My Dream: Ramah Tamah Jelang pementasan

Jurnalis : Erli Tan , Fotografer : Erli Tan

doc tzu chi

Rombongan My Dream saat gathering dan ramah tamah bersama tim DAAI TV, relawan Tzu Chi, pengusaha dan tamu undangan, yang disambut oleh Komisaris DAAITV Indonesia, Mansjur Tandiono.

Menjelang pementasan pada Sabtu dan Minggu mendatang, rombongan My Dream melakukan gathering dan ramah tamah bersama tim DAAITV, relawan Tzu Chi, pengusaha, dan tamu undangan,  Kamis malam, 27 Juli 2017. Lebih kurang 100 orang hadir di Restoran Dharma Kitchen, Pluit, Jakarta Utara. Pukul 18.30 WIB acara makan pun berlangsung.

Setelah makan, Relawan Komite Tzu Chi, Wen Yu membuka acara ramah tamah dengan mengundang Mansjur Tandiono memberikan kata sambutan. Dalam kata sambutannya kepada tim My Dream, Komisaris DAAI TV Indonesia ini menuturkan bahwa DAAI TV juga memiliki kemiripan dengan visi My Dream yang mengutamakan Zhen Shan Mei (Benar Bajik Indah) dalam menanamkan nilai-nilai kemanusiaan di tengah masyarakat.

Para undangan kemudian disuguhkan dengan sebuah video My Dream yaitu Tarian Bodhisatwa. Wang Jing, ketua tim My Dream menuturkan bahwa para pemain My Dream berlatih sangat keras untuk tampil dan berusaha mengatasi kekurangan mereka. Suatu kali ia mendengar suara yang amat bising dari ruang latihan. Ia pun mencari sumber suara dan mendapati empat pemain sedang “mendengar” suara bising yang sama sekali tidak merdu dari sebuah alat musik. Melihat empat pemain yang menganggap suara bising itu sebagai musik dan irama, seketika itu pula Wang Jing menangis haru.

Wang Jing sebagai kepala rombongan My Dream mewakili rombongan mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pementasan.


Cindy Lie (tengah) merasa sangat beruntung karena berkesempatan bertemu dengan My Dream.

Menurut Wang Jing, melalui pementasan seni yang sudah mendunia ini, para pemain ini di waktu yang sama juga mendapatkan banyak cinta kasih. “My Dream ini tumbuh dari cinta kasih. Karena itu pada tahun 2006, anak-anak kami (pemain) pun sepakat untuk mendirikan Yayasan My Dream Fund for Harmony,” tutur Wang Jing penuh arti. Selama ini mereka telah berhasil berdana sebanyak RMB10.940.000 yuan dan USD830.000. Termasuk saat tsunami Aceh, mereka juga mendonasikan RMB 1 juta yuan.

Selama di Indonesia, tim My Dream merasakan cinta kasih dan perhatian insan Tzu Chi yang sangat berkesan buat mereka. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu pemain, yaitu Wei Jing Yang. Ia tampil percaya diri saat sharing di depan. Jing Yang sharing menggunakan isyarat tangan kemudian diterjemahkan oleh Wang Xiang Tian, guru isyarat tangan mereka. Gadis berumur 22 tahun ini karena demam tinggi sewaktu kecil menyebabkan dirinya tuli.

“Cinta kasih dan rasa syukur ini akan saya ingat terus, saya masukkan dalam hati, saya bawa terus untuk menyemangati diri agar tetap melangkah maju,” ungkap Jing Yang melalui gerakan jari-jarinya yang luwes.

Sedangkan Yu Yu, yang sudah 12 tahun di tim My Dream, Indonesia adalah negara pertama yang dikunjunginya. Kali ini Ia berkesempatan lagi ke Indonesia dan ia pun kembali merasakan kehangatan dari keluarga Tzu Chi.

“Sejak turun dari pesawat, semua kebutuhan kami, makan, tempat tinggal, perjalanan, semua Shigu Shibo sangat memperhatikan, sungguh sangat bersyukur, Gan En semuanya,” ujar Yu Yu yang masih bisa berjalan tanpa dituntun walau penglihatannya tidak baik.

Wei Jing Yang (kanan) sharing menggunakan gerakan tangan dan jari-jarinya yang gesit, sedangkan Wang Xiang Tian (kiri) menerjemahkan gerakan isyarat tangannya.


Bagi Yu Yu yang sudah 12 tahun di tim My Dream, Indonesia adalah negara pertama yang dikunjunginya.

Wang Bin (26), yang juga adalah tuna netra mengungkapkan hal senada dengan Yu Yu. Wang Bin pun berjanji akan dengan segenap kemampuan memberikan penampilan yang maksimal di atas panggung.

Pemilik restoran, Cindy Lie yang kebetulan juga adalah relawan Tzu Chi merasa sangat beruntung dan senang karena My Dream dapat hadir di Indonesia dan bahkan malam ini makan di restorannya. Ia bercerita bahwa pada bulan Desember tahun lalu ia sudah mengetahui My Dream saat berada di Orlando, USA. Tapi saat itu belum berjodoh karena tiket harus dipesan jauh hari sebelum pementasan.

Wang Bin (26) berjanji akan memberikan penampilan terbaiknya di atas panggung.

 “My Dream datang ke Indonesia, rasanya seperti mimpi saya terwujud,” ungkap Cindy gembira.

Pukul 20.00 WIB usai gathering dan ramah tamah, tim My Dream pun kembali ke hotel, beristirahat dan akan bersiap untuk beberapa hari ke depan, demi “mewujudkan mimpi” dan “menyebarkan cinta kasih”.


Artikel Terkait

Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -