Pelantikan Relawan: Cinta Mengalahkan Segalanya

Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Apriyanto, Dimin (He Qi Barat), Stephen Ang (He Qi Utara), Vimala(He Qi Selatan)
 
 

foto
Setelah bergabung menjadi relawan Tzu Chi, Indrawan (kanan) merasa memperoleh banyak manfaat terutama pengendalian diri. Ia kini bisa lebih memahami orang lain dan tidak angkuh.

Saya sampai di Jing Si Tang sebelum pukul 07.00 pagi. Sebagian besar relawan yang akan menjalani pelantikan masih berada di ruang makan menikmati sarapan pagi. Selang 30 menit kemudian, mereka pun berbaris rapih dan berjalan menuju ruang pelatihan. Semuanya terlihat begitu teratur dan rapih. Hari itu Minggu, 4 November 2012, sebanyak 332 orang dilantik menjadi relawan biru putih Tzu Chi. Pelatikan menjadi relawan biru putih Tzu Chi bisa juga diartikan sebagai pematangan anggota yang telah meninggalkan cangkang dan terlahir kembali sebagai bagian utuh dari keluarga besar Tzu Chi.

Namun jika dilihat lebih dalam, menjadi relawan biru putih merupakan sebuah perjalanan panjang yang membutuhkan pengorbanan waktu, materi, tindakan, juga keseriusan. Oleh sebab itu, di sesi training, para relawan dikuatkan dengan sebuah materi bertopik “Membangkitkan Tekad”. Membangkitkan tekad di Tzu Chi berarti belajar menjadi murid Master Cheng Yen.

Pada hari itu, saya melihat banyak relawan yang mengucapkan tekadnya. Semuanya adalah tekad baik yang membuat hati bergetar ketika mendengarnya. Di depan banyak relawan, seorang wanita muda berjilbab bernama Reni berkata, kalau ia bertekad menjadi relawan Tzu Chi untuk selama-lamanya. Ia berceritera bahwa kerusuhan sosial yang terjadi pada tahun 1998 merupakan bagian dari kesalahpahaman dan pandangan warga pribumi terhadap etnis Tionghoa. Ketika itu, situasi memang begitu kacau. Ekonomi melemah, Rupiah terpuruk, dan masyarakat gelisah diliputi prasangka. Puncak dari itu semua adalah meletusnya kerusuhan yang berbau SARA.

Padahal menurut Reni, warga Tionghoa sejak dulu sudah bersumbangsih untuk Indonesia. “Banyak atlet bulu tangkis yang berprestasi mengharumkan nama Indonesia adalah warga Tionghoa. Dan Tzu Chi sebenarnya juga sudah bersumbangsih bagi Indonesia sejak tahun 1993,” katanya. “Jadi ini adalah kesalahpahaman.” Bahkan setelah kerusuhan itu, Tzu Chi justru tetap bersumbangsih kepada masyarakat tidak mampu. Baginya, ini adalah sebuah ketulusan yang patut diteladani. Dengan sikap yang agak malu-malu, Reni kembali berkata kalau ia meminta maaf atas nama banyak orang. Oleh sebab itu, untuk menebus kesalah pahaman ini ia bertkad akan menapaki jalan Tzu Chi selamanya. 

foto  foto

Keterangan :

  • Menurut Reni, cinta kasih telah mengalahkan segalanya dan Tzu Chi telah membuktikan hal itu semenjak berlabuh di Indonesia tahun 1993 hingga sekarang (kiri).
  • Banyak relawan abu putih yang dilantik menjadi biru putih. Yang terpenting adalah bagaimana setiap relawan dari 332 yang dilantik hari itu bisa mengajak lebih banyak lagi orang untuk menjadi Bodhisatwa dunia (kanan).

Cinta kasih memang dapat mengubah segalanya. Mengubah yang keras menjadi lembut dan mengubah kemarahan menjadi belas kasih. Hal ini dirasakan oleh Indrawan Paimin, relawan He Qi Timur. Sewaktu diadakan reuni SMA, seorang kawan memperkenalkan Tzu Chi kepadanya. Kendati demikian, ia masih belum tertarik pada Tzu Chi, karena pembawaan dasar Indrawan adalah seorang yang tidak mudah mengidolakan orang lain. Meskipun ia seorang Buddhis, tapi sepanjang hidupnya ia tidak pernah mengidolakan atau mengelu-elukan seorang biksu. Baginya, seorang yang meninggalkan keduniawian dan memilih menjadi biksu memang sebuah teladan, tapi tetaplah bukan sebagai idola hidup. Maka, temannya yang sudah menjadi relawan Tzu Chi itu menyarankan Indrawan untuk menonton DAAI TV, khususnya program Lentera Kehidupan. Mulailah Indrawan bersama istrinya menonton Lentera Kehidupan di DAAI TV. Ini merupakan jodoh awal Indrawan dengan Tzu Chi.   

Jalinan jodoh pun terus berlanjut. Bulan Mei tahun 2010, ketika Tzu Chi mengadakan festival vegetarian di La Piazza Kelapa Gading, istrinya diundang untuk mengisi stand yang menjual bahan vegetarian. Ketika itu, usaha Indrawan memang menjual bahan makanan vegetarian. Setelah festival itu, Indrawan bersama istri dan anaknya pun diajak untuk mengikuti upacara Waisak Tzu Chi. Dari situlah, ia melihat ajaran Jing Si yang terkandung dari pesan Master Cheng Yen. “Master luar biasa. Master adalah tokoh teladan yang sanggup melayani begitu banyak makhluk,” katanya dalam nada yang bergetar. Sejak itu, ia semakin tertarik pada Tzu Chi dan mulai mengikuti kegiatan Tzu Chi.

foto  foto

Keterangan :

  • Di pelantikan itu juga ditampilkan pertunjukan “Xing Yuan”, yang mengisahkan tentang keteguhan tekad seorang Mahabiksu Jian Zhen (kiri).
  • Sejak pukul 7 pagi, para relawan yang akan dilantik sudah berkumpul di Jing Si Tang. Mereka berbaris rapih, menunjukkan budaya humanis Tzu Chi (kanan).

Sekarang setelah menerima Dharma master Cheng Yen, Indrawan bersama istrinya langsung berikrar bervegetarian. Ini dilakukan bukan semata-mata demi kesehatan, tapi demi kebahagiaan makhluk lain dan demi orang tua istrinya. “Jika dengan bervegetarian kami bisa menebus kesalahan orang tua istri saya yang memiliki usaha peternakan, maka kami bertekad menjalaninya seumur hidup,” katanya penuh haru.

Ternyata vegetarian memberikan manfaat yang luar biasa pada Indrawan. Ia yang sebelumnya sangat percaya diri dan cenderung angkuh, kini mulai bisa lebih memahami orang lain dan merendahkan hati. Ia juga sudah bisa menahan emosi dan menjadi lebih ramah. “Vegetarian membuat saya bisa merasakan cinta kasih tumbuh dari hati,” ujarnya.

 

  
 

Artikel Terkait

Menanam Cinta Kasih Lewat Sikat Gigi

Menanam Cinta Kasih Lewat Sikat Gigi

19 Juni 2025

Sebanyak 40 siswa SDN 011 Kongbeng mendapat penyuluhan kesehatan gigi dan mulut secara interaktif dan edukatif oleh relawan Tzu Chi yang penuh semangat dan kepedulian di Xie Li Kalimantan Timur 1, pada Kamis (12/6/25).

Berbagi Keceriaan di Panti Asuhan Cipta Generasi Baru

Berbagi Keceriaan di Panti Asuhan Cipta Generasi Baru

14 Oktober 2024

Relawan Tzu Chi Makassar melakukan kunjungan kasih ke Panti Asuhan Cipta Generasi Baru, Desa Bonto Bunga, Kec. Moncongloe, Maros, Sulawesi Selatan. Relawan memberikan makanan dan bingkisan kepada 70 anak penghuni panti ini. 

Kamp Zhen Shan Mei: Berlari Mengimbangi Laju Tzu Chi Indonesia

Kamp Zhen Shan Mei: Berlari Mengimbangi Laju Tzu Chi Indonesia

10 Desember 2015
Liu Su Mei menegaskan bahwa membuat dokumentasi dari apa yang mereka lakukan kala itu adalah hal yang sangat penting. Hingga kini pun, dokumentasi adalah poin yang sangat penting. “Karena hasil dokumentasi bisa dimanfaatkan untuk mengajak orang lain dan menginspirasi mereka agar tergerak hatinya untuk membantu yang membutuhkan,” jelasnya dalam sesi sharing di Kamp Budaya Humanis Zhen Shan Mei (6/12/15).
The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -