Niat Baik yang Tulus untuk Berbagi
Jurnalis : Wie Sioeng (He Qi Timur), Fotografer : Sudarman (He Qi Timur)
|
| ||
Pagi itu, Senin 25 April 2011, jam 09.15 kami berangkat dari Kelapa Gading menuju ke arah Ancol untuk bertemu dengan Lynda Shijie, Ketua He Qi Timur. Setelah semua relawan berkumpul kami kemudian meluncur menuju ke daerah Kapuk yang terletak di belahan Barat Jakarta. Tujuan kami adalah satu perusahaan kontraktor yang cukup ternama saat ini dan sedang mengerjakan “rumah” bagi insan Tzu Chi Indonesia (Aula Jing Si). Setelah keluar dari ruas jalan tol Bandara Soekarno-Hatta, kendaraan yang kami tumpangi menyusuri jalan pemukiman Pantai Indah Kapuk dan Jalan Raya Kapuk. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 10.45 WIB ketika kami tiba di ujung jalan Peternakan III, Kapuk, Jakarta Barat. Meski sempat salah arah, akhirnya kani tiba juga di Jl. Kebun Jambu. Di sana terpampang dengan jelas papan nama PT. Pulau Intan yang berwana putih dengan dasar persegi panjang berwarna merah. Di sana kami disambut dengan sangat baik sekali oleh para pimpinan dan staf PT. Pulau Intan. Sambutannya sangat… sangat kekeluargaan sekali. Saat ini PT. Pulau Intan sedang mengerjakan pembangunan Aula Jing Si, rumah para insan Tzu Chi Indonesia yang berlokasi di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. PT. Pulau Intan juga menerapkan budaya humanis Tzu Chi kepada “seniman-seniman bangunan” (pekerja proyek) dalam pelaksanaan pembangunan Aula Jing Si ini. Tujuan kami berkunjung ke PT. Pulau Intan ini adalah untuk mensosialisasikan profil Yayasan Buddha Tzu Chi kepada pimpinan dan seluruh karyawan di sana. Acara dimulai dengan sambutan dari Presiden Direktur PT. Pulau Intan, Pui Sudarto yang begitu baik menerima dan memperkenalkan kami kepada seluruh karyawan yang memenuhi ruangan pertemuan. Saat itu tak kurang dari 75 orang staf dan pimpinan menghadiri sosialisasi ini. Sambutan selanjutnya diberikan oleh Lynda Shijie mewakili Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia seraya memperkenalkan para relawan yang hadir dalam sosialisasi hari itu. Acara kemudian dibawakan oleh Sudarno Shixiong yang menerangkan apa itu Yayasan Buddha Tzu Chi, bagaimana awal mula berdirinya, serta visi dan misi yang dijalankan dari awal hingga saat ini. Saat itu juga diputarkan sebuah video tentang Master Cheng Yen dari awal menjadi seorang biksuni dan kemudian merintis membangun Tzu Chi dari suatu daerah di Timur Taiwan bernama Hualien. Dimulai dari 30 orang ibu rumah tangga yang mengikuti niat suci Master Cheng Yen dengan menyisihkan sedikit uang belanjanya, kini Tzu Chi sudah ada di 52 negara, termasuk Indonesia.
Keterangan :
Saat itu juga ditayangkan kisah seorang anak bernama Sofyan yang menderita tumor di mata kanannya yang membesar dan mengganggu aktivitasnya sehari-hari. Sofyan pun kemudian menjalani pengobatan dan operasi di RS Tzu Chi Hualien Taiwan. Demikian pula dengan Asep yang tidak mempunyai saluran normal di anusnya. Untuk mempermudah pembuangan, maka dibuatkan saluran sementara di pinggangnya dengan menggunakan kantong khusus. Kini usai menjalani pengobatan, Sofyan dan Asep sudah dapat kembali bersekolah dan beraktivitas dengan lebih baik. Ternyata acara ini mendapatkan respon yang sangat baik dari para karyawan, staf, dan pimpinan PT. Pulau Intan. Mereka menyatakan akan menjadi donatur Tzu Chi untuk mendukung Yayasan Buddha Tzu Chi dalam berkegiatan membantu sesama. Satu contoh telah diberikan oleh Pui Sudarto yang bersama dengan keluarganya telah menjadi donatur Tzu Chi. Seperti yang juga diutarakan oleh Ajung, Manajer Keuangan PT. Pulau Intan, sebelumnya ia mengetahui Tzu Chi hanya sekilas karena melihat adanya Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi, Rumah Sakit Tzu Chi di Cengkareng dan berlanjut dengan adanya pembangunan Aula Jing Si yang dilakukan oleh perusahaan tempat ia bekerja. Setelah mengikuti sosialisasi hari itu, ia semakin menguatkan niat untuk berbagi untuk sesama dengan turut menjadi donatur Tzu Chi. Bukan besarnya nilai uang yang penting tetapi dengan setiap hari kita menyisihkan uang ke dalam celengan bambu berarti kita selalu mempunyai niat baik setiap harinya. Saat itu, kami juga dijamu dengan makan siang vegetarian yang telah disiapkan oleh Trisis yang sangat terkesan dengan Tzu Chi terutama sumbangsih Tzu Chi di Aceh karena kebetulan Aceh adalah tanah kelahirannya. Berkat sosialisasi ini juga mulai esok di sana akan diperdengarkan lagu-lagu Tzu Chi. “Sangat menyentuh, terasa tenang, dan nyaman saat mendengarnya,” ucap seorang staf di sana. Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, setelah beramah tamah, selesai makan siang kami pun berpamitan, dengan diantar oleh para pimpinan PT. Pulau Intan lainnya. Saat itu kami juga dipandu oleh satu mobil karyawannya untuk menunjukkan kepada kami jalan lain yang tidak tergenang. Gan en…sekali lagi Gan en… semoga niat baik dari para karyawan PT. Pulau Intan ini akan menjadi jalinan jodoh yang baik dan terus berkesinambungan. | |||
Artikel Terkait

Baksos Kesehatan ke-135 Tzu Chi Berlangsung di Palembang
05 Desember 2022
Gemerencing Celengan Bambu
19 Agustus 2015Menumbuhkan kepekaan sosial kepada generasi muda merupakan satu cara efektif untuk membangun kebersamaan di masyarakat. Hal inilah yang dilakukan Sekolah Dharma Budi Bhakti di Sunter, Jakarta Utara yang terus mengajak muridnya bersumbangsih melalui celengan bambu Tzu Chi pada 14 Agustus 2015.
Mendapat Layanan Kesehatan Sekaligus Bersumbangsih
19 Oktober 2016Relawan Tzu Chi kembali mengadakan bakti sosial kesehatan degeneratif untuk warga lansia kurang mampu di kawasan Kapuk Muara Jakarta Utara. Dalam kegiatan ini, warga tak hanya mendapatkan layanan kesehatan, namun warga juga turut bersumbangsih.