Paket Lebaran 2019: Mendekap Paket Lebaran Tzu Chi dengan Sukacita

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah


Sebanyak 43 relawan Tzu Chi dari He Qi Timur membagikan paket lebaran pada Minggu 19 Mei 2019 di tiga tempat. Tempat pertama adalah di Rumah Kerang, sebanyak 300 paket. 

Menjelang lebaran, hampir tiap komunitas relawan Tzu Chi membagikan paket lebaran bagi masyarakat yang kurang mampu. Kemarin, Minggu 19 Mei 2019, relawan di Komunitas He Qi Timur membagikan 900 paket lebaran di tiga tempat di Cilincing Jakarta Utara. Paket lebaran ini berisi 10 kilogram beras, 1 kilogram beras merah, 1 liter minyak goreng, serta 20 bungkus DAAI Mi.

Persinggahan pertama pagi itu, sekitar pukul sembilan pagi adalah di Rumah Kerang, sebanyak 300 paket. Ini adalah kesekian kalinya Tzu Chi bekerja sama dengan Rumah Kerang yang dikelola oleh Suster-suster Puteri Kasih untuk membagikan paket Lebaran.

“Kami sangat berterima kasih, terutama dari warga setempat yang membutuhkan sembako jelang hari raya. Kami memilih mereka yang mendapatkan sembako ini mereka yang benar-benar sangat membutuhkan,” kata Suster Sari, PK, Penanggung Jawab Rumah Kerang.

Para penerima paket Lebaran di Rumah Kerang ini terutama adalah para lansia yang ikut program anggota makan siang. Setiap hari Rumah Kerang mengirim makan siang bagi 50 lansia. Selebihnya adalah para lansia anggota sembako dari Rumah Kerang, dan warga sekitar yang kurang mampu.

Pak Rasyid bersyukur menerima paket Lebaran dari Tzu Chi.


Suster Sari, PK, Penanggung Jawab Rumah Kerang (kiri) berbagi kesan tentang paket Lebaran Tzu Chi dengan Johan Kohar, penanggung jawab pembagian paket Lebaran ini.

Rasyid (62) mengenakan kaca mata hitam ketika menerima paket Lebaran dari Tzu Chi ini. “Luar biasa saya senang sekali mendapatkan paket bantuan ini. Ya kira-kira bisa saya pakai 10 hari Alhamdulillah. Bersyukur benar saya,” ujar Warga Kelurahan Cilincing ini. 

Bagi Rasyid, Tzu Chi sudah begitu akrab dalam kehidupannya. Tujuh tahun lalu, ia mengikuti bakti sosial pengobatan katarak. Hingga kini ia terus menjaga kesehatan matanya dengan mengenakan kaca mata hitam. Pada 12 Mei lalu lalu, ia juga hadir dalam perayaan Waisak di Tzu Chi Center, PIK.

Berlanjut ke Kampung Reformasi
Tempat kedua yang didatangi relawan Tzu Chi di Komunitas He Qi Timur pada hari itu adalah di Kampung Reformasi, di bawah kolong jembatan yang ada di Cilincing. Ada 300 paket Lebaran juga yang diberikan di sini. Warga di sini mayoritas bekerja sebagai pemulung. Warga yang sudah menerima kupon beberapa hari sebelumnya pun berbondong-bondong datang setelah melihat kedatangan rombongan relawan. Para relawan menyapa hangat dan meminta warga untuk langsung berbaris agar paket lebaran bisa langsung dibagikan.

Warga Kampung Reformasi bersukacita dengan dibagikannya paket Lebaran Tzu Chi.

Johan Kohar, relawan penanggung jawab pembagian paket Lebaran sejenak memberikan kata sambutan yang mengundang senyum warga dengan candaannya. Meski pembagian paket lebaran ini berada di kolong jembatan yang di atasnya berlalu-lalang kendaraan berat, kehangatan dan keakraban tetap dapat dirasakan baik oleh warga maupun oleh relawan.

“Paket lebarannya berat, jadi nanti anak saya menjemput ke sini. Alhamdulillah dapat bantuan ini, terima kasih banyak, senang sekali,” kata Masriatun dengan menyunggingkan senyumnya.  

Masriatun (60) bekerja sebagai pengupas label botol air minum mineral hampir dua tahun ini. Sehari kadang ia membawa pulang 30 ribu dan kadang 50 ribu rupiah. Sedangkan suaminya sudah tidak bekerja lagi karena sudah tua. Karena tinggal berdua, Masriatun mengatakan sehari-hari ia menghabiskan setengah liter beras. Dengan paket Lebaran yang dibagikan oleh Tzu Chi ini akan bisa menghemat pengeluarannya.  


Ibu Masriatun yang bekerja sebagai pengupas label botol air minum mineral tengah menunggu sang anak menjemputnya membawakan paket Lebaran Tzu Chi.


Rita Tjan, relawan Tzu Chi bahagia dengan pembagian paket Lebaran di Kampung Reformasi ini karena betul-betul tepat sasaran.

Rita Tjan, relawan yang meski telah berusia 68 tahun, namun semangatnya mengalahkan anak muda. Dalam pembagian paket Lebaran di Kampung Reformasi ini, matanya awas. Ketika melihat lansia, ia akan mengajak warga lansia tersebut ke depan, agar segera menerima paket lebaran dan tidak perlu lama mengantre.

“Merasa bahagia ya kita bisa bagi di tempat ini. Tempatnya seperti ini buat saya berarti benar-benar tepat sasaran. Jadi walaupun agak terik matahari, tapi kita membawakannya dengan sukacinta,” kata Rita Tjan.

Kampung Sawah Menjadi Tujuan Selanjutnya
Kampung Sawah menjadi ladang berkah ketiga bagi relawan He Qi Timur di hari itu. Kampung Sawah sendiri merupakan wilayah yang menjadi perhatian dari Yayasan Atma Brata, yang juga sudah cukup lama bekerja sama dengan Tzu Chi di bidang kemanusiaan.

Panas matahari semakin menjadi-jadi di Kampung Sawah. Karena itu pembagian beras diusahakan secepat mungkin, namun tetap tertib dan berbudaya humanis, yakni menunjukkan rasa hormat kepada para warga penerima bantuan. Warga penerima paket Lebaran di sini rata-rata adalah lansia.

Pak Santa mengaku bersyukur dengan paket Lebaran Tzu Chi yang diterimanya yang akan meringankan biaya hidupnya mengingat ia saat ini tak bekerja karena habis operasi. 

Pak Santa, 70 tahun berjalan dengan langkah yang cepat usai menerima paket lebaran ini. Wajahnya berseri-seri. Ia mengaku sangat bahagia dengan paket bantuan ini mengingat, ia yang bekerja serabutan ini beberapa hari ia tidak bekerja usai operasi lambung. Untuk biaya hidup sehari-hari, ia dan istrinya Darsih, yang penglihatannya terganggu karena katarak, hanya mengandalkan warung kopi. Penghasilan dari warung kopi kurang mencukupi, hanya berkisar 10 ribu hingga 20 ribu rupiah.

“Terima kasih sebesar-besarnya. Mudah-mudahan yayasannya tambah banyak rejeki,” kata Pak Santa.

Bruder Petrus dari Yayasan Atma Brata sangat bahagia dengan makin terjalin erat kerja sama Yayasan Atma Brata dengan Tzu Chi sehinga karya-karya kemanusiaan dapat dirasakan oleh masyarakat.

“Ini adalah relasi simbiosis luar biasa untuk semakin menyatakan kalau cinta tanpa pandang, tanpa batas, tanpa melihat suku. Namun sebuah kerelaan untuk hadir menemani orang lain. Jadi inilah relawan yang luar biasa yang terus menerus dibutuhkan oleh dunia yang mengalami kepapaan ini,” tutur Bruder Petrus.

Bruder Petrus dari Yayasan Atma Brata tengah memberikan instruksi kepada warga agar berbaris rapi saat menerima paket Lebaran Tzu Chi.

Johan Kohar, penanggung jawab pembagian paket Lebaran ini juga merasa salut dengan para relawan He Qi Timur yang dengan kompaknya menyukseskan pembagian paket lebaran ini.

“Pada kegiatan seperti ini para relawan sangat mau ambil bagian. Kadang kala kami kan terpencar di kegiatan ini, kegiatan itu dengan kesibukan masing-masing, tetapi dalam pembagian paket lebaran, kita menyatu kembali. Jadi inti satu keluarga sangat terlihat, ada fun-nya, capeknya, tapi ada juga sukacitanya,” ujar Johan Kohar

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Paket Lebaran 2019: Terus Menjalin Keakraban Antar Umat Beragama

Paket Lebaran 2019: Terus Menjalin Keakraban Antar Umat Beragama

21 Mei 2019
Untuk kedua kalinya, Relawan Tzu Chi mengadakan Pembagian Paket Lebaran untuk petugas kebersihan, petugas keamanan, dan warga kurang mampu di Perumahan Budi Indah. Sebanyak 40 paket yang terdiri dari beras, minyak, biskuit, sabun mandi dan deterjen diberikan dengan harapan dapat membantu petugas yang sedang menjalani bulan ramadan.
Paket Lebaran 2019: Menuai Berkah dan Memupuknya Kembali

Paket Lebaran 2019: Menuai Berkah dan Memupuknya Kembali

21 Mei 2019

Setiap tahunnya Tzu Chi membagikan paket cinta kasih di bulan Ramadan untuk warga Kampung Belakang, Kel. Kamal, Kec. Kalideres, Jakarta Barat yang dulunya rumah mereka dibedah. Pada Minggu, 19 Mei 2019 ini relawan membagikan sebanyak 67 paket.

Paket Lebaran 2019: Perhatian yang Tak Ada Habisnya

Paket Lebaran 2019: Perhatian yang Tak Ada Habisnya

21 Mei 2019

Setelah membagikan kupon pada Sabtu, 18 Mei 2019, keesokan harinya relawan membagikan 150 Paket Lebaran kepada warga Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat. Warga menyambut hangat perhatian ini.

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -