Pameran Jing si : Saatnya Menjadi Relawan

Jurnalis : Fammy Kosasih (He Qi timur ), Fotografer : Fammy Kosasih (He Qi Timur)

Minggu 08 November 2015, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menggelar pameran Tzu Chi di Forum Mal Kelapa Gading 3, Jakarta Utara dengan bertema “Saatnya Menjadi Relawan dan Jing Si Living

Minggu 08 November 2015, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menggelar pameran Tzu Chi di Forum Mal Kelapa Gading 3, Jakarta Utara dengan bertema “Saatnya Menjadi Relawan dan Jing Si Living”. Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan Jing Si Book and Cafe yang bekerjasama dengan PT.Summarecon.Tbk, berharap melalui event ini lebih banyak lagi masyarakat sekitar Kelapa Gading dan khususnya para pengunjung mal bisa mengenal Tzu Chi dan bergabung menjadi relawan. Pameran yang berlangsung selama tiga hari ini (6-8 November 2015) dimulai dari jam 10.00 pagi – jam 22.00 malam.

Untuk persiapan teknis, para relawan komunitas masing-masing pun dalam waktu dua bulan sebelum pameran sudah mulai menggalang dan membimbing relawan. Terbukti, dalam pameran disuguhi berbagai penampilan menarik dari murid-murid kelas budi pekerti, permainan biola, hingga drama yang dikemas dan dibawakan dengan baik dan indah oleh insan-insan Tzu Chi.

Dua Komunitas Bersatu

Merupakan jodoh yang istimewa di pameran, yaitu bergabungnya dua komunitas relawan, yaitu komunitas Utara dan komunitas Timur. Penyelenggaraan pameran Tzu Chi ini melibatkan kurang lebih 112 relawan komunitas Utara, gabungan dari relawan wilayah Pantai Indah Kapuk, Angke, dan  Pluit, serta 50 relawan komunitas Timur – wilayah Kelapa Gading. ”Jodoh yang sangat istimewa di pameran kali ini, ada dua komunitas bergabung. Bersama-sama kita berkolaborasi untuk mensukseskan pameran. Semangat itu yang kita merasa pameran bisa sukses dan menjadi ramai,” ujar Tommy, Koordinator acara.

Tommy (kemeja putih), koordinator acara memperkenalkan produk jing si kepada para pengunjung

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Inge Linarty (李群英) (Relawan Tzu Chi Komunitas Timur - Kelapa Gading),”Persiapan dekor, relawan Kelapa Gading ini dibantu juga dari relawan komunitas Utara, bekerja bersama sampai jam 01.00 malam. Capek sih, tapi senang. Karena pameran ini kan besar sekali ya, dan kita mau menjalin jodoh dengan mereka, ada dari Utara, dari PIK, dari Angke, dan dari Pluit juga, semua berkumpul di sini. Jadi ramai sekali, senang juga, kita bekerja jadi tambah semangat,” ujar Inge penuh semangat.

Pada pukul 13.00 WIB, disajikan sebuah drama yang menambah keriuhan suasana pameran dan menarik perhatian sejumlah pengunjung mal. Salah satunya ialah Pamela Edabelle, remaja putri berusia 14 tahun ini, kebetulan tengah melintas di sekitar area pameran bersama salah seorang teman sekolahnya. Remaja putri kelas 3 SMP itu tertarik menjadi relawan setelah mendengar tentang Yayasan Buddha Tzu Chi dari seorang guru bahasa Mandarin di sekolahnya dan dari salah seorang teman akrab di sekolahnya yang ibunya juga seorang relawan Tzu Chi. ”Tahu ada pameran Tzu Chi dari guru bahasa Mandarin di sekolah dan dari teman saya yang mama relawan Tzu Chi juga. Tadi juga ada lihat drama tentang menjaga kelestarian, daur ulang, menjaga uang, tentang relawan juga, terus belajar bersosialisasi juga, belajar vegetarian juga, bisa belajar menghargai juga. Ceritanya menarik, suka banget, “ ujar murid Marie Yoseph itu.


Turut membantu relawan dari dua komunitas :Utara dan Timur yang mendukung berjalannya pameran


Mazin, salah sorang staf Summarecon menyenggangkan waktunya untuk menuangkan celengan bambu yang ia miliki

Para pengunjung mal yang tertarik dengan pameran, langsung menghampiri berbagai stan yang ada. Mereka juga penasaran seperti apa menjadi relawan dan bertanya pada relawan yang menjaga. Tidak hanya itu, beraneka macam produk Jing Si yang dijajakan sepanjang pameran ini, turut memikat hati pengunjung  untuk membelinya. Sempat juga beberapa pengunjung mencicipi panganan khas sushi yang didemokan dan dibuat menggunakan bahan dasar nasi beras organic atau yang biasa disebut Nasi Jing si.  

Satu stan yang tidak kalah menariknya di pameran ini adalah stan penuangan celengan bambu, tiga buah bambu tempat penuangan celengan pun disiapkan di sisi sebelah kanan forum mal Kelapa Gading 3. Banyak pengunjung Mal, para staf PT Summarecon, penyewa outlet di mal Kelapa Gading  menyempatkan diri datang ke stan untuk menuangkan celengan mereka. Seperti Bapak Mazin (23 tahun), seorang petugas kebersihan di Mal Kelapa Gading ini tampak membawa serta dua celengan bambu, dimana yang satu miliknya sendiri dan celengan bambu yang lain kepunyaan salah seorang rekan kerjanya yang berhalangan hadir sendiri karena jam tugas. ”Saya sudah satu tahun ikut program celengan bambu Tzu Chi. Saya dapat informasi dari atasan.  Caranya ikut celengan bambu, sisihkan sedikit demi sedikit dari sisa uang kembalian jajan, dimasukkan ke dalam celengan bambu. Semua saya  ikhlas dan senang dilakukan dari hati tanpa paksaan,” ujarnya pasti.

Sama juga seperti yang dituturkan oleh I Ketut Subiantara dan Tri Arga Haryono, dua sekuriti yang sehari-hari bertugas di apartemen Summit, di belakang Mal Kelapa Gading. Saat mendengar adanya stan celengan bamboo di pameran, maka kesempatan pun tidak disia-siakan, dengan mengajak dan mengumpulkan teman-temanya pada pukul 02.00 siang berangkat menuju forum mal membawa celengan bambu mereka masing-masing yang sudah terisi penuh siap dituangkan. Semua dilakukan dengan suka cita, dengan ikhlas, adalah satu kebanggaan bagi mereka, dari kalangan rakyat kecil, walau jumlahnya tidak seberapa besar, tetapi selagi masih sehat dan masih mampu, mereka mau menyisihkan sedikit rejeki yang mereka peroleh untuk bersumbangsih membantu bagi mereka yang hidupnya jauh lebih menderita dan lebih membutuhkan


Artikel Terkait

Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -