Panggilan Hati untuk Berbakti

Jurnalis : Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Galvan, Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung)
 

foto Para relawan juga mengunjungi kamar beberapa penghuni panti yang tengah sakit. Di sana mereka memberikan penghiburan dan semangat semoga opa dan oma dapat segera sembuh.

Cinta kasih universal Tzu Chi selalu ditunjukan secara nyata. Dalam mewujudkan hal tersebut, maka pada tanggal 18 Februari 2011, Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung melakukan kunjungan kasih ke Panti Wreda Senjarawi, Bandung. Panti yang berlokasi di Jln. Jeruk No. 7 ini dihuni oleh 88 opa dan oma. Sedangkan kegiatan itu sendiri berlangsung dari pukul 09.00-11.00 WIB, yang melibatkan 10 relawan Tzu Chi Bandung.

Suasana yang akrab langsung menghiasi panti ini. Kehadiran para relawan sudah  tidak asing lagi dalam ingatan para opa dan oma, mengingat kegiatan ini selalu rutin dilaksanakan pada setiap bulannya.

Pada hari itu tampak beberapa opa dan oma tetap terbaring di tempat tidurnya. Kondisi kesehatan mereka rupanya berada dalam kondisi kurang baik. Tidak hanya tinggal diam, para relawan pun langsung bergegas untuk melihat keadaan para opa oma yang sedang terbaring sakit itu. Hiburan serta pelayanan langsung diberikan pada saat itu juga, seperti memberikan minum dan pijatan, hingga doa serta semangat untuk kesembuhannya.

Sebagai pembuka kegiatan ini para relawan membawakan nyanyian isyarat tangan “Satu Keluarga” dan “Sebuah Dunia yang Bersih”. Dengan penuh kekompakan para relawan dan penghuni panti bernyanyi bersama yang disertai gerakannya. Setelah itu acara dilanjutkan dengan bernyanyi bersama. Tanpa rasa canggung para opa dan oma tampil begitu percaya diri dalam membawakan beberapa tembang lagu favoritnya. Ada juga opa dan oma yang unjuk kebolehannya dalam memainkan gitar dan harmonika. Di samping itu, ragam acaranya lainnya juga turut menghiasi kunjungan kasih ini, seperti mencukur, membagikan makanan, dan Buletin Tzu Chi.

foto  foto

Keterangan :

  • Para relawan pun tidak segan-segan dalam melayani para penghuni panti. Salah satunya dengan menyuapi para opa dan oma. (kiri)
  • Oma Rita (63), sedang unjuk kebolehan memainkan harmonika sambil didampingi seorang relawan Tzu Chi Bandung. (kanan)

Ruang Kasih Sayang untuk Opa dan Oma
Kesetiaan para relawan dalam memberikan pelayanan mampu membuat hati para opa dan oma terasa nyaman. Hal tersebut dirasakan oleh Oma Sukimah (68). Oma yang sudah menghuni panti selama 7 tahun ini tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya setelah mendapatkan kunjungan kasih dari para relawan Tzu Chi.

“Luar biasa, boleh katakeun bagus, ada kemajuan sedikit, ada kunjungan dari luar (kunjungan kasih Tzu Chi-red), ada perhatian, puji syukur terima kasih atas kebaikannya, semuanya akan di bales Tuhan. Jadi kita merasa seneng gitu ada dikunjungi dari luar, dibantu gunting rambut, gunting kuku, ada kasih shampo, ada kasih koran-koran (Buletin Tzu Chi-red),” ungkapnya.

Bersamaan dengan itu, Oma Sukimah pun berharap agar para insan Tzu Chi selalu berkunjung ke panti. Bukan soal sandang dan pangan yang diberikan relawan, namun yang terpenting baginya adalah perhatian tulus para relawan terhadap para penghuni di panti ini.

“Ya mudah-mudahan bisa seterusnya dateng, melayani oma opa tidak keberatan. Ngga bawa apa-apa juga ngga apa-apa dateng, gunting rambut, gunting kuku, gitu aja kita udah seneng. Terima kasih banyak, Tuhan bales semuanya,” tambahnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Dengan bersemangat para opa dan oma ini mengikuti acara yang disuguhkan oleh para relawan Tzu Chi. Di hari senjanya, mereka masih mendapatkan kebahagiaan dari relawan Tzu Chi. (kiri)
  • Kita adalah Satu keluarga, itulah pesan yang hendak disampaikan relawan Tzu Chi kepada para opa dan oma di Panti Wreda Senjarawi saat mempersembahkan lagu isyarat tangan “Satu Keluarga”. (kanan)

Bagi para relawan sendiri kegiatan kunjungan kasih ini merupakan sebentuk panggilan hati untuk berbakti kepada orang tua. Dalam kegiatan ini para relawan berperan layaknya anak yang menunjukkan kasih sayang kepada orang tuanya sendiri.

“Untuk saya pribadi memang saya senang, terpanggil untuk membantu, menghibur mereka yang kesepian, yang jauh dari keluarganya,” kata Teny Christianti, salah satu relawan Tzu Chi Bandung yang berpartisipasi dalam kunjungan kasih ini.

Di samping itu, bagi Teny, kegiatan kunjungan kasih ini merupakan sarana untuk berbakti yang dapat dilakukan kepada orang tua siapapun. “Sangat berkesan. Saya sudah ngga punya orang tua, orang tua saya sudah meninggal, jadi mereka itu seperti pengganti orang tua saya. Jadi saya senang masih bisa membantu mereka,” ungkapnya.

Kegiatan kunjungan kasih tidak hanya sekedar ajang untuk memberikan bantuan saja. Di balik itu, kunjungan kasih ini merupakan panggilan hati para insan Tzu Chi untuk menghangatkan batin para opa dan oma yang menjalani hidup jauh dari keluarganya. Sudah merupakan kewajiban bagi para insan Tzu Chi untuk memberikan ruang kasih sayang terhadap sesama dengan penuh welas asih. (Rangga Setiadi)

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Permata Bagi Umat Manusia

Suara Kasih: Permata Bagi Umat Manusia

23 November 2011 Kehidupan di Zimbabwe sungguh menderita. Selama beberapa tahun ini, pengusaha Taiwan yang bertahan di sana tidaklah banyak. Kini hanya tersisa 2 orang. Kedua pengusaha itu sangat mendedikasikan diri.
Membeli, Berbagi, dan Turut Menyelamatkan Bumi

Membeli, Berbagi, dan Turut Menyelamatkan Bumi

11 Desember 2019

Bazar barang-barang yang masih layak pakai digelar di Lapangan Parkir Fresh Market, Green Lake City, Tangerang, Banten (8/12/2019). Tujuan bazar mengajak masyarakat untuk menerapkan Prinsip 5 R (Re-think, Reduce, Repair, Reuse, dan Recycle. Hasil penjualan akan digunakan untuk mendukung pembangunan Tzu Chi Hospital.

Merawat Mama yang Sakit, Lelahku Menjadi Baktiku Padanya

Merawat Mama yang Sakit, Lelahku Menjadi Baktiku Padanya

08 September 2022

Hari ini 7 September 2022 relawan He qi Pusat mengunjungi  keluarga Joice Lince Arduin yang rumahnya telah selesai di renovasi atas bantuan Yayasan Tzu Chi. Irene Josephine anak tertua Joice terpaksa harus  merawat Ibunya  Joice Lince Arduin yang hanya bisa terbaring lemah karena sakit strok dan diabetes.

Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -