Menumbuhkan Rasa Syukur dan Cinta Kasih

Jurnalis : Lina Lecin (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Lina Lecin (Tzu Chi Pekanbaru)

Pertemuan keenam Kelas Budi Pekerti Qin Zi Ban Besar di Kantor Tzu Chi Pekanbaru dihadiri oleh 83 peserta.

Pada 8 Desember 2024, pertemuan ke-6 Kelas Budi Pekerti Qin Zi Ban Besar untuk siswa kelas 4 hingga 6 SD diadakan di Kantor Tzu Chi Pekanbaru, 8 Desember 2024. Acara dimulai pada pukul 10.00 WIB, dengan suasana penuh keharmonisan dan makna mendalam. Sebelum memulai kegiatan inti, seluruh peserta dengan khidmat memberikan penghormatan kepada Master Cheng Yen dan memberi salam hormat kepada Papa Mama dan Duifu Mama (mentor) masing-masing.

Kegiatan dimulai dengan pembacaan ikrar Xiao Pu Sa, yang diajarkan kepada anak-anak dalam rangka memperkuat tekad untuk menjadi Bodhisatwa Cilik yang berbudi luhur. Pembawa acara, Farida, seorang relawan Duifu Mama, membuka acara dengan penuh semangat. Dalam sambutannya, Farida mengajak seluruh peserta untuk bersama-sama membaca kata perenungan Master Cheng Yen, “Terhadap orang tua hendaknya kita tahu budi luhur mereka, selalu menghargai, dan berupaya untuk membalasnya.” Kata-kata tersebut menyentuh hati setiap peserta, mengingatkan mereka akan pentingnya rasa hormat dan bakti kepada orang tua.

Pada kesempatan ini para siswa diajak untuk membuat nasi kepal vege yang akan dipersembahkan untuk orang tua tercinta.

Athing, relawan Duifu Mama lainnya, melanjutkan dengan pesan penting tentang pentingnya ketulusan hati dalam setiap tindakan. Athing menceritakan sebuah kisah inspiratif yang disampaikan oleh Master, tentang seorang putri yang berbakti dengan ketulusan hati kepada ayahnya. Berkat kebaikannya, kesehatan ayahnya berangsur membaik. Athing mengingatkan para peserta bahwa ketulusan hati dalam berbakti kepada orang tua tidak hanya memberikan manfaat bagi keluarga, tetapi juga dapat menjangkau para Buddha dan Bodhisatwa. Para dewa pelindung Dharma akan selalu menjaga orang-orang yang tulus dalam niat baiknya.

“Orang tua adalah Buddha hidup dalam keluarga. Xiao Pu Sa harus berbakti kepada kedua orang tua dengan sungguh-sungguh dan merawat mereka dengan penuh rasa hormat,” tegas Athing, menekankan betapa besar peran orang tua dalam hidup kita. Pesan ini menjadi inti dari kegiatan hari itu, yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa bakti dan hormat di dalam diri anak-anak.

Para siswa membuat nasi kepal mereka masing-masing dengan penuh sukacita dan memamerkan hasilnya.

Pada bagian lain, tim konsumsi yang dipimpin oleh para relawan sejak pagi sudah mempersiapkan bahan-bahan untuk membuat nasi kepal vegetarian. Kegiatan ini merupakan bagian dari pelajaran yang mengajarkan para peserta untuk tidak hanya berbicara tentang bakti, tetapi juga melaksanakannya dalam tindakan nyata. Dengan bimbingan Duifu Mama, para Xiao Pu Sa mulai membuat nasi kepal vege sebagai persembahan untuk orang tua mereka. Para peserta terlihat sangat antusias dan penuh semangat saat meracik nasi kepal, sebuah simbol penghargaan kepada orang tua tercinta.

Keharuan dan kebahagiaan semakin terasa saat para orang tua menerima nasi kepal vege yang dibuat dengan penuh kasih oleh anak-anak mereka. Dalam momen itu, para Xiao Pu Sa tak lupa memeluk orang tua mereka sambil mengucapkan "gan en," sebuah ungkapan terima kasih yang sarat dengan rasa syukur. Sebuah momen yang sangat mengharukan bagi setiap keluarga yang hadir.

Suasana penuh haru dan membahagiakan ketika orang tua para siswa menerima persembahan nasi kepal vege yang dibuat anak mereka masing-masing.

Rayden Veyrenzo, salah seorang Xiao Pu Sa yang baru pertama kali membuat nasi kepal untuk ibunya, dengan senyum lebar berkata, "Saya senang dan bahagia bisa menyuapi mama makan. Untuk pertama kalinya, rasanya gembira sekali." Begitu juga dengan mama Rayden, yang merasa terharu dan mengungkapkan, “Kegiatan kelas hari ini sangat bagus. Terharu melihat anak saya yang biasanya hanya menyuguhkan teh, kali ini membuat nasi kepal sendiri dan menyajikannya untuk orang tua.”

Sebanyak 83 orang peserta hadir dalam kegiatan ini, terdiri dari para Xiao Pu Sa, orang tua, serta Duifu Mama yang memberikan bimbingan sepanjang kegiatan. Keberhasilan acara ini tidak hanya terletak pada kegiatan membuat nasi kepal vege, tetapi juga pada makna mendalam yang ditanamkan dalam diri setiap peserta mengenai pentingnya rasa hormat, bakti, dan ketulusan hati terhadap orang tua.

Rayden Veyrenzo, salah seorang siswa yang baru pertama kali membuat nasi kepal untuk mama tercinta, merasa sangat senang dan bangga.

Kegiatan ini berakhir dengan foto bersama yang penuh kebahagiaan, di mana setiap Xiao Pu Sa berpose dengan bangga bersama Duifu Mama dan orang tua mereka. Momen tersebut menjadi simbol dari keberhasilan kegiatan yang bukan hanya menyentuh hati, tetapi juga mempererat hubungan antara anak dan orang tua dalam cinta kasih yang tulus.

Dengan berakhirnya pertemuan ini, harapan besar pun muncul, bahwa semangat berbudi pekerti yang telah ditanamkan pada diri setiap Xiao Pu Sa akan terus berkembang dan memberikan manfaat bagi diri mereka, keluarga, serta masyarakat di sekitar mereka.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Belajar Menghargai Berkah

Belajar Menghargai Berkah

23 Oktober 2015

Pada 18 Oktober 2015, kelas budi pekerti Tzu Chi Tanjung Balai Karimun diadakan dengan tema “Saya Bisa Hasiskan Makanan Saya” dengan harapan anak-anak belajar untuk menghargai berkah dari makanan. Sebanyak 121 anak dengan penuh semangat mengikuti pembelajaran ini hingga mempraktikkannya pada sesi makan bersama.

Apa yang Terpenting dalam Hidupmu?

Apa yang Terpenting dalam Hidupmu?

13 Agustus 2018
Ada yang berbeda pada kegiatan kelas budi pekerti kali ini. Para Tzu Ching dan mahasiswa Taiwan hadir di tengah-tengah kegiatan. Pembelejaran kelas budi pekerti pun dibawakan oleh mereka, dan para Daai Mama hanya mendampingi saja.
Mendidik Anak Berbudi Pekerti Sejak Dini

Mendidik Anak Berbudi Pekerti Sejak Dini

24 Juli 2018
Memasuki tahun ajaran baru periode 2018-2019, Kelas Budi Pekerti di Tzu Chi Tanjung Balai Karimun kembali membuka pendaftaran untuk kelas Xiao Tai Yang, Minggu, 22 Juli 2018. Kelas Budi Pekerti yang rutin diadakan setiap bulan sekali ini bertujuan untuk mendidik anak-anak berbudi pekerti baik, bermoral, dan berakhlak. 
Walau berada di pihak yang benar, hendaknya tetap bersikap ramah dan bisa memaafkan orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -