Meringankan Duka di Tengah Bencana Manado

Jurnalis : Nuraisyah Baharuddin (Tzu Chi Makassar), Fotografer : Lenny Popella (Tzu Chi Makassar)

foto
relawan Tzu Chi bahu membahu membersihkan rumah Lie Iik Chin setelah sebulan ditempa banjir bandang.

Tak berhenti ditahap kedua, relawan Tzu Chi Makassar kembali ke Manado untuk bersama-sama dengan relawan Tzu Chi Jakarta, Palembang, dan Biak. Ditahap ketiga ini, relawan Tzu Chi Makassar berangkat pada hari Kamis siang, tanggal 27 Februari 2014. Dijadwalkan pada keesokan harinya akan diadakan penyaluran bantuan pembagian kompor gas, tabung gas, dan ragulator. Sesampainya di Manado, seluruh relawan Tzu Chi bergerak bersama untuk membersihkan dan mengecat kantor Kelurahan Dendengan Dalam.

Akhirnya kantor yang dulunya kotor disulap menjadi bersih dan nyaman untuk digunakan bekerja. Pada Tanggal 28 Februari sampai tanggal 1 Maret  2014, Relawan Tzu Chi menyalurkan bantuan kebeberapa wilayah, seperti Kelurahan Dendengan Dalam, Perkamil, kelurahan Banjer, kel. Tikala Ares, Kel. Tikala Baru dan Kel. Tikala Kumaraka dan Kampung Arab.

Pembagian bantuan pun selesai sesuai waktu yang dijadwalkan. Sehingga pada tanggal 2 Maret 2014, seluruh relawan Tzu Chi kembali ke komunitas masing-masing. Namun sebelum seluruh insan Tzu Chi pulang, salah satu warga pemilik supermarket Gloria, Daniel yang biasa dipanggil Kok Men menghampiri salah satu relawan Tzu Chi. Ia memberitahukan bahwa tak jauh dari rumahnya ada satu keluarga  yang harus dibantu. Keluarga Yap Bun Tion dan Lie lik Chin namanya. Kok Men menjelaskan bahwa setelah bencana, kesehatan jiwa Lie lik Chin terganggu. Sehingga ia sering  bicara sendiri didepan rumahnya. Mendengar penjelasan itu relawan Tzu Chi pun bersama-sama mengunjungi keluarga ini.

Melihat kondisi yang ada, relawna Tzu Chi memutuskan untuk memberikan bantuan. Tempat tinggalnya sangat kotor dan sama sekali tidak dibersihkan selama satu bulan. Ini membuat rumahnya tidak nyaman untuk ditempati. Seluruh barang-barang penuh lumpur. Banyak barang rusak dan harus dibuang namun masih tertumpuk di dalam rumah. Apalagi keadaan di dalam rumah yang begitu bau dan pengap, membuat orang tak tahan lama berada dirumah ini. Lie lik Chin bersama suaminya, Yap Bun Tion dan buah hatinya, Ronald tidak tahu harus memulai dari mana membersihkan tempat tinggal mereka. Sehingga sampai saat ini rumahnya masih kelihatan tidak layak huni. Inilah yang menjadi salah satu faktor mengapa Lie lik Ching mengalami gangguan jiwa. Selain itu juga banjir bandang ini telah menghanyutkan mobil inova miliknya. Bahkan angkot yang dijadikan sebagai mata pencaharian keluarganya pun rusak.

foto   

Keterangan :

  • Kondisi rumah Lie Ik Chin yang belum pernah dirapikan akibat air yang merendamnya beberapa waktu lalu.

Dengan penuh sukacita para relawan Tzu Chi yang membantu membantu membersihkan rumah itu. Bahkan Kok Men yang juga korban bencana pun ikut berpartisipasi membantu tetangganya. Dengan welas asihnya, ia ikut membantu menyediakan selang dan menyediakan air bersih yang mengalir di rumahnya untuk membersihkan seisi rumah Lie Iik Chin. Ini sungguh menginspirasi seluruh relawan Tzu Chi. Meskipun ia terkena musibah namun masih peduli dengan orang-orang di sekelilingnya yang membutuhkan bantuan. Selama tujuh jam lamanya, beberapa relawan Tzu Chi Makassar dan relawan lainnya menyuci piring yang menumpuk dan kotor akibat lumpur. Relawan pun memilah-milah yang masih layak pakai dan membuang barang yang tidak bisa digunakan kembali.

Sore hari, pukul 15.00 WITA, seluruh relawan Tzu Chi dari Jakarta dan kota lain harus kembali dan tersisalah relawan Tzu Chi Makassar. Mereka menerima tanggung jawab untuk melanjutkan tugas membersihkan rumah keluarga Lie Iik Chin yang belum selesai. Salah satu relawan Jakarta berpesan kepada salah satu relawan Tzu Chi Makassar, Lenny Pupella, ” Tolong lanjutkan pekerjaan ini dan jangan pulang dulu sebelum semua rampung,” ucap Likke Shijie. mendengar tanggung jawab yang diberikan ini Lenny Pupella pun menerimanya. Kemudian ia bergegas memberitahukan kepada Koordinator dari Makassar yaitu Weng Ak Shixiong untuk tetap melanjutkan membersihkan rumah ini. Lenny Pupella Shijie mengatakan bahwa, ”Pekerjaan ini sungguh luar biasa bermanfaat sehingga dari awal kita datang kesini, sudah kita niatkan untuk membersihkan seisi rumah meskipun kota lain telah kembali lebih dulu kami yakin dengan dikomandani oleh Weng Ak Shixiong yang tak pernah mengenal lelah selama 3 tahap berturut-turut ikut membatu warga, maka relawan Tzu Chi Makassar pasti bisa menyelesaikannya”.

Weng Ak Shixiong sebagai Koordinator perwakilan dari Makassar menjelaskan bahwa membantu keluarga ini betul-betul membutuhkan tenaga  yang banyak. Disaat semua rumah warga hampir bersih dan sebagian sudah bersih, namun rumah ini pada saat kami datang betul-betul tidak pernah dibersihkan sehingga kita harus memiliki kekuatan yang kuat untuk menyalesaikanya, “Likke Shijie masih rela basah-basahan dan meluangkan seluruh tenaganya untuk membersihkan rumah ini, maka dari itu kita yang melihatnya pun ikut bersemangat untuk membersihkan rumah ini hingga pukul 17:30,” ucap Weng Ak Shixiong. Wajah penuh senyum terpancar dari keluarga Yap Bun Tion. Lie Lik Chin pun mulai tertawa kembali dari sekian lama dia kelihatan tak bersemangat untuk hidup. Dan kini kembali berbahagia. Sebelum pulang, keluarga Yap Bun Tion pun berterima kasih kepada relawan Tzu Chi yang telah hadir meringankan duka di tengah bencana ini. Rasa yang lelah nampak terliaht dari seluruh relawan Tzu Chi Makassar namun melihat hasil yang memuaskan dari membersihkan rumah ini. Rasa lelah pun terbayar dengan senyum bahagia dari seluruh relawan dan termasuk keluarga ini.


Artikel Terkait

Menjalin Jodoh dengan Bersumbangsih untuk Sesama

Menjalin Jodoh dengan Bersumbangsih untuk Sesama

01 Oktober 2014 Penuangan celengan bambu dilakukan oleh karyawan Bank Mandiri pada 25 September 2014. Dengan tulus mereka bersumbangsih tanpa melihat latar belakang dari masing-masing individu.
Cinta Kasih untuk Oma dan Opa

Cinta Kasih untuk Oma dan Opa

15 Oktober 2018
Relawan Tzu Chi Bandung melakukan kunjungan kasih ke Panti Wreda Karitas dan Rumah Pemulihan Permata di Komplek Permata Kota Cimahi. Opa dan oma yang menghuni Panti Wreda Karitas dan Rumah Pemulihan Permata sebanyak 51 orang yang terdiri dari 17 opa dan 34 oma.
Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -