Menyebarkan Semangat Pelestarian Lingkungan

Jurnalis : Budi Santoso (he Qi Utara), Fotografer : Dina (He Qi Utara)

Sebanyak 31 relawan melakukan kegiatan pelestarian lingkungan pada Minggu, 21 Februari 2016. Kegiatan pelestarian lingkungan yang rutin dilakukan setiap bulannya di minggu ke-3 dilaksanakan di taman Kompleks Perumahan Taman Harapan Indah, Jakarta Utara.

Minggu, 21 Februari 2016, relawan Tzu Chi komunitas Jelambar kembali melakukan kegiatan pelestarian lingkungan yang rutin dilakukan pada minggu ke-3 setiap bulannya di taman Kompleks Perumahan Taman Harapan Indah, Jakarta Utara. Cuaca tampak sedikit mendung pagi itu. Meskipun langit agak mendung, sebanyak 31 relawan yang berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian lingkungan pagi itu  tampak bersemangat. Salah satunya ialah Jojo.

Jojo adalah seorang bocah berusia 8 tahun yang datang bersama ibunya, Vina. Dengan tangannya yang kecil ia terlihat cukup telaten memilah botol-botol plastik. Vina sendiri kerap mengajak Jojo ke beberapa kegiatan Tzu Chi yang ia ikuti, Jojo pun sudah pernah mengunjungi Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Alangkah baiknya semangat untuk mendaur ulang ini sudah ditanamkan sejak usia dini, karena tugas untuk melestarikan bumi juga berada di tangan mereka.

Melalui semangat pelestarian lingkungan, para relawan pun giat berusaha untuk mengajak lebih banyak orang agar bisa turut berpartisipasi untuk melakukan kegiatan daur ulang. Usaha tersebut tampaknya tidak sia-sia, hal ini terbukti dari beberapa warga yang tinggal di sekitar Kompleks Perumahan Taman Harapan Indah yang senantiasa mengumpulkan barang bekas untuk kemudian diserahkan kepada para relawan Tzu Chi.

Relawan juga mengunjungi warga sekitar yang telah melakukan kegiatan pemilahan barang daur ulang di rumah mereka. Pada hari itu, relawan datang untuk mengambil  barang-barang yang telah dikumpulkan.


Jojo (kaos kuning), seorang bocah berusia 8 tahun yang datang bersama ibunya, yaitu Ibu Vina  juga ikut membantu memilah botol-botol plastik.

Pagi itu, beberapa relawan juga berjalan menghampiri rumah warga untuk mengambil barang-barang bekas yang telah dikumpulkan di rumah masing-masing. Salah satunya warga yang selalu berpartisipasi adalah Ibu Lina. Ia merupakan seorang pemilik toko kosmetik di Pasar Medan, Jelambar.

Berawal dari melihat seorang relawan Tzu Chi yang tengah mengumpulkan barang untuk didaur ulang, perasaan penasaran pun timbul dalam hatinya, kemudian ia memberanikan diri bertanya untuk apa barang bekas tersebut dikumpulkan? Setelah mendapatkan pemahaman tentang daur ulang, ia pun tersadar bahwa bumi ini sudah semakin tua dan rusak akibat perbuatan manusia itu sendiri. Di tengah keterbatasannya karena harus menjaga tokonya, ia perlahan mulai mengumpulkan barang-barang yang bisa didaur ulang untuk diberikan kepada relawan.

Ada juga Roni yang berprofesi sebagai tukang becak. Roni memang kerap kali mangkal di sekitar Kompleks Perumahan Taman Harapan Indah. Jalinan jodoh Roni dengan Kimmy, salah satu relawan Tzu Chi cukup unik. “Saya lihat seorang wanita dengan usia yang tidak muda tapi masih mau bersusah payah mengumpulkan barang bekas untuk didaur ulang, dibandingkan dengan saya yang lebih muda membuat saya berpikir apa yang bisa saya lakukan?” ungkap Roni. Sejak saat itu ia pun memutuskan sambil menarik becaknya di sepanjang jalan yang ia lalui, ia akan mengumpulkan barang bekas untuk kemudian diberikan kepada Kimmy. Hal ini telah ia lakukan beberapa bulan terakhir ini. Ia mengaku karena hanya berprofesi sebagai tukang becak, dia tidak mampu membantu secara materi, jadi hanya bisa bersumbangsih dengan mengumpulkan barang bekas.

Roni, yang berprofesi sebagai tukang becak kerap kali mangkal di sekitar Kompleks Perumahan Taman Harapan Indah. Sambil menarik becaknya, ia juga mengumpulkan barang bekas di sepanjang jalan yang ia lalui untuk kemudian diberikan kepada relawan Tzu Chi.

Dalam perjalanan mengambil barang bekas ke rumah warga, apa yang dilakukan oleh para relawan tak luput dari perhatian warga sekitar. Ada yang hanya sekedar memperhatikan, ada yang tampak heran, namun ada juga yang bertanya langsung mengenai apa yang dilakukan oleh para relawan. Relawan pun memberi penjelasan bahwa hari itu sedang ada kegiatan  pelestarian lingkungan Tzu Chi, dan bila mereka memiliki barang untuk didaur ulang, dapat langsung diserahkan ke lokasi daur ulang.

Tanpa terasa, hari pun sudah beranjak siang. Setelah selesai mengambil barang daur ulang dari rumah warga, para relawan berjalan kembali ke tempat daur ulang. Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh dengan membawa begitu banyak barang daur ulang, peluh keringat dan lelah tampak di wajah para relawan. Namun, mereka merasa puas karena menyadari bahwa apa yang mereka lakukan hari itu dapat turut mendorong warga untuk berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian lingkungan.


Artikel Terkait

Meski sebutir tetesan air nampak tidak berarti, lambat laun akan memenuhi tempat penampungan besar.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -