayanan kesehatan yang dilakukan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat.

“Benar, setelah 10 tahun kami mengadakan pelayanan kesehatan di lima desa binaan di Kabupaten Landak, kini kami bergerak ke wilayah Kabupaten Bengkayang. Dusun Madi menjadi lokasi pertama,” jelas Ha Tjit Cjiong, PIC Pelayanan Kesehatan. Langkah ini pun disambut hangat oleh warga setempat.

Edison, tokoh masyarakat Bengkayang, mengungkapkan rasa terima kasihnya, “Terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi dan seluruh tenaga medis yang terlibat. Saya berharap kegiatan ini terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak warga.” Senada dengan itu, Kepala Dusun Madi, Leonardi, juga menyampaikan apresiasinya, “Kami sangat bersyukur atas pelaksanaan kegiatan ini. Semoga kegiatan serupa dapat terus hadir di dusun kami dan sekitarnya.”

Dokter Isabella dengan penuh perhatian memeriksa kondisi pasien dalam kegiatan bakti sosial kesehatan.


Antusiasme warga pun tampak dari tanggapan berbagai tokoh lain di masyarakat. Timpul Rejerusalem, seorang pendeta, mengatakan, “Warga sangat antusias karena dilayani dengan penuh kasih. Terima kasih kepada seluruh tim Tzu Chi.” Hal serupa juga diungkapkan oleh Eligia Monixa Salfarini, SM., MM, Dosen ISB Bengkayang. Ia menilai bahwa kegiatan ini menjadi wadah nyata untuk berkontribusi, “Baksos ini menjadi sarana nyata kami untuk berbagi dan melayani. Semoga bisa terus dilaksanakan dan memberikan dampak luas.”

Dukungan juga datang dari pihak tenaga kesehatan. Letda Kes dr. Sando Malau dari Lanud Harry Hadisoemantri menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat membantu masyarakat, khususnya mereka yang tinggal jauh dari fasilitas layanan kesehatan. Sementara itu, dr. Merry Fuji Astuti dari IDI Bengkayang menambahkan harapannya, “Harapan kami, baksos ini dapat menjangkau dusun-dusun terpencil lainnya di masa mendatang.”

Melalui kegiatan ini, Yayasan Buddha Tzu Chi tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan, tetapi juga membawa harapan dan cinta kasih bagi masyarakat yang selama ini sulit mengakses layanan medis. Semangat kolaborasi antarorganisasi dan keterlibatan relawan menjadi kunci kesuksesan pelaksanaan kegiatan di daerah terpencil ini.

Semoga langkah kecil ini menjadi cahaya bagi banyak jiwa dan membuka jalan bagi kegiatan kemanusiaan serupa di masa depan.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Hubungan Keluarga Terajut di Baksos Kesehatan Tzu Chi Batam

Hubungan Keluarga Terajut di Baksos Kesehatan Tzu Chi Batam

19 Oktober 2018

Sungguh jalinan jodoh yang luar biasa, akhirnya Pak Arto bisa menjalani operasi Katarak yang diadakan tanggal 13 Oktober 2018. Mulai dari screening, operasi sampai dengan post-op, Yana selalu setia mengantar, mendampingi, dan mengarahkan Pak Arto, seseorang yang bisa dikatakan tidak berhubungan dengannya.


Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-96:  Memperdalam Akar Tzu Chi Bali

Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-96: Memperdalam Akar Tzu Chi Bali

23 Desember 2013 Berkaitan dengan hal tersebutlah, Tzu Chi Bali yang kini telah berusia 10 tahun ingin bersumbangsih pada warga melalui sebuah kegiatan bakti sosial kesehatan Tzu Chi ke-96 yang bekerjasama dengan Kepolisian Daerah Bali.
Screening Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-111: Wujud Kepedulian Terhadap Sesama

Screening Baksos Kesehatan Tzu Chi Ke-111: Wujud Kepedulian Terhadap Sesama

28 Maret 2016
Cakupan wilayah Kabupaten Cianjur yang luas, menyulitkan dalam penyampaian informasi tentang baksos yang akan diadakan. Oleh karena itu, relawan mendapat dukungan dari para Bintara Pembina Desa (Babinsa) yang menyampaikan informasi mengenai baksos ini langsung kepada masyarakat, sehingga peserta yang mendaftarkan diri pun cukup banyak yaitu 876, di luar dari target yang telah ditentukan sebelumnya sekitar 400 peserta.
Bertambahnya satu orang baik di dalam masyarakat, akan menambah sebuah karma kebajikan di dunia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -