Menyatukan Hati, Waspada Akan Bencana

Jurnalis : Antoni Adikrisna (Tzu Chi Sinar Mas), Fotografer : Willy, Anand Yahya

Kamp TTD 2015

Pada 8 dan 9 Agustus 2015, insan Tzu Chi dari Jakarta, Tangerang, Manado, Bandung, Makassar, Lampung, dan Medan mengikuti Kamp Tim Tanggap Darurat 2015 di Ciawi, Bogor.

Sinar matahari menyeruak masuk ke dalam tenda yang berada di salah satu vila di Ciawi, Bogor. Jam menunjukkan pukul 9 pagi. Suasana yang tadinya hening pecah. Seratusan orang berbaju biru, abu, dan putih duduk rapi.

Itulah suasana Kamp Tim Tanggap Darurat (TTD) 2015 yang diadakan selama dua hari yaitu pada 8 dan 9 Agustus 2015. Tujuan kamp ini, menurut Joe Riadi, Koordinator TTD Tzu Chi Indonesia, antara lain untuk membekali para relawan Tzu Chi dengan pengetahuan serta keterampilan untuk menghadapi bencana.

Kamp TTD 2015

Para peserta dibekali dengan berbagai pengetahuan dasar berkaitan dengan penanganan bencana.

Kegiatan pada kamp di hari pertama diwarnai dengan berbagai kelas yang mengajarkan prinsip-prinsip dasar pembagian bantuan saat bencana. Pemateri awal, Sudarno, menjelaskan penggolongan bencana serta skala bencana dari berbagai sumber yang telah diolah, Joe Riadi bersama Like Hermansyah dan Suriadi menekankan pentingnya prinsip pembagian bantuan yakni langsung dan prioritas kepada para korban bencana.

Kamp TTD 2015

Para peserta juga diajak melakukan praktek langsung seperti teknis memasang dan membongkar tenda.

Tak berbeda dari itu, Dr. Toni memberikan pengetahuannya mengenai pertolongan pertama pada korban bencana. Wajah para relawan nampak serius mendengarkan pemaparan satu per satu pemateri, beberapa tampak sibuk mencatat. Hingga tak terasa matahari terbenam. Tapi seolah tak kenal lelah, para relawan kembali memulai sesi kelas di malam hari dengan cerita dari Hok Lay mengenai cara membangkitkan cinta kasih para penerima bantuan.

Kamp TTD 2015

Simulasi bencana memberi kesempatan bagi para peserta untuk berdiskusi untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh panitia.

Pada hari kedua kamp, sesi lebih banyak diisi dengan simulasi menghadapi situasi bencana. Para peserta dibagi ke empat kelompok yang masing-masing menghadapi situasi bencana yang berbeda.

Tak hanya itu, para peserta juga diminta membangun tenda darurat Tzu chi yang acap kali digunakan saat bencana. Kerja sama dibutuhkan agar dapat menyatukan hati para relawan saat menghadapi situasi yang genting. Insan Tzu Chi berharap apa yang telah didapat dapat menjadi bekal agar para relawan dapat meringankan penderitaan sesama saat terjadi bencana.


Artikel Terkait

Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -