dr. Liana, M.Biomed yang bertugas sebagai moderator dalam acara Healthy Talkshow yang bertemakan “Pentingnya Menjaga Kesehatan pada Lansia”.
Relawan Tzu Chi Medan pada 24 Mei 2025, menyelenggarakan acara Healthy Talkshow dengan tema “Pentingnya Menjaga Kesehatan pada Lansia”. Acara ini berlangsung di Gedung Yayasan Buddha Tzu Chi Cabang Medan, Kompleks Jati Junction, Medan. Kegiatan ini dihadiri oleh 41 orang relawan, delapan anggota TIMA, dan 24 tamu undangan.
Relawan Binjai, Sok Che, koordinator acara, mengajak lebih banyak relawan dan masyarakat untuk turut serta dalam acara ini, karena sangat penting bagi kesehatan pribadi. “Relawan harus sehat terlebih dahulu. Jika tidak sehat, bagaimana bisa membantu orang lain,”ucap Sok Che.
Acara Healthy Talkshow ini dipandu oleh dr. Liana M. Biomed, dalam sambutannya mengatakan manusia menua adalah sebuah kepastian karena merupakan hukum alam. “Kita tidak bisa memilih, yang bisa kita lakukan adalah menjalani sisa hidup dengan seha,” ucap dr. Liana.
Sok Che koordinator acara mengajak para relawan dan masyarakat untuk lebih banyak lagi mengikuti Healthy Talkshow selanjutnya.
Acara Healthy Talkshow ini menghadirkan dua orang pembicara, yakni dokter spesialis dari RS Regina Maris dan dr. Jeff Loren, M.Ked (Surg), Sp.OT (spesialis bedah orthopaedi dan traumatology) dan dr. Billi Sp. N (Dokter Spesialis Saraf). Sebelumnya para peserta diberi kesempatan untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah dan kadar gula secara gratis.
dr. Billi, Sp.N memberikan materi tentang penyakit stroke, penyakit ini sering menjadi penyebab kematian. Menurut dr. Billi, stroke adalah kondisi mendadak akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak, mata, atau sumsum tulang belakang.
Meskipun tidak dapat diprediksi, risiko stroke dapat diminimalkan dengan mengendalikan faktor-faktor seperti tekanan darah, kadar gula darah, kebiasaan merokok, kolesterol tinggi, dan riwayat keluarga. Ia juga menyebut penyakit Moyamoya yaitu, gangguan pembuluh darah otak yang sering ditemukan di Jepang, sebagai contoh faktor bawaan yang tidak dapat dikendalikan.

dr. Billi, Sp.N (Dokter Spesialis Saraf) membawakan topik “Mengenal Stroke dan Pencegahannya”.
dr. Billi menekankan pentingnya pemeriksaan rutin di rumah sakit atau klinik. Tekanan darah ideal untuk orang dewasa adalah 120/80 mmHg, sedangkan lansia diberi toleransi hingga 150/90 mmHg. Tekanan darah tinggi (hipertensi) meningkatkan risiko stroke.
Diabetes juga meningkatkan risiko stroke karena dapat merusak pembuluh darah. Kebiasaan merokok menyumbang risiko stroke melalui zat berbahaya seperti nikotin dan karbon monoksida. Begitu pula dengan kolesterol LDL tinggi yang bisa membentuk plak dan menyumbat pembuluh darah. Selain itu, gaya hidup juga mempengaruhi kesehatan, pola makan sehat, tidur cukup (7–8 jam dengan kualitas baik), dan olahraga rutin seperti jalan kaki sangat dianjurkan.
dr. Billi menambahkan, jika muncul gejala stroke seperti mati rasa atau kesemutan, penanganan harus segera dilakukan dalam waktu 4,5 jam untuk meningkatkan peluang pemulihan dengan obat yang tersedia, meskipun penggunaannya harus selektif.
dr. Jeff Loren, M.Ked (Surg.) menjelaskan materi tentang osteoporosis.
Pembicara kedua dr. Jeff Loren, M.Ked (Surg), Sp.OT membahas tentang osteoporosis yang umum dialami lansia. dr. Jeff Loren, M.Ked (Surg), Sp.OT menyampaikan osteoporosis adalah kondisi di mana tulang menjadi rapuh akibat menurunnya massa tulang.
dr. Jeff Loren mengungkapkan, menurut International Osteoporosis Foundation, satu dari tiga wanita dan satu dari lima pria usia di atas 50 tahun berisiko mengalami osteoporosis. Jika tidak dicegah, kondisi ini dapat mengurangi kualitas hidup karena tulang mudah patah.
Gejala osteoporosis meliputi nyeri pada tulang belakang, pangkal paha, dan pergelangan tangan. Faktor risiko meliputi usia, gangguan hormon, konsumsi obat tertentu, gaya hidup tidak sehat, kekurangan kalsium dan vitamin D, serta riwayat keluarga.
Pencegahan bisa dilakukan sejak muda melalui konsumsi kalsium dan vitamin D, olahraga, tidak merokok, menghindari alkohol, serta melakukan tes kepadatan tulang. Sumber kalsium antara lain susu, kacang-kacangan, dan sayuran hijau. Sumber vitamin D dapat diperoleh dari sinar matahari, dan kuning telur. Menurut dr. Jeff, penyerapan kalsium dari makanan pada orang lansia sudah tidak optimal, sehingga perlu tambahan suplemen dengan dosis 1000 mg/hari.
Yanti Yunita mendapat kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada kedua narasumber dalam sesi tanya jawab.
Acara Healthy Talkshow ini dilanjutkan dengan sesi tanya jawab interaktif dari para peserta yang hadir. Yanti Yunita seorang relawan tzu Chi berkesempatan menanyakan kepada dr. Billi tentang mitos masyarakat yang menyarankan menusuk jari penderita stroke agar darah keluar. dr. Billi menjawab bahwa secara medis, tindakan ini tidak disarankan karena berisiko infeksi dan tidak terbukti membantu pemulihan stroke.
Yanti juga bertanya kepada dr. Jeff tentang rekonstruksi ACL. dr. Jeff menjelaskan bahwa operasi ulang tidak selalu diperlukan, kecuali jika aktivitas sehari-hari terganggu atau terdapat cedera tambahan seperti pada meniskus. Jika tidak ditangani dengan baik, cedera ini bisa memicu osteoartritis di kemudian hari.
Darla Sigiro, peserta talkshow dari luar kota, menyampaikan rasa terima kasih kepada Tzu Chi atas terselenggaranya acara Healthy Talkshow yang telah menambah wawasannya tentang kesehatan.
dr. Juskitar, Sp.KJ anggota TIMA, menanyakan apakah gejala seperti kliyengan dan kebas bisa dijadikan parameter awal stroke. dr. Billi menjawab bahwa gejala tersebut belum tentu stroke, karena bisa disebabkan oleh kondisi lain seperti vertigo, gangguan penglihatan, atau masalah pada telinga, hidung, dan tenggorokan. Pemeriksaan lanjutan diperlukan untuk diagnosis yang tepat.
dr. Jeff juga menjelaskan tentang batas usia lansia untuk tindakan operasi setelah mengalami patah tulang akibat demensia atau jatuh. “Selama kondisi tubuh masih memungkinkan, operasi tetap bisa dilakukan. Saya pernah mengoperasi pasien berusia 83 tahun dan berhasil dengan baik.
Penyerahan plakat kepada kedua dokter sebagai narasumber dalam acara Healthy Talkshow yang bertemakan “Pentingnya Menjaga Kesehatan pada Lansia”.
Foto bersama setelah acara Healthy Talkshow selesai.
Roslina Yun seorang relawan Tzu Chi juga menanyakan tentang pen pada tulang yang patah apakah harus terpasang seumur hidup. dr. Jeff menjawab pertanyaan Roslina bahwa untuk pasien muda sebaiknya dilepas setelah tulang pulih agar tidak menyulitkan jika terjadi cedera ulang. Namun pada lansia, pen dapat dibiarkan karena akan menyatu dengan tulang seiring waktu.
Darla Sigiro salah satu peserta dari Brastagi mengungkapkan bahwa menjaga kesehatan di usia tua sangatlah penting. “Kesehatan adalah segalanya. Banyak uang pun tidak ada artinya jika tidak sehat. Saya sangat terbantu dengan informasi yang dibagikan malam ini,”ucap Darla yang menyampaikan terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Medan dan berharap acara serupa akan terus diadakan untuk menambah wawasan kesehatan bagi masyarakat.
Editor: Anand Yahya