Menyatukan Perbedaan

Jurnalis : Hong Thay (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Hong Thay (Tzu Chi Pekanbaru)
 
 

fotoDefri Wilda, Ibunda Lara Ananda Putri (Pasien Hydrocepalus) mau menyisihkan sedikit uangnya ke celengan bambu untuk membantu meringankan penderitaan orang lain.

Sabtu, 4 September 2010, cuaca di kota Pekanbaru begitu indah, seindah dan segembira hati relawan Tzu Chi yang mempunyai niat luhur untuk mengadakan acara buka puasa bersama Gan En Hu (pasien penerima bantuan pengobatan Tzu Chi) di Kantor Tzu Chi Pekanbaru, Jl. A. Yani No. 42 E-F Pekanbaru.  Waktu baru menunjukkan pukul 15.30 WIB dan Gan En Hu pun sudah mulai berdatangan. Tersirat kegembiraan di wajah anak-anak, remaja maupun orangtua.

Buka Puasa Bersama
Pak Ibrahim, salah seorang Gan En Hu yang memiliki keterbatasan fisik tetap datang memenuhi undangan Buka Puasa Bersama Tzu Chi ini. Walau dengan susah payah dan harus dipapah untuk naik ke lantai 3, namun hal ini tidak mematahkan semangatnya mengikuti acara ini. ”Saya sudah menerima undangan dari Tzu Chi dan saya wajib untuk datang,” tegasnya. Sungguh suatu sikap yang terpuji. Pak Ibrahim juga merasa senang sekali karena walaupun ia dan relawan berbeda keyakinan, tetapi bisa hidup rukun seperti satu keluarga.

Acara buka puasa dimulai sekitar pukul 16.30 WIB, diawali dengan pemberian penghormatan kepada Master Cheng Yen, pendiri Tzu Chi dan guru yang sangat kita hormati dan cintai. Tanpa perjuangan beliau, Tzu Chi tidak akan pernah ada dan berkembang hingga ke 47 negara. Setelah itu, para Gan En Hu diajak untuk mengenal Tzu Chi lebih jauh. Selama ini Tzu Chi hanya dikenal lewat pakaian yang dikenakan oleh relawan— abu putih atau biru putih.

Semakin kita mengenal Tzu Chi, semakin kita sadar bahwa cinta universal yang diberikan relawan Tzu Chi adalah cinta tulus tanpa pamrih karena kita adalah ”Satu Keluarga”. Walaupun kita bukan lahir dari ibu yang sama, bukan dari keyakinan yang sama, namun kita sama-sama tinggal di Bumi Lancang Kuning dan menghirup udara yang sama. Perbedaan itu indah dan suatu berkah bila manusia bisa saling menghargai dan menyayangi. Cinta dapat menjembatani perbedaan yang ada di dalam keluarga besar Tzu Chi. Inilah kata sambutan yang diberikan oleh Ketua Tzu Chi Pekanbaru, Lutiana atau yang akrab dipanggil Tishe ini. Suasana rukun dan hangat terasa sekali saat itu. Selain itu, Tishe Shijie juga mengajak semua Gan En Hu untuk ikut berpartisipasi menjadi relawan Tzu Chi.

foto  foto

Ket : - Sabtu, 4 September 2010, Tzu Chi mengadakan acara buka puasa bersama Gan En Hu (pasien                penerima bantuan pengobatan Tzu Chi) di Kantor Tzu Chi Pekanbaru, Jl. A. Yani No. 42 E-F Pekanbaru.                (kiri)
        - Relawan dan para Gan En Hu berdoa bersama sebelum acara berbuka puasa. (kanan)

Cikal Bakal Tzu Chi dari Celengan Bambu
Ruangan aula dipenuhi sekitar 150 orang. Walaupun ruangan penuh sesak, tidak menyurutkan semangat mereka untuk mengikuti acara selanjutnya, yaitu pengenalan budaya celengan bambu. ”Dana Kecil Amal Besar”, kisah celengan bambu merupakan cikal bakal berdirinya Yayasan Budha Tzu Chi dan tetap terpelihara hingga saat ini. Selanjutnya peserta yang membawa celengan bambu menyerahkan celengan bambunya untuk disumbangkan ke Tzu Chi untuk membantu orang lain yang kurang beruntung. Sungguh suatu pemandangan yang sangat mengharukan, di tengah kesulitan hidup, mereka masih rela menyisihkan uang untuk ditabung di celengan bambu. Sungguh satu niat mulia yang perlu terus dipupuk. Master Cheng Yen selalu mengingatkan kita, ”Jangan menganggap enteng perbuatan baik sekecil apapun, karena bila terhimpun menjadi satu merupakan bantuan yang berharga dan bermanfaat bagi orang lain.”

Ibu Defri Wilda, Ibunda Lara Ananda Putri (Pasien Hydrocepalus) mau menyisihkan sedikit uangnya ke celengan bambu untuk membantu meringankan penderitaan orang lain dan amal kebajikan yang diperbuat dapat memberikan berkah kesembuhan bagi putri tercintanya. Dalam ajaran agama Islam yang dianutnya ada anjuran ”Berobatlah dengan bersedekah”, dan itulah yang coba diterapkan Ibu Delfi. Dengan susah payah mengendong Lara, Ibu Defrii tetap memenuhi undangan buka puasa Tzu Chi sebagai wujud ungkapan terima kasih dan syukur. Kita doakan semoga harapan Ibu Defri bisa terwujud. Master Cheng Yen juga selalu mengingatkan kita bahwa ”berdana bukanlah hak khusus yang dimiliki orang kaya, melainkan perwujudan dari sebuah cinta yang tulus”. Semoga masih akan muncul lagi Ibu Defrii yang lain.

foto  foto

Ket : -Anggota Tzu Ching dan anak-anak Kelas Budi Tzu Chi memperkenalkan salah satu budaya humanis Tzu           Chi, isyarat tangan (shou yu). (kiri).
         - Relawan berterima kasih dan bersyukur kepada para penerima bantuan pengobatan Tzu Chi karena             telah diberi kesempatan berbuat kebajikan. (kanan)

Hati merasa senang bila dapat membantu meringankan penderitaan orang lain lewat celengan bambu. Kegembiraan itu diwujudkan dalam lagu dan isyarat tangan ”Senyuman Terindah”. Dilanjutkan kemudian dengan doa universal versi Tzu Chi. Kemudian, Syahrial Shixiong melanjutkan dengan doa secara Islam sebelum buka puasa. Kita yakin dengan berdoa bersama dapat mengubah energi negatif menjadi energi positif.

Kini tibalah waktu yang dinanti-nantikan, saatnya berbuka puasa. Semua Gan En Hu dan keluarga dengan tertib turun ke lantai dua untuk menikmati hidangan yang sudah disiapkan oleh para relawan. Hari ini Gan En Hu dan keluarga merasa sangat gembira. Di samping hidangan yang lezat, kehangatan dan cinta kasih yang tulus relawan sangat mereka rasakan. Sebuah bingkisan Lebaran diberikan agar para Gan En Hu ini bisa merayakan Idul Fitri dengan penuh sukacita. Semoga Kerukunan yang ada dapat terus berkembang dan kedamaian dapat terwujud. Seperti yang pernah disampaikan oleh Master Cheng Yen, ”Merupakan suatu berkah apabila sesama manusia dapat saling menghargai dan saling bersyukur.”

  
 
 

Artikel Terkait

Sosialisasi Tima Di Singkawang

Sosialisasi Tima Di Singkawang

13 November 2017

Tim Medis Tzu Chi (TIMA) Singkawang menggelar gathering yang diikuti oleh 32 orang, terdiri dari dokter, perawat, apoteker dan asisten apoteker, analis lab serta penyuluh gizi. Tenaga medis dan paramedis ini biasa mengikuti bakti sosial kesehatan yang diselenggarakan Tzu Chi Singkawang.

Waisak Tzu Chi 2018: Doa Jutaan Insan Untuk Kedamaian dan Keamanan Surabaya

Waisak Tzu Chi 2018: Doa Jutaan Insan Untuk Kedamaian dan Keamanan Surabaya

14 Mei 2018
Kabar duka datang di pagi hari saat relawan Tzu Chi Surabaya mempersiapkan kegiatan Waisak. Di sejumlah titik di Gereja Surabaya terjadi serangan bom yang memporak-porandakan ketenangan warga Surabaya. Dalam prosesi kali ini, insan Tzu Chi menyelipkan sesi berdoa, semoga masyarakat Surabaya, korban dan keluarga yang ditinggalkan bisa ditenteramkan batinnya agar senantiasa damai dan sentosa.
Bertuturlah dengan kata yang baik, berpikirlah dengan niat yang baik, lakukanlah perbuatan yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -