Merasakan Penderitaan Orang Lain

Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Yuliati

foto
Upaya pengenalan Tzu Chi dilakukan oleh relawan dengan membagi-bagikan buletin dan buku-buku tentang Tzu Chi kepada peserta yang hadir dalam sosialisasi penggalangan relawan.

Genangan air selama  hampir tiga minggu mengakibatkan banyak kerugian di wilayah Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Banjir pada tahun ini merupakan banjir terparah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan wilayah-wilayah yang tidak pernah dilanda banjir pun merasakan mendapat air luapan sungai yang tidak mampu menampung debit air yang semakin menjulang. Tentu berdampak pada perekonomian warga setempat, seperti dampak pada sektor pertanian, perikanan, infrastruktur, perumahan, pendidikan.

Melihat kondisi seperti ini, Yayasan Buddha Tzu Chi bersungguh hati dalam membantu meringankan beban yang warga alami selama banjir berlangsung. Persiapan demi persiapan telah dioptimalkan oleh para relawan Tzu Chi. Kali ini, 19 Februari 2014, relawan Tzu Chi bekerjasama dengan aparat TNI Kodim 0718/Pati mempersiapkan logistik berupa beras dan mie instan untuk dibawa ke masing-masing titik pembagian bantuan. “Sawah, tambak yang menjadi mata pencaharian sebagian besar warga rusak. Dengan adanya bantuan pascabanjir seperti ini bisa memperpanjang kebutuhan hidup mereka selama sebelum bisa kerja kembali,” ujar Heri Setiyono, Dandim 0718/Pati.

Para anggota TNI dengan sangat antusias menaikkan ribuan karung beras dan mie instan ke dalam truk yang akan dibawa ke tempat pembagian bantuan. Bahkan titik-titik air yang berjatuhan tidak menyurutkan semangat para anggota TNI dalam bersumbangsih memberikan perhatian kepada warga mereka.

foto  foto

Keterangan :

  • Penuh semangat para anggota TNI mengangkut barang dan menurunkan kembali pada titik lokasi pembagian bantuan (kiri).
  • Relawan dan anggota TNI bahu membahu menyusun kembali barang bantuan untuk para korban banjir (kanan).

Saya Masih Punya Waktu dan Tenaga
Bukan hanya persiapan logistik saja yang dilakukan oleh relawan Tzu Chi. Relawan juga terus menyiapkan SDM berupa penggalangan Bodhisatwa yang berasal dari daerah Juwana, Pati. Berlokasi di Klenteng Hok Khing Bio, Juwana, relawan yang hadir untuk mengikuti sosialisasi pun memiliki antusias tinggi sekalipun mereka juga merupakan korban banjir seperti warga lainnya. Bukan hanya sekedar penggalangan relawan dengan mengumpulkan mereka saja, namun peserta yang hendak menjadi relawan ini dikenalkan dengan budaya humanis Tzu Chi saat pembagian bantuan dan dibekali teknis pembagian kupon paket bantuan.

Salah satu relawan baru, Hartono (62) dengan penuh perhatian mengikuti kata per kata yang disampaikan oleh relawan Tzu Chi selama sosialisasi ini. Meskipun bukan seorang yang masih muda lagi, namun semangat bersumbangsih untuk orang lain ditunjukkannya. Walaupun ini merupakan kali pertama ia mengikuti kegiatan Tzu Chi dengan menjadi relawan, namun dengan tegas ia menyatakan kesanggupannya untuk menjadi relawan.

foto  foto

Keterangan :

  • Hartono (tengah) memperhatikan setiap kata yang relawan Tzu Chi sampaikan saat sosialisasi di Klenteng Hok Khing Bio, Juwana (kiri).
  • Hok Lay, koordinator pembagian bantuan mengajarkan bagaimana menulis kupon saat pembagian kepada warga Desa Pekuwon, Juwana yang bersedia menjadi relawan (kanan).

“Ini suatu kesempatan buat saya untuk sumbangsih dengan warga yang kebanjiran,” ucap kakek dua cucu ini. Hartono merupakan salah satu korban banjir yang melanda kota Pati beberapa pekan lalu. Ia mengaku bahwa dirinya termasuk orang yang memiliki keberuntungan jika dibanding kondisi kehidupannya saat masih kecil. “Dulu waktu kecil, memang tiap tahun kebanjiran. Pada waktu itu sangat susah sekali, jadi saya bisa merasakan rekasane (penderitaan) orang yang kena banjir,” ungkap kakek asal Desa Growong Lor, Juwana ini. Merasakan penderitaan orang lain yang pernah dirasakan menjadi modal awal yang memotivasi kakek lincah ini. Hal itulah yang membuat semangat pensiunan pabrik ini tertarik bergabung dalam barisan Tzu Chi dengan menjadi relawan saat pembagian paket bantuan bencana banjir. “Saya masih punya waktu dan masih punya tenaga untuk bersumbangsih. Jadi harus semangat,” pungkasnya.

Di lain kesempatan di hari yang sama, relawan Tzu Chi yang menginap di Wihara Vidyaloka di Desa Pekuwon, Juwana memanfaatkan momen kebaktian rutin warga untuk melakukan sosialisasi penggalangan relawan. Dari hasil kerja keras ini, berhasil menggalang puluhan relawan di Pekuwon, Juwana.


Artikel Terkait

Perayaan Hari Ibu: Kasih Ibu Sangatlah Berharga

Perayaan Hari Ibu: Kasih Ibu Sangatlah Berharga

22 Desember 2023

Setangkai bunga mewakili banyak hal. Itu pula yang dilakukan 27 siswa kelas 5 SD Eka Tjipta Perdana untuk orang tua mereka pada perayaan Hari Ibu.

Tekad di HUT ke-2 Xie Li Cikarang

Tekad di HUT ke-2 Xie Li Cikarang

13 November 2019

Dalam rangka memperingati hari jadi Xie Lie Cikarang yang ke-2, dilakukan kegiatan tur ke Jing Si Tang pada hari Sabtu, 9 November 2019 di Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara. Kegiatan ini diikuti 62 orang, terdiri dari relawan Komite, Abu Putih dan Relawan Kembang. 

Dalam rangka memperingati hari jadinya Xie Lie Cikarang yang ke-2, dilakukan kegiatan tur ke Jing Si Tang pada hari Sabtu, 9 November 2019 di Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara. Kegiatan ini  tepatnya pukul 06.00 pagi yang diikuti 62 orang, terdiri dari relawan KKomite, Abu Putih dan Relawan Kembang. Dengan semangat yang luar biasa, para relawan berkumpul di Lippo Cikarang, bus menjemput para relawan di mulai dari Sentral Grosir Cikarang sampai Lippo Cikarang dan kemudian berangkat menuju tujuan sekitar jam 6.30 dari Lippo Cikarang.

 

Menanam Kebajikan Melalui Celengan SMAT

Menanam Kebajikan Melalui Celengan SMAT

17 Januari 2017
 Jumat, 13 Januari 2017 relawan Tzu Chi Bandung mengadakan penuangan celengan SMAT di Widya Salon dan EPC (Eddy P Chandra) Fashion Boutique & Store, Bandung. Dalam kegiatan ini, relawan Tzu Chi Bandung juga menyosialisasikan tujuan dan kegunaan celengan SMAT.
Beriman hendaknya disertai kebijaksanaan, jangan hanya mengikuti apa yang dilakukan orang lain hingga membutakan mata hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -