Menumbuhkan Hati untuk Bersumbangsih

Jurnalis : Indri Hendarmin, Alice Pan (He Qi Utara), Fotografer : Alice Pan, Linawati Musim (He Qi Utara)

Relawan pelayanan

Relawan tim konsumsi bekerja sama sejak pukul 7 pagi menyiapkan makan siang bagi 230-an peserta Pelatihan Abu Putih Keempat pada Minggu, 6 September 2015 di Kantin Tzu Chi, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk.

Kesibukan begitu terasadi dapur relawan Aula Jing Si, lantai Basement, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara pada Minggu pagi, 6 September 2015. Para relawan hilir mudik menyiapkan berbagai sajian yang akan disantap oleh para peserta Pelatihan Relawan Abu Putih He Qi Utara Keempat. Meski pelatihan baru akan digelar pada pukul 8 pagi, tim relawan konsumsi telah bekerja bersama-sama sejak pukul 7 pagi.

Berbagai kegiatan seperti menyiapkan bahan masakan, hingga memasak dan menata dilakukan oleh para relawan. Wajah-wajah serius terlihat, terkadang terlampau serius, tapi sebenarnya mereka tengah mempersiapkan hidangan yang terbaik. Sebuah kuali berukuran besar di sisi dapur terus digarap menghasilkan gorengan nan lezat, dan di sisi lainnya, seorang relawan bergelut dengan kepulan uap dari kuah sup dari panci yang tengah dituangnya.

Relawan pelayanan

Go Chai Suan, Koordinator Tim Konsumsi (kanan) mengaku menemui beberapa kendala. Namun, menurutnya, berkat kesabaran dan kerja sama tim semua dapat teratasi.

Kegiatan ini terus berlangsung hingga semua sajian siap sedia. Tapi kegiatan tim relawan belum selesai. Kini, giliran para relawan pelayanan bergerak menuju kantin Tzu Chi untuk menata sajian tersebut di atas meja. Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang. Ruang kantin yang tadinya kosong kini telah terisi dengan meja-meja lengkap dengan makanan.  Ada nasi uduk, sayur asam, tempe iris sambal, ayam goreng vegetarian, dan kerupuk. Relawan pelayanan telah menatanya dengan indah. Usai menata, para relawan pelayanan kembali melakukan persiapan koordinasi untuk pelayanan saat jam makan yang akan segera tiba.

Go Chai Suan, relawan komunitas Hu Ai Jelambar yang juga menjadi koordinator tim konsumsi hari itu bersyukur dapat mengerjakan kegiatan hari itu dengan baik bersama timnya. Hobi memasak  yang dimilikinya telah membawanya aktif menjadi relawan konsumsi di Tzu Chi. Baginya, apapun yang bisa ia kerjakan, maka ia akan bersumbangsih dengan sepenuh hati. “Kata Master Cheng Yen, kita kerjakan aja, zuo jiu dui le (lakukan saja –red),” tuturnya disertai tawa kecil.

Relawan pelayanan

Usai menata sajian di atas meja konsumsi, relawan pelayanan tetap bersiaga untuk memberikan pelayanan saat jam makan siang tiba.

Diakuinya, dalam persiapan, tim konsumsi tidak sedikit menjumpai kendala-kendala. Namun,  dengan kesabaran dan kerja sama, kendala-kendala tersebut tidak berkembang menjadi masalah. Go Chai Suan berharap melalui santapan hari itu semua orang bisa bervegetarian dan menyelamatkan bumi yang sudah makin panas ini.

Tak berbeda dari itu, Suryawati, relawan Tzu Chi Komunitas Hu Ai Pluit yang juga mengemban tanggung jawab sebagai koordinator relawan pelayanan hari itu, mengaku bergabung dengan tim pelayanan karena memang dia senang beraktivitas. Relawan yang akrab disapa Ahong ini menuturkan, “Kadang-kadang kekurangan orang membantu, susah nyari orang yang mau membantu di bagian ini.” Sama seperti Go Chai Suan, kendala tersebut tak menyurutkan semangatnya.

Relawan pelayanan

Kalinda (kiri) dan Santi (kanan) merupakan relawan pelayanan termuda pada hari itu. Mereka dengan sukarela datang untuk ikut bersumbangsih bersama dalam membantu pelayanan hari itu.

Selain mereka, terdapat dua relawan muda di antara relawan pelayanan. Mereka adalah Santi dan Kalinda. Mereka datang bersumbangsih atas kemauan diri sendiri. Santi, mahasiswi tingkat tiga yang berdomisili di Muara Karang ini mengaku terinspirasi melihat teman-temannya yang aktif bersumbangsih di Tzu Chi. Ia pun datang dan bersumbangsih tanpa pamrih bersama relawan lain. Merasakan sukacita saat menjadi relawan, ia pun bertekad melalui dirinya ia ingin menginspirasi keluarganya untuk ikut bergabung menjadi relawan Tzu Chi.

Berbeda dengan Santi, Kalinda yang juga seorang mahasiswi, menuturkan bahwa di Tzu Chi dia dapat belajar budaya humanis. Mereka berdua, hari itu, di tim pelayanan adalah yang termuda. Bersama dengan relawan yang lain menumbuhkan kebijaksanaan dan kebahagiaan dalam Dharma.


Artikel Terkait

Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -