Menyatukan Perbedaan
Jurnalis : Hong Thay (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Hong Thay (Tzu Chi Pekanbaru)
|
| ||
Buka Puasa Bersama Acara buka puasa dimulai sekitar pukul 16.30 WIB, diawali dengan pemberian penghormatan kepada Master Cheng Yen, pendiri Tzu Chi dan guru yang sangat kita hormati dan cintai. Tanpa perjuangan beliau, Tzu Chi tidak akan pernah ada dan berkembang hingga ke 47 negara. Setelah itu, para Gan En Hu diajak untuk mengenal Tzu Chi lebih jauh. Selama ini Tzu Chi hanya dikenal lewat pakaian yang dikenakan oleh relawan— abu putih atau biru putih. Semakin kita mengenal Tzu Chi, semakin kita sadar bahwa cinta universal yang diberikan relawan Tzu Chi adalah cinta tulus tanpa pamrih karena kita adalah ”Satu Keluarga”. Walaupun kita bukan lahir dari ibu yang sama, bukan dari keyakinan yang sama, namun kita sama-sama tinggal di Bumi Lancang Kuning dan menghirup udara yang sama. Perbedaan itu indah dan suatu berkah bila manusia bisa saling menghargai dan menyayangi. Cinta dapat menjembatani perbedaan yang ada di dalam keluarga besar Tzu Chi. Inilah kata sambutan yang diberikan oleh Ketua Tzu Chi Pekanbaru, Lutiana atau yang akrab dipanggil Tishe ini. Suasana rukun dan hangat terasa sekali saat itu. Selain itu, Tishe Shijie juga mengajak semua Gan En Hu untuk ikut berpartisipasi menjadi relawan Tzu Chi.
Ket : - Sabtu, 4 September 2010, Tzu Chi mengadakan acara buka puasa bersama Gan En Hu (pasien penerima bantuan pengobatan Tzu Chi) di Kantor Tzu Chi Pekanbaru, Jl. A. Yani No. 42 E-F Pekanbaru. (kiri) Cikal Bakal Tzu Chi dari Celengan Bambu Ibu Defri Wilda, Ibunda Lara Ananda Putri (Pasien Hydrocepalus) mau menyisihkan sedikit uangnya ke celengan bambu untuk membantu meringankan penderitaan orang lain dan amal kebajikan yang diperbuat dapat memberikan berkah kesembuhan bagi putri tercintanya. Dalam ajaran agama Islam yang dianutnya ada anjuran ”Berobatlah dengan bersedekah”, dan itulah yang coba diterapkan Ibu Delfi. Dengan susah payah mengendong Lara, Ibu Defrii tetap memenuhi undangan buka puasa Tzu Chi sebagai wujud ungkapan terima kasih dan syukur. Kita doakan semoga harapan Ibu Defri bisa terwujud. Master Cheng Yen juga selalu mengingatkan kita bahwa ”berdana bukanlah hak khusus yang dimiliki orang kaya, melainkan perwujudan dari sebuah cinta yang tulus”. Semoga masih akan muncul lagi Ibu Defrii yang lain.
Ket : -Anggota Tzu Ching dan anak-anak Kelas Budi Tzu Chi memperkenalkan salah satu budaya humanis Tzu Chi, isyarat tangan (shou yu). (kiri). Hati merasa senang bila dapat membantu meringankan penderitaan orang lain lewat celengan bambu. Kegembiraan itu diwujudkan dalam lagu dan isyarat tangan ”Senyuman Terindah”. Dilanjutkan kemudian dengan doa universal versi Tzu Chi. Kemudian, Syahrial Shixiong melanjutkan dengan doa secara Islam sebelum buka puasa. Kita yakin dengan berdoa bersama dapat mengubah energi negatif menjadi energi positif. | |||
Artikel Terkait

Mengawali Bedah Rumah Tahap ke-3 di Kamal Muara
21 Maret 2022Setelah bedah rumah tahap pertama dan kedua, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kini kembali memulai program bedah rumah tahap ke-3 di Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara.
Bertemu Mereka yang Berkebutuhan Khusus di Maruyung
25 Juli 2018Peresmian Jembatan Simpay Asih Sungai Cilaki
23 Desember 2015Dalam kurun waktu kurang dari satu bulan sejak peletakan batu pertama pada 7 April 2015, proses pembangunan Jembatan Gantung Sungai Cilaki telah rampung dan diresmikan pada 18 Desember 2015, di Lapang, Kampung Haminten RT 01 / RW 08, Desa Panyirapan, Kec. Soreang, Kab. Bandung.