Menyehatkan Kota Sukabumi
Jurnalis : Sinta Febriyani (Tzu Chi Bandung), Irvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Irvan (Tzu Chi Bandung)![]() * Uluran Tzu Chi kepada warga Sukabumi membawa benih kesehatan, sesuatu yang tidak murah bagi sebagian warga Sukabumi karena melambungnya berbagai macam harga. | Minggu, 3 Agustus 2008, Tzu Chi mengadakan baksos kesehatan umum dan gigi di Podium Lapangan Merdeka Kota Sukabumi. Kegiatan pelayanan kesehatan secara cuma-cuma ini terselenggara atas kerja sama relawan Tzu Chi Bandung, relawan Tzu Chi di Sukabumi, TNI yang diwakili KODIM 0607 Sukabumi, serta aparat pemerintahan setempat. |
Kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka HUT RI ke-63 ini disambut antusias oleh warga Sukabumi. Sejumlah 863 pasien datang mendaftar pada hari itu. Tempat pengobatan yang berada di pusat kota dan merupakan tempat wisata olah raga yang dilengkapi dengan pasar kaget khusus pada hari Minggu membuat suasana pagi itu tampak semakin ramai. Baksos menurut jadwal dimulai pukul 08.00, tetapi para pasien sudah memenuhi antrian sejak dari pukul 07.30 pagi. Mereka rela berjemur matahari untuk mengantri nomor di bagian pendaftaran pasien. Wakil Walikota Sukabumi Mulyono berharap kegiatan seperti ini dijadikan contoh bagi komunitas-komunitas lain, dan juga diharapkan dapat semakin menambah kepedulian sosial dalam masyarakat. “Dengan begitu obsesi kita menjadikan masyarakat Kota Sukabumi yang cerdas, sehat, dan sejahtera akan tercapai,” tutupnya. ![]() ![]() Ket : - Relawan Tzu Chi membantu seorang manula yang hendak berobat. (kiri) Sebagian besar pasien yang berobat adalah manula. Tetapi tak jarang pula terlihat anak-anak yang dibawa oleh ibunya untuk berobat. Relawan pun dengan tanggap saling bergotong-royong melayani pasien. Seratus orang relawan tersebut bekerja dengan baik pada tugasnya masing-masing, termasuk tim medis yang terdiri dari 23 dokter umum, 13 dokter gigi, 4 asisten apoteker yang berasal dari relawan medis Tzu Chi serta relawan medis dari Dinas Kesehatan Sukabumi. Menurut dr Anna Diah, penyakit yang diderita pasien rata-rata adalah penyakit umum seperti darah tinggi, myalgia, ispa, tetapi yang paling banyak adalah darah tinggi. ”Tapi yang terutama sekali saya lihat adalah penyakit gangguan kejiwaan yaitu dimana mereka rata-rata mungkin karena tekanan ekonomi dan lain sebagainya mereka mengalami yang disebut neurozol atau psikosomatis jadi penyakit yang dirasakan oleh tubuh tetapi akibat dari tekanan kejiwaan,” tambah dr Anna. Ia menyarankan agar kegiatan seperti ini dilakukan di tempat yang jauh dari pelayanan kesehatan ataupun daerah yang kadang-kadang tak tersentuh pelayanan kesehatan. ![]() ![]() Ket : - Banyak pasien yang berobat merupakan penderita radang tenggorokan.(kiri) Kegiatan pengobatan cuma-cuma ini dirasakan sangat membantu masyarakat. Seperti yang diungkapkan Jayadi (73), ”Pengobatan cuma-cuma ini sungguh sangat menggembirakan masyarakat Kota Sukabumi, khususnya warga Cikole. Karena banyak masyarakat yang tidak mampu, jangankan untuk ke dokter biasa, ke Puskesmas juga banyak yang tidak sampai, karena mengingat ongkosnya yang tinggi.” Kakek tua yang masih cukup segar ini pun menyampaikan harapan agar kegiatan seperti ini dilakukan rutin selama 3 bulan sekali, agar masyarakat Sukabumi lebih sehat. | |
Artikel Terkait

Dua Hal yang Tidak Bisa Ditunda
26 Maret 2015Pada hari itu sebanyak 83 warga datang untuk mendonor, namun setelah melalui pemeriksaan hanya 58 warga yang dapat mendonorkan darahnya.
Dharma Secangkir Teh
07 Desember 2016Setiap etiket di Cha Dao harus dilakukan dengan penuh kesabaran dan ketenangan jiwa barulah bisa mendapatkan secawan teh yang harum. Hal ini dilakukan pada sesi Jing Si Cha Dao dalam kegiatan festival budaya humanis Tzu Chi pada 4 Desember 2016.

Kebahagiaan dari Tangan yang Melestarikan Lingkungan
05 Mei 2023Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat (Hu Ai Jembatan Lima) juga mengadakan kegiatan pelestarian lingkungan di RPTRA Melati Duri Pulo, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat.