Peduli Lingkungan di SDN Belawan Medan

Jurnalis : Irsan Muljono (Tzu Chi Medan), Fotografer : Irsan Muljono (Tzu Chi Medan)
 
 

fotoRelawan Tzu Chi membimbing para murid untuk belajar memilah sampah dan memasukkannya ke dalam tong sampah yang sesuai dengan jenisnya: organik dan non organik.

Hari Minggu, 24 Januari 2010, tepat pukul 7 pagi, 93 relawan Tzu Chi Medan berangkat menuju Sekolah Dasar 66, 67, dan 68 di Belawan. Tiga sekolah yang 6 tahun lalu pernah menerima bantuan dari Tzu Chi. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh  ketua Xie Li, Huang Shi Ning dan koordinator acara, Yang Ying Ying. Tujuan relawan Tzu Chi mengunjungi ketiga sekolah ini adalah untuk mensosialisasikan konsep pelestarian lingkungan kepada murid-murid SD di kelas 4, 5, dan 6. Selain itu, sosialisasi ini juga bertujuan untuk menanamkan filsafat pelestarian lingkungan di hati setiap murid.

Menanam di Ladang yang Tepat
Seperti yang kita ketahui, Pelabuhan Belawan merupakan tempat berdagang di kota Medan di mana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani atau buruh pelabuhan. Di daerah ini, kehidupan penduduknya miskin. Pengetahuan masyarakat mengenai budaya kemanusiaan masih kurang, sehingga konsep mengenai kebersihan dan pelestarian lingkungan pun masih sangat minim. Di mana-mana, terlihat sampah berantakan, serta banyak selokan yang tersumbat sehingga menebarkan bau yang tidak sedap. Kondisi ini membuat daerah itu terlihat seperti sebuah kota kecil di tengah tumpukan sampah. Melihat hal itu, relawan Tzu Chi menyadari pentingnya menggerakkan dan mensosialisasikan kebersihan serta pelestarian lingkungan kepada masyarakat. Idealnya, pelestarian lingkungan haruslah dimulai dari anggota keluarga, tidak terkecuali anak-anak. Oleh karena itu, orangtua harus menuntun anaknya untuk melakukan daur ulang, menghemat energi karbon, sehingga mereka pun kemudian memiliki rasa tanggung jawab untuk melestarikan bumi dan kebersihan lingkungan.

Tepat pukul 8 pagi, 93 orang relawan Tzu Chi mulai berdatangan menuju Sekolah Dasar yang 6 tahun lalu pernah menerima bantuan dari Tzu Chi. Ratusan murid menyambut kedatangan relawan dengan senyuman manis. Senyuman dan ekspresi yang dipancarkan di wajah para murid, yang menunjukkan adanya kerinduan dan harapan terhadap relawan Tzu Chi. Komunikasi dan interaksi dilakukan oleh relawan Tzu Chi dengan para murid pun membuat mereka masih memiliki jalinan jodoh tersebut. Para murid di sekolah ini, kurang lebih telah mengetahuibudaya kemanusiaan Tzu Chi, bahkan menjalankannya. Seperti berbaris dengan rapi, mematuhi peraturan, bersikap tegak, meletakkan telapak tangan di depan perut ketika berbaris, dan mempraktekkan bahasa isyarat tangan. Bagi murid-murid ini, bahasa isyarat tangan merupakan budaya kemanusiaan Tzu Chi yang paling mereka sukai. Ketika relawan pembimbing mengangkat papan petunjuk, dalam waktu singkat, para murid membentuk barisan dengan rapi. Kemudian, sebanyak 919 murid  yang berasal dari 3 sekolah ini memasuki 6 ruang kelas dan segera memperhatikan serius sosialisasi yang diberikan oleh relawan Tzu Chi melalui tayangan video.

foto  foto

Ket : - Relawan Tzu Chi sedang mensosialisasikan konsep pelestarian lingkungan kepada para murid.               Dengan serius, para murid ini menyimak setiap penjelasan yang diberikan. (kiri)
          - Di saat para relawan mengangkat papan angka kelompok, para murid langsung bersikap mengambil               tempat dan berbaris dengan rapi. (kanan)

Saat itu, para relawan menayangkan video tentang pentingnya pelestarian lingkungan dan bagaimana cara melakukan daur ulang yang mudah dimengerti oleh para murid. Para relawan juga menuntun mereka untuk tidak membuang sampah sembarangan. Karena diselingi dengan sesi tanya jawab, para murid merasa dan dapat menerima pelajaran dengan baik. Relawan Tzu Chi juga memberikan penjelasan kegunaan dari daur ulang dan bagaimana caranya mengindentifikasi serta memilah sampah daur ulang. Dari pelajaran ini, para murid mengetahui bahwa sikap membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan daur ulang akan membawa dampak negatif yang membahayakan kehidupan manusia.  

Bermain Sambil Belajar
Selesai dengan sesi teori, para murid dipersilahkan menuju ke lapangan sekolah. Di sana, relawan Tzu Chi telah mempersiapkan setumpuk sampah. Mereka lantas mengajak para murid memilah sampah serta memasukkannya ke dalam tong sampah yang berbeda.  Bagi mereka yang berhasil membuang sampah di tong yang tepat, mendapatkan hadiah dari relawan Tzu Chi. Dengan praktek langsung ini, para murid merasakan adanya suatu pembaruan dan mudah dimengerti karena prosesnya seperti kegiatan bermain. Saat pemilahan, acara juga diselingi dengan pertunjukkan bahasa isyarat tangan yang dibawakan oleh para murid. Suasanapun kemudian menjadi ramai, gembira, dan hangat.

foto  foto

Ket : - Didampingi beberapa relawan Tzu Chi, para murid-murid ini mendapatkan penjelasan bagaimana              memilah sampah yang benar. (kiri).
         - Bersama para relawan, murid-murid ini mempertunjukkan bahasa isyarat tangan yang sudah mereka              pelajari. (kanan)

Master Cheng Yen sering mengatakan, pendidikan merupakan senjata untuk menyucikan hati manusia dan membimbing masyarakat ke arah yang lebih baik. Di mana, harapan bangsa terletak pada anak-anak, dan harapan anak terletak pada pendidikan. Oleh karena itu, relawan Tzu Chi berusaha untuk menanamkan niat baik di dalam hati setiap murid, dan membimbing mereka ke arah yang baik sambil berharap di masa yang akan datang, masyarakat dapat lebih maju. Pada hari ini, relawan Tzu Chi tidak hanya menyebarkan cinta kasih dan kebajikan di hati setiap murid, bahkan juga mengundang 19 calon relawan untuk ikut bergabung dalam Tzu Chi.  

Para calon relawan ini bergabung dengan Tzu Chi karena terinspirasi oleh welas asih Master Cheng Yen, dan terharu dengan cinta kasih yang diberikan oleh relawan Tzu Chi yang tiada mengharapkan balasan. Di kegiatan pertama yang diikuti ini, mereka menjadi saksi atas apa yang dilakukan oleh relawan Tzu Chi serta hasil yang telah berbuah dari tindakan Master Cheng Yen yang terus mengundang Bodhisatwa untuk ikut bergabung dalam Tzu Chi.

Acara sosialisasi ini berakhir pada pukul 12 siang dan agar pengetahuan serta kebersihan lingkungan sekolah meningkat, relawan Tzu Chi juga menyumbangkan 3 buah komputer dan printer, beserta 8 buah tong sampah untuk sekolah ini seraya berharap sumbangan tersebut dapat bermanfaat bagi para murid. Di akhir acara, para relawan dan murid bernyanyi bersama. Ketika waktu untuk pulang tiba, para relawan Tzu Chi Medan ini pun melambai-lambaikan tangan kepada para murid dengan hati gembira.

 

  
 
 

Artikel Terkait

 Pelita Yang Menerangi Hati

Pelita Yang Menerangi Hati

22 Juni 2011
Saat dibagikan bacang vegetarian, nenek Chen mulai meneteskan air mata karena perhatian dan cinta kasih yang diterimanya dari insan Tzu Chi sangat menyentuh hatinya.  Untuk menghibur Nenek Chen, kami melakukan Shou Yu (isyarat tangan)  yang berjudul “Satu Keluarga”.
Ketika Para Pengusaha Berkumpul dalam Tea Gathering

Ketika Para Pengusaha Berkumpul dalam Tea Gathering

01 Februari 2024

Bagi Board of Director (BOD) DAAI TV Edy Wiranto, para pengusaha yang datang dalam gathering ini bukan sekedar pengusaha, tetapi sebagai komunitas yang mempunyai kekuatan besar untuk mendorong dan berkontribusi dalam gerakan menyebarkan kebaikan.

Internasional: Wujud Terima Kasih

Internasional: Wujud Terima Kasih

04 Mei 2010
Di Taiwan, banyak kaum lansia yang dirawat oleh wanita yang meninggalkan keluarga dan kampung halaman ribuan kilometer jauhnya. Sejak tahun 2004, yayasan (Tzu Chi) mulai mengadakan pengobatan gratis untuk menunjukkan rasa terima kasih kepada wanita-wanita pekerja keras
Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -