Menyatukan Keluarga
Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya
|
| ||
Merangkai Kata Perenungan Tujuan dari permainan ini adalah untuk selalu menjalankan kata-kata perenungan Master Cheng Yen dalam kehidupan keluarga sehari-hari. “Permainan ini untuk mengingatkan kembali kepada siswa makna dari Kata Perenungan Master Cheng Yen dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana anak berbakti kepada orang tuanya dan selalu berbuat kebajikan,” ungkap Rosvita, salah satu pengajar Da Ai Mama yang memandu acara. Selain itu peserta juga diajak untuk bernyanyi sambil bermain games yang dipandu oleh Erni Lindawati, salah satu guru Da Ai Mama. Dengan lagu “Satu-satu Aku Sayang Ibu” Erni mengajak peserta yang hadir berdiri dari kursi. Tangan kiri anak mengacungkan telunjuknya ke atas dan tangan kanan mamanya dengan posisi tertelungkup, saat lagu jatuh pada “Aku sayang Ibu”, tangan ibu dengan cepat menangkap jari telunjuk kiri anak, sedangkan si anak harus berusaha agar jari telunjuknya tidak tertangkap oleh tangan mamanya. Permainan ini tanpa disadari menyegarkan suasana dan menambah kedekatan anak dengan orang tuanya.
Ket : - Mencium Mama. Fernando tanpa ragu-ragu mencium pipi mamanya dengan penuh kasih sayang. (kiri) Acara perayaan Hari Ibu oleh Da Ai Mama ini juga menampilkan drama dengan tema “Segelas Susu Hangat”. Drama ini menceritakan seorang anak yang sangat menyesal karena menunda baktinya terhadap orang tua. Drama ini mengajak para siswa untuk jangan menunda untuk berbakti kepada orang tua karena menyesal di kemudian hari tidak akan ada gunanya. Acara ini juga memperkenalkan guru-guru Da Ai Mama yang akan mengajarkan pendidikan budi pekerti dengan kata-kata perenungan Master Cheng Yen di daerahnya masing-masing. Para guru ini nantinya akan membuka kelas pendidikan budi pekerti di Bogor, Tangerang, Bekasi, dan daerah lainnya.
Ket : - Menangis saat sharing. A Siong salah satu peserta yang ikut dalam perayaan hari ibu Daai mama ini menangis terharu dengan kata-kata perenungan Master Cheng Yen yang sangat menyentuh hatinya. (kiri). Teringat Sang Mama Fernando adalah salah satu anak yang ditinggal mama kandungnya wafat saat ia masih berumur 5 tahun. Ia merasa sedih ketika teringat betapa sang mama sangat menyayanginya saat ia kecil. Bagi Fernando, kehadiran Mama Suryani menjadi pengobat kerinduannya. Apalagi Mama Suryani juga sangat sayang padanya. Untuk itu, Fernando tanpa ragu-ragu mencium pipi Mama Suryani sambil menangis. Mama Suryani pun menangis saat Fernando mencium pipi dan membasuh kedua tangannya. Dari kegiatan ini Fernando mendapat satu pelajaran yang sangat berarti bagi dirinya, betapa kasih sayang orang tua itu tak ternilai harganya dan jangan pernah menunda untuk berbakti pada orang tua dan berbuat kebajikan. | |||
Artikel Terkait
Launching Pembuatan Hollow Brick
25 Maret 2015 Agar warga binaan pemasyarakatan terampil dan kreatif setelah melewati masa pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan, Lapas kelas IIA Muaro Padang melanjutkan kerjasama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Padang untuk memberikan binaan dengan pembuatan batako (hollow brick)
Perlu Kesadaran Dalam Memanfaatkan Lingkungan
17 Januari 2014 Saat malam tiba, paket bantuan Tzu Chi pun sudah siap diberikan. Dan tepat pada pukul tujuh malam sebanyak 800 warga korban kebanjiran dari tujuh RT di Kelurahan Cipinang Melayu sudah berbaris untuk mengambil barang bantuan.
Perbuatan Kecil Amal Besar
08 April 2011Bertempat di Sekolah Sinar Dharma di Jalan Jembatan Lima, pada tanggal 20 Maret 2011, Yayasan Budha Tzu Chi bekerja sama dengan Sekolah Sinar Dharma mengadakan kegiatan donor darah untuk pertama kalinya di sekolah ini.