Menolong dan Mengobati Tanpa Pamrih

Jurnalis : Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Galvan (Tzu Chi Bandung)
 
 

fotoDengan ramah dan bersahabat, Lie Ye Sioe, relawan Tzu Chi Bandung menolong dan melayani para pasien sehingga para pasien merasakan kehangatan "Satu Keluarga".

Perjalanan baksos kali ini mempunyai cerita yang menarik dan menegangkan, yang tidak bisa dilupakan oleh tim Bakti Sosial (Baksos) Tzu Chi Bandung. Mulai dari salah satu bis yang ditumpangi relawan yang mogok, hingga saat perjalanan memasuki lokasi dengan menghadapi jalanan kecil yang berkelok tajam serta tanjakan dan turunan yang curam.

Yang cukup memompa adrenalin kami yang berada di dalam bus adalah pada satu tikungan yang disertai turunan yang tajam, semua yang berada di dalam bus berteriak kencang, karena bus yang kami tumpangi miring ke kiri seolah bus akan jatuh, karena di sampingnya adalah bukit terjal dengan kemiringan vertikal hampir 90 derajat. Syukurlah bus yang kami berjalan dengan lancar dan selamat sampai tujuan. Sungguh perjalanan yang tidak akan kami lupakan.

Melayani  Dengan Tulus
Rombongan relawan tiba di lokasi bakti sosial pada pukul 09.30 WIB. Baksos Kesehatan Umum dan Gigi ini dilaksanakan pada Minggu, 16 Mei 2010 di Panti Asuhan Siti Hamdana Sjamsoeddin yang beralamat di Kampung Babakan RT 01/RW07, Desa. Palasari, Kec. Cijeruk, Kab. Bogor. Kegiatan ini merupakan kerja sama Tzu Chi dengan Kementrian Pertahanan (KEMHAM). Sebagian besar pasien yang datang untuk diperiksa merupakan warga Kecamatan Cijeruk.  

Dengan melibatkan sekitar 37 tenaga medis: 14 dokter umum, 15 dokter gigi, 8 asisten apoteker, dan perawat, serta sekitar 60 relawan Tzu Chi (16 relawan abu putih, 30 relawan biru putih, 4 komite, dan 10 anggota Tzu Chi International Medical Association (TIMA). Tzu Chi memberikan pelayanan kesehatan kepada 468 pasien umum dewasa, 210 pasien umum anak, dan 60 pasien gigi. Total keseluruhan ada sebanyak 738 pasien yang berobat dalam Baksos Kesehatan Tzu Chi ini.

foto  foto

Ket : - Para relawan tengah mendata warga Desa Palasari, Kec. Cijeruk, Kab. Bogor yang mendaftar untuk              mengikuti bakti sosial yang diadakan oleh Tzu Chi Bandung.(kiri)
        - Relawan Tzu Chi menjelaskan aturan penggunaan obat kepada pasien yang telah berobat agar pasien             dapat meminum obat sesuai dengan aturan yang benar.(kanan)

Saat baksos berlangsung, tiba tiba hujan deras disertai angin yang cukup besar melanda daerah Bogor. Namun hal itu tidak dihiraukan oleh para relawan, dengan baju yang basah kuyup akibat guyuran hujan deras, tidak mengurungkan niat untuk melayani warga. Tidak hanya itu, pasien pun diantar dan dipayungi sampai dengan pengambilan obat.

Didasari dengan hati yang tulus, tanpa beban relawan menolong dan melayani para pasien sehingga para pasien merasakan kehangatan yang berarti. “Mereka kan ekonominya kurang mampu, apalagi untuk berobat, jadi harus sering-sering ke sini, sering kunjungi mereka,” ujar Lie Ye Sioe, salah seorang relawan.

Kebahagiaan Warga
Semua dokter yang melayani para pasien begitu bersemangat. Dokter Yuni (37), merasakan kebahagian yang tak ternilai harganya. Ia begitu bersemangat melayani pasien yang datang untuk diperiksa. Ia selalu tersenyum dan menyapa setiap pasiennya, “Selamat siang, Bu. Ibu sakit apa?”

Tidak hanya memeriksa, tetapi ia juga memberikan nasihat kepada pasiennya, bagaimana pola hidup sehat, dan tips agar tidak mudah sakit dan lelah.  “Senang bisa ikut membantu yang memerlukan,” ujar Yuni.

Bermacam-macam keluhan penyakit yang diderita oleh para pasien, beliau . Dr. Yuni memeriksa dengan hati-hati, walapun keadaan tenda penuh dengan para pasien yang berlindung dari derasnya hujan. “Yang paling banyak itu hipertensi, dermatitis (radang kulit), ISPA dan pegal-pegal,” tambahya.

foto  foto

Ket : - Dokter Yuni (37), merasakan kebahagian yang tak ternilai harganya. Ia begitu bersemangat melayani            pasien yang datang untuk diperiksa, dan melakukan yang terbaik dalam mengobati pasien. (kiri)
       - Relawan Tzu Chi Bandung, Ramly Permana, memberikan petunjuk atau arah kepada pasien yang            kebingunggan untuk berobat.   (kanan)

Dr. Yuni berharap, “Ke depannya, kegiatan ini lebih baik dan lebih teratur lagi. Tidak hanya baksos saja, tapi seperti homecare ke rumah. Kitanya yang datang ke sana, jadi ada jadwal bulanan untuk datang ke rumah warga.”

Rasa senang terpancar bagi warga Desa Palasari. Baksos yang diadakan oleh Tzu Chi Bandung, benar-benar bermanfaat bagi mereka. Selama ini mereka yang menderita berbagai penyakit hanya mengandalkan obat-obatan yang mereka beli di warung, karena untuk berobat ke dokter atau ke klinik-klinik terdekat mereka tidak mempunyai biaya yang cukup. Muslih (35), yang menderita sakit tenggorokan, badan letih, mual-mual dan demam adalah salah satu pasien yang berobat. “Alhamdulliah senang. Dengan adanya kegiatan ini sangat membantu bagi masyarakat. Saya sebagai orang kecil sangat berterima kasih kepada yang mengadakan kegiatan ini, karena sangat membantu sekali bagi kami yang tidak mampu,” ujar Muslih.

 

  
 
 

Artikel Terkait

Penantian yang Berbuah Manis

Penantian yang Berbuah Manis

02 September 2015

Penantian Muhammad Muslim untuk mendapatkan pengobatan pada matanya menjadi kenyataan saat insan Tzu Chi mengadakan Bakti Sosial Katarak gratis bekerja sama dengan Yayasan Dana Sosial Priangan (YDSP) pada Minggu, 23 Agustus 2015 di Priangan Medical Center, Jl. Nana Rohana No. 37, Bandung.

Pemberkahan Akhir Tahun 2017: Semangat Donasi Cinta Kasih

Pemberkahan Akhir Tahun 2017: Semangat Donasi Cinta Kasih

29 Januari 2018
Setiap tahun pada acara Pemberkahan Akhir Tahun juga dilakukan pelantikan terhadap komisaris kehormatan (Rong dong). Tahun ini dari 24 orang yang dilantik, salah satunya adalah Monalisa Halim, yaitu anak dari relawan Tzu Chi bernama Lie Na Djap.
Memahami Kanker, Menepis Mitos

Memahami Kanker, Menepis Mitos

01 April 2015 “Dari riset penelitan setiap tahun kasus kanker semakin bertambah jumlahnya, kanker merupakan penyebab kematian tertinggi ke 2 di dunia,” ujar dr. Rebbeca N Angka M.Biomed, salah satu pembicara. Wanita yang menjabat sebagai Penanggung Jawab Klinik Yayasan Kanker Indonesia ini juga menjelaskan bahwa pada tahap deteksi dini kanker, sebenarnya setiap orang berpeluang terkena penyakit kanker di setiap bagian tubuhnya.
Melatih diri adalah membina karakter serta memperbaiki perilaku.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -