PAT 2018: Mengenang Kisah Kebaikan

Jurnalis : Sutriani (Tzu Chi Makassar), Fotografer : Robin Johan (Tzu Chi Makassar)


Yayasan Buddha Tzu Chi Makassar mengadakan kegiatan Pemberkahan Akhir Tahun 2018 yang dihadiri sebanyak 102 tamu undangan, 27 Januari 2019.

Yayasan Buddha Tzu Chi Makassar menggelar Pemberkahan Akhir Tahun 2018 di Jalan Ahmad Yani No. 19-20, Kamis (27/1). Kegiatan ini mengundang segenap donatur yang selama ini berkontribusi di Yayasan Buddha Tzu Chi.

Pukul 09.00 Wita, para peserta sudah memadati kantor Tzu Chi. Sekira 102 donatur yang hadir. Diawali dengan penghormatan kepada Master Cheng Yen, acara pun dibuka oleh MC, Henny Laurence. Usai Doa master, para donatur kemudian diperlihatkan tayangan video kilas balik Tzu Chi tahun 2018. Berbagai kegiatan yang telah dilakukan oleh yayasan Buddha Tzu Chi Makassar selama satu tahun.

Tak cukup sampai di situ, penampilan drama dari muda-mudi Tzu Chi (Tzu Ching) yang merangkum visi misi Yayasan Buddha Tzu Chi cukup memukau peserta.


Para peserta yang hadir bersama-sama melantunkan doa agar dunia bebas dari bencana, aman, dan damai.


Tzu Ching menampilkan sebuah drama pada acara Pemberkahan Akhir Tahun 2018.

"Drama ini bercerita tentang segenap kegiatan Yayasan Buddha Tzu Chi, seperti pada pembukaan drama, tiba-tiba ada kebakaran lalu kami dari relawan Tzu Ching turun tangan. Kemudian menampilkan pula kegiatan-kegiatan yang selama ini dilakukan, kami rasa ini sudah mewakili," kata Andika, Ketua Tzu Ching Makassar. Drama berdurasi 15 menit ini sangat menghibur para peserta yang hadir.

Selain drama, isyarat tangan Satu Keluarga juga mengisi acara kali ini. "Hal ini dilakukan karena kita semua satu keluarga," lanjut Andika.

Pemutaran kilas balik Indonesia, materi tentang angpau Master, penuangan celengan bambu, hingga doa bersama dilangsungkan begitu teduh. Dan kegiatan diakhiri dengan makan siang bersama.

Dion (61) yang bekerja sebagai wiraswasta, dari perkumpulan sosial Guang Zhao Makassar mengatakan apa yang dilakukan Yayasan Buddha Tzu Chi adalah suatu perilaku yang luar biasa terhadap kemanusiaan.


Relawan muda-mudi Tzu Chi (Tzu Ching) juga memeragakan isyarat tangan Satu Keluarga.


Usai mengikuti Pemberkahan Akhir Tahun, para peserta yang hadir bersama-sama menuangkan celengan bambu yang dimilikinya.

"Di mana-mana ada musibah tidak pernah menunda untuk membantu. Tzu Chi tidak memandang suku, ras, dan agama. Semua dibantu," katanya. Ia melihat, selama ini kegiatan yang dilakukan Yayasan Buddha Tzu Chi sangat luar biasa. Pada kesempatan akan datang pihaknya dari perkumpulan juga akan meniru hal-hal yang dilakukan Tzu Chi.

"Tentu kami sangat terharu dan gembira akan kegiatan ini. Kami sangat mendukung kegiatan seperti ini," ujar Cece Noni (22). Ia menyarankan, berbagai hal yang harus dikembangkan itu sesuai dengan kondisi yang ada, terutama masalah lingkungan hidup.

"Terus ditingkatkan saja kegiatan seperti yang ada selama ini. Semuanya sudah baik, lebih berbagi lagi ke sesama," tutur Cece Noni.


Editor: Yuliati


Artikel Terkait

Dengan Ketulusan Berikrar Menyelamatkan Semua Makhluk

Dengan Ketulusan Berikrar Menyelamatkan Semua Makhluk

25 Januari 2019

Pemberkahan Akhir Tahun 2018 dilakukan di Tzu Chi Pekanbaru, 19 Januari 2019 di Hotel Furaya. Dalam kegiatan pemberkahan ini, Mawie Wijaya berkesempan memberikan sharing tentang bagaimana misi amal berjalan seiringan dengan praktik Sutra Makna Tanpa Batas.

PAT 2018: Mengenang Kisah Kebaikan

PAT 2018: Mengenang Kisah Kebaikan

30 Januari 2019

Yayasan Buddha Tzu Chi Makassar menggelar Pemberkahan Akhir Tahun 2018. Kegiatan ini mengundang segenap donatur yang selama ini berkontribusi di Yayasan Buddha Tzu Chi.

PAT 2018: Rumah Bersama Bagi Kemanusiaan

PAT 2018: Rumah Bersama Bagi Kemanusiaan

20 Januari 2019
Bertemakan Bersyukur, Menghormati, dan Mengasihi Kehidupan. Harmonis Tanpa Pertikaian, Menciptakan Berkah Bersama, kegiatan Pemberkahan Akhir Tahun 2018 (sesi pertama) dihadiri oleh 1.800 orang peserta. Kegiatan ini diadakan pada Minggu, 20 Januari 2019 di Aula Jing Si Lt. 4, PIK, Jakarta Utara.
Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -