PAT 2025: Wujud Cinta dan Penghormatan kepada yang Terkasih

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Anand Yahya, Kasun (HQMK), Merry Christine (HQB1), Merry Hasan (HQB2)


Penampilan yang memukau dari tujuh murid Tzu Chi School, yakni tarian oriental berjudul Mang Zhong, menambah kemeriahan Pemberkahan Awal Tahun 2025 yang digelar di Aula Jing Si Indonesia, Minggu 9 Februari 2025.

Elisa Tsai meninggalkan tempat duduknya usai Pemberkahan Awal Tahun 2025 dengan perasaan yang mengharu biru. Sebagai bentuk cinta yang dalam kepada mendiang sang ibu, Soegiati Santosa, Elisa mempersembahkan gelar komisaris kehormatan atau Rong Dong. Komisaris Kehormatan adalah individu yang menyumbang dana sebesar NT$ 1 juta untuk mendukung keberlanjutan misi kemanusiaan Tzu Chi.

Semasa hidup, sang ibu gemar menonton ceramah Master Cheng Yen melalui tayangan Lentera Kehidupan di DAAI TV. Menonton Lentera Kehidupan jadi momen berarti karena setiap kali menonton ceramah Master Cheng Yen, ia merasakan ketenangan. Apalagi ia juga mengerti dialek bahasa Taiwan yang digunakan Master Cheng Yen.

Setelah kepergian sang ibu pada Juni 2022, Elisa merenungkan apa yang ia bisa lakukan untuk mengenang ibunda tercinta. Dalam ajaran Buddha, terdapat konsep bernama pelimpahan jasa yang memungkinkan seseorang untuk mendedikasikan perbuatan baik pada orang yang telah meninggal dunia. Ia pun mantap memberikan sumbangsih berupa komisaris kehormatan atas nama sang ibu. Dan di bulan Juli 2022 ia mulai menyicil hingga selesai pada September 2024.



Elisa Tsai, Wakil CEO DAAI TV Indonesia mendedikasikan komisaris kehormatan atau Rong Dong untuk mendiang ibu yang sangat ia cintai.

“Kenapa pilih Tzu Chi atau DAAI? Ya karena Tzu Chi sudah jelas sosial, kalau DAAI ya karena ada program-program yang perlu diproduksi dan selama saya 17 tahun di DAAI TV Indonesia, kita tahu program-programnya memberi dampak positif di masyarakat. Banyak orang yang menonton Lentera Kehidupan lalu kehidupannya berubah atau pikirannya terbuka. Itu juga yang buat mama suka nonton Lentera Kehidupan makanya ya sudah kami sumbangkan untuk kegiatan DAAI TV,” tutur Elisa, yang merupakan Wakil CEO DAAI TV Indonesia.

Tak hanya itu, meskipun sang ibu telah meninggal dunia, Elisa tetap menjadikan sang ibu sebagai donatur Tzu Chi sebagaimana yang dulu ia lakukan semasa hidup.

“Saya juga bisa menjadi relawan komite karena mama banyak mengajak teman-temannya untuk jadi donatur Tzu Chi. Jadi ada dukungan dari mama untuk saya dilantik menjadi komite tahun 2009. Jadi mama sangat senang sekali ketika saya kerja di Tzu Chi atau DAAI TV,” kenang Elisa.

Bermula dari Pandemi Covid-19  



Ketua Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei menyematkan korsase dan nametage Komisaris Kehormatan pada Budiankes Yuswanto.

Cerita lainnya datang dari Budiankes Yuswanto yang sudah 15 tahun menjadi relawan Tzu Chi. Pada Pemberkahan Awal Tahun 2025 ini, terdapat 13 orang yang dilantik menjadi komisaris kehormatan.

Budiankes mengemban tanggung jawab sebagai koordinator segala urusan logistik dalam kegiatan besar Tzu Chi Indonesia. Di balik perjalanan panjangnya sebagai relawan, ada momen-momen penuh refleksi, salah satunya saat pandemi Covid-19 melanda dunia.

Ketika pandemi berada di puncaknya, Budiankes menyadari betapa drastisnya perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Banyak orang yang secara tiba-tiba terpuruk secara ekonomi, dan tak ada yang tahu kapan situasi itu akan berakhir. Kondisi yang mencekam itu semakin terasa nyata bagi Budiankes, ketika beberapa teman dekatnya meninggal dunia karena Covid-19. Ketidakpastian dan rasa kehilangan begitu menghinggapi kehidupan banyak orang, termasuk dirinya.

“Jadi saya pikir, saya akan mencoba untuk menjadi komisaris kehormatan. Ya tentu di-support oleh istri saya. Dia sangat setuju sekali malahan beberapa kali bilang segera laksanakan. Dan dia mengingatkan saya tentang Kata Perenungan Master Cheng Yen bahwa kebajikan bisa menghalau ribuan bencana. Jadi saya pikir ya segerakan,”kata Budiankes.



Di Pemberkahan Awal Tahun 2025 ini ada 13 orang yang dilantik menjadi komisaris kehormatan Tzu Chi.



Para peserta Pemberkahan Awal Tahun 2025 dengan tulus berdoa semoga hati manusia tersucikan, masyarakat damai sejahtera, dan dunia terbebas dari bencana.

Budiankes bersyukur dapat mengumpulkannya pelan-pelan. Dan setelah selesai ternyata dari sisi keuangan keluarganya lancar-lancar saja. “Setelah saya setor, hati kayaknya damai, saya teringat pikiran saya sewaktu pandemi Covid-19 apakah bisa melewatkan masa-masa itu dan ternyata bisa,” pungkasnya penuh syukur.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Teratai Yang Menghiasi Insan Tzu Chi

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Teratai Yang Menghiasi Insan Tzu Chi

26 Februari 2016 Jalan Cinta Kasih Universal Membentang Luas ke Seluruh Dunia, Jalinan Kasih Sayang Terus Bertahan untuk Selamanya, adalah tema yang diambil dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun 2015.
Pemberkahan Awal Tahun 2017: Jangan Pernah Menunda untuk Berbakti

Pemberkahan Awal Tahun 2017: Jangan Pernah Menunda untuk Berbakti

11 Februari 2017 Drama Budi Luhur Orang Tua Seluas Samudra menjadi inti dalam Pemberkahan Awal Tahun 2017 yang diselenggarakan oleh Tzu Chi Indonesia. Drama tentang kisah perjalanan cinta kasih orang tua yang tiada batasnya ini memukau peserta pemberkahan pada Sabtu, 11 Februari 2017 yang dihadiri oleh staf badan misi dan relawan Tzu Chi.
Menjalin Jodoh di Jalan Bodhisatwa

Menjalin Jodoh di Jalan Bodhisatwa

23 Januari 2015 Para peserta pun satu persatu menerima angpau berkah dari Master Cheng Yen. Angpau ini merupakan royalti dari buku-buku Master yang diberikan sebagai ungkapan syukur dan terima kasih kepada relawan dan segenap pihak yang mendukung Tzu Chi selama ini. relawna juga membagikan bingkisan produk Jing Si berupa nasi Jing Si.
Kita hendaknya bisa menyadari, menghargai, dan terus menanam berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -