Meretas Jalan Menuju Kesembuhan

Jurnalis : Himawan Susanto, Fotografer : Anand Yahya
 
foto

Relawan Tzu Chi sedang mendata ulang nama-nama pasien dari Tanjung Balai Karimun yang akan mengikuti baksos kesehatan di Batam sebelum mereka menyeberang dengan kapal motor.

Demi merengkuh kesembuhan atas penyakit yang diderita, banyak orang yang berupaya sekuat tenaga mencari pengobatan. Baik melalui pengobatan medis maupun alternatif. Tak jarang, jika sudah kepepet, barang-barang berharga pun dijual agar dapat membiayai pengobatan yang sedang dijalani. Namun bagaimana dengan mereka yang tak memiliki biaya? Untuk makan sehari-hari saja kesulitan, apalagi untuk membayar biaya pengobatan yang makin lama makin sulit dijangkau.

Jika penyakit yang diderita ringan, maka obat-obatan yang ada mungkin dapat dijadikan harapan hadirnya kesembuhan. Namun, bagaimana dengan mereka yang mengidap penyakit yang dapat dikategorikan sebagai penyakit berat seperti katarak, hernia, dan lain sebagainya? Pupuskah harapan mereka? Ternyata tidak! Salah satu cerita secercah harapan yang terwujud itu dapat kita lihat dari tiga belas pasien bakti sosial kesehatan dari Pulau Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau. Tanjung Balai Karimun yang juga bertetangga dengan Pulau Batam ini memiliki luas keseluruhan 22 kilometer persegi. Pulau yang dihuni oleh 136.789 jiwa ini memiliki 9 kecamatan. Dengan luas wilayah yang tak begitu luas tak ayal setiap informasi akan cepat tersebar luas. Demikian pula dengan informasi adanya bakti sosial kesehatan Tzu Chi yang akan dilaksanakan di Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam, pada tanggal 6-7 Juni 2009.

Siang hari, pukul 14.00 WIB, tanggal 5 Juni 2009, di halaman Hotel Holiday Karimun di dekat pelabuhan, telah berkumpul para pasien penanganan khusus yang didampingi sanak keluarga mereka masing-masing. Lima relawan Tzu Chi Tanjung Balai tampak tengah mendata ulang para pasien yang datang. Usai screening di Batam tanggal 29-30 Mei lalu, terdata 13 calon pasien lolos dan dapat menjalani pengobatan. Setelah semua pasien terkumpul, relawan Tzu Chi pun meminta mereka untuk berbaris rapi dan bersiap untuk berangkat menuju Batam.

foto  foto

Ket : - Para calon pasien berbaris dengan rapi, bersama-sama meretas asa menghilangkan penyakit yang
           telah lama mereka derita. (kiri)
         - Relawan Tzu Chi dan pasien baksos memasuki kapal motor penyeberangan yang akan memakan waktu
           perjalanan lebih kurang 1 jam perjalanan. (kanan)

Hari itu, mereka akan menaiki kapal cepat MV Miko Natalia Group. Saat tiba di ruang tunggu, kapal MV Miko belum berlabuh di pelabuhan. Tak lama, lima menit kemudian, sayup-sayup terdengar suara raungan mesin kapal. Lama-kelamaan raungan mesin itu makin terdengar hingga akhirnya di kejauhan mulai tampak sebuah kapal cepat. Itu adalah kapal MV Miko yang akan segera berlabuh. Relawan Tzu Chi kemudian meminta para pasien dan pendamping mereka untuk bersiap-siap untuk berangkat. Udara terasa panas menyengat, belum lagi puluhan orang juga antri hendak masuk ke kapal. Perlahan-lahan, relawan Tzu Chi membimbing rombongan masuk ke dalam kapal. Perjalanan laut dari Tanjung Balai menuju Batam memakan waktu satu jam lebih. Selama perjalanan ini, para relawan Tzu Chi terus memperhatikan kondisi para pasien yang bersama mereka.

Tak lama, setelah 1 jam lebih deru mesin kapal perlahan mulai berkurang. Itu pertanda tak lama lagi kapal akan segera berlabuh di pelabuhan Pulau Batam. Para penumpang pun segera bergegas menyiapkan diri dan barang bawaan mereka. Demikian pula dengan rombongan relawan Tzu Chi. Seperti saat naik ke dalam kapal, mereka dengan tertib berbaris antri dan menaiki sebuah bus yang telah menunggu di pelataran pelabuhan. Di dalam bus, wajah-wajah ceria tampak terus terlihat karena tak lama lagi, tepatnya di esok hari, mereka akan segera mendapatkan pengobatan yang selama ini telah mereka nanti-nantikan. Salah satu pasien yang selalu terlihat ceria adalah Vincent Lai (80) seorang pensiunan pengacara. Telah sejak dua tahun lalu, mata kanannya tidak lagi bisa melihat jelas. Beruntung ia mendapatkan informasi dari Pen Sok Khua yang lalu mendaftarkan dirinya dalam baksos kesehatan Tzu Chi.

foto  foto

Ket : - Para pasien baksos berangkat menggunakan bus yang telah disediakan Tzu Chi menuju tempat tinggal
           sementara. (kiri)
         - Para calon pasien dari Tanjung Balai Karimun berada di tempat tinggal sementara bersama dengan calon
           pasien dari Pulau Panjang yang lebih dahulu datang. (kanan)

Lima belas menit kemudian, bus pun tiba di lokasi penampungan sementara yang terletak di kawasan industri Citra Buana I, Batam. Di lantai dua gedung, telah disiapkan ruang-ruang bagi para pasien untuk beristirahat sebelum menjalani operasi. Di saat ini pun, relawan Tzu Chi kembali mendata para pasien dan memperhatikan kebutuhan mereka. Tiga hari ke depan, para pasien ini akan menetap sementara di ruangan ini. Baru di hari Minggu siang mereka akan kembali ke Tanjung Balai Karimun. Demi kesembuhan penyakit yang diderita, para pasien rela untuk menempuh perjalanan jauh. Didampingi oleh para relawan Tzu Chi yang dengan setia mendampingi, mereka meretas jalan menuju kesembuhan.

 

Artikel Terkait

Suara Kasih : Meringankan Penderitaan

Suara Kasih : Meringankan Penderitaan

20 Agustus 2010
Cinta Kasih terjalin antara para dokter dan pasien Jalinan persahabatan tak mengenal jarak dan bersifat abadi, Senantiasa mawas diri dalam menghadapi segala bencana, Berdoa dengan penuh ketulusan dan cinta kasih.

"Ayo Belajar"

27 November 2015
Ketulusan hatilah yang menggerakkan para relawan Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas Xie Li Sumatera Utara untuk ambil bagian dalam kegiatan “Program Ayo Belajar SMART”. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi pertumbuhan anak usia dini.
Berbagi Edukasi Tentang Sikat Gigi dan Cuci Tangan

Berbagi Edukasi Tentang Sikat Gigi dan Cuci Tangan

05 September 2018
Relawan Tzu Chi Xie Li Lampung mengadakan sosialisasi pentingnya menyikat gigi dan cuci tangan kepada 154 siswa–siswi SDN 1 Tri Tunggal Jaya Lampung, Sabtu 21 Juli 2018.
Sikap jujur dan berterus terang tidak bisa dijadikan alasan untuk dapat berbicara dan berperilaku seenaknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -