Pelatihan Film Dokumenter

Jurnalis : Stephen Ang (He Qi Utara), Fotografer : Stephen Ang (He Qi Utara)
 
 

foto“Sebuah film dokumenter yang baik mengandung unsur pengalaman nyata dan emosi serta didukung oleh struktur dasar news 5W + 1H," tegas Hendrik Ng dari Da Ai TV Indonesia.

Menebarkan cinta kasih ke alam kehidupan adalah menebarkan cinta kasih di antara sesama umat manusia. (Master cheng Yen)

Pemutaran film dokumenter Da Ai oleh Hendrik Ng (DaAi TV Indonesia)  dalam pelatihan 3 in 1 pada hari Jumat malam 23 Juli 2010 yang bertempat di Jing-Si Books & Café Pluit ini memberikan suasana yang berbeda. Rasa hangat, tawa dan haru membuat relawan 3 in 1 gabungan dari 4 He Qi semakin bersemangat untuk mencatat jejak sejarah Tzu Chi.

Televisi yang “sehat” dan mendidik merupakan media komunikasi yang dibutuhkan oleh masyarakat saat ini. Da Ai TV Indonesia hadir dalam masyarakat dengan semangat cinta kasih, memberikan tayangan positif untuk menjernihkan hati manusia. Salah satunya adalah tayangan film dokumenter, yang berisi fakta dalam kehidupan kita sehari-hari.

Dalam pelatihan kali ini, Hendrik Ng memberikan 2 tayangan dokumenter dari Taiwan & Indonesia sebagai bahan pembelajaran dan bagaimana untuk dapat menghasilkan sebuah film dokumenter yang baik. Berikut ringkasan cerita yang terdapat dalam 2 tayangan dokumenter tersebut:

1 Respite Care Volunteer

Sebuah film dokumenter karya Dylan & Grace yang ditayangkan dalam acara Da Ai Weekly Review di Taiwan. Tema yang diangkat adalah “Respite Care Volunteer” yang memiliki arti sebuah pelayanan khusus yang disediakan untuk keluarga yang mempunyai pasien penyakit kronis, dengan sebutan “Relawan Tangguh”. Kebanyakan dari mereka menggunakan waktu setelah jam kerja atau hari libur untuk mengadakan kunjungan kasih dengan tujuan memberikan semangat dan keringanan terhadap pasien dan anggota keluarga pasien.

Dalam tayangan ini kita dapat melihat sisi kehidupan dari pasien lansia yang menderita sakit, ungkapan perasaan dari anggota keluarga yang menjaga setiap hari, pendapat dari para dokter dan para relawan yang ikut berperan aktif dalam merawat pasien dan membantu anggota keluarga. Dengan adanya relawan dari insan Tzu Chi ini membuka harapan baru kehidupan sehingga mereka tidak merasa putus asa dan kesepian.

2 Kehidupan di Rel Kereta

Sebuah film dokumenter yang ditayangkan dalam acara Explore Your World di Indonesia ini mengangkat tema “Kehidupan di Rel Kereta” yang menampilkan sisi lain kehidupan masyarakat di tengah ramainya kota Jakarta. Pemandangan yang unik pun terlihat sesaat setelah kereta api meninggalkan stasiun Senen. Di samping rel kereta berserakan bangunan rumah-rumah liar yang rapat berhimpitan dan setiap saat bahaya yang tidak kita ketahui dapat mengancam hidup mereka. Selain itu kita dapat melihat berbagai raut wajah dan kisah kehidupan yang berbeda dari masing-masing individu yang tinggal di wilayah ini.

Dalam tayangan ini kita dapat melihat berbagai aktivitas yang dilakukan oleh warga sekitar rel kereta, harapan dari warga dalam memperjuangkan hidup dan tindakan yang diambil oleh instansi pemerintah terkait. Insan Tzu Chi pun turun ke lapangan melakukan survei dan membagikan kupon pengambilan beras ke warga rel kereta yang disambut dengan positif.

              foto  foto

Ket : - Pelatihan ini diikuti oleh 14 relawan dokumentasi Tzu Chi dari 4 He Qi-Utara, Barat, Timur, dan Selatan.              (kiri)
         - Henry Tando dan relawan 3 in 1 lainnya merasa terharu sewaktu menyaksikan tayangan film dokumenter             Da Ai TV“ Respite Care Volunteer”, anggota keluarga yang sedang mencurahkan isi hati mereka karena             ada anggota keluarganya yang sakit. (kanan)

Merangkai Struktur Pembuatan Film Dokumenter
Kita sudah seringkali melihat video yang menayangkan kegiatan dan aktivitas seputar relawan, tetapi kita tidak mengetahui secara detail bagaimana perasaan dari masing-masing individu, baik itu pasien, keluarga pasien, dokter atau relawan dalam menghadapi situasi ini. Kita perlu melihat atau ikut terjun langsung di lapangan,” ujar Hendrik Ng.

Sebuah film dokumenter yang baik, isinya dapat kita ambil dari pengalaman nyata dan mengandung unsur emosi/feeling yang dalam agar penonton dapat melihat dan merasakan perasaan yang ada terhadap orang yang ada dalam tayangan tersebut. Selain itu kita perlu memperhatikan struktur dasar “5W + 1 H” (What, Who, When, Where, When, Why, How), mengerti apa yang terjadi dengan ikut ambil bagian dalam kegiatan tersebut, memberikan pengetahuan umum berdasarkan statistik, sumber data, dan interview dengan individu atau kelompok terkait. Berbagai contoh interaktif pun dilakukan Hendrik Ng, agar relawan 3 in 1 menjadi lebih mengerti.

foto  foto

Ket: - Selain menjelaskan secara teori dan materi, Hendrik juga mengajak para peserta pelatihan untuk             menyerap ilmu dari berbagai tayangan film dokumenter.  (kiri).
         - Dilanjutkan dengan tayangan “ Kehidupan di Rel Kereta”, relawan 3 in 1 dari He Qi Selatan pun             "memperhatikan dengan detail setiap film yang ditayangkan. (kanan)

Drg. Linda yang hadir di ruangan lantai dasar Jing-Si Books & Café Pluit ini pun memberikan masukan positif. “Selain struktur yang telah disebutkan tadi, perlu dikombinasikan dengan unsur pendukung agar film dokumenter menjadi lebih menarik dan lebih baik lagi,” katanya.

Sebagai penutup, Henry Tando, koordinator relawan dokumentasi He Qi Utara menyampaikan pada semua yang hadir dalam sharing 3 in 1 ini untuk merenungkan kembali 2 tayangan film dokumenter tersebut, dan memberikan semangat agar kita terus bersumbangsih dan aktif dalam berbagai kegiatan.

  
 
 

Artikel Terkait

Banjir Jakarta: Menggenggam Kepercayaan

Banjir Jakarta: Menggenggam Kepercayaan

25 Januari 2013 Kepercayaan ini tentunya akan terus dijaga dan dipegang teguh oleh insan Tzu Chi untuk tetap memberikan semua yang terbaik bagi masyarakat yang membutuhkan. “Kita sangat senang dan sangat berterima kasih bukan hanya pada Telkomsel, tapi juga pada semua masyarakat yang telah menjadi donatur kami.
Berbagi Itu Universal

Berbagi Itu Universal

12 Agustus 2015

Setelah 5 bulan lalu berkunjung ke Tzu Chi Center, kini relawan Tzu Chi yang mengunjungi jemaat GKI Kayu Putih pada Rabu, 12 Agustus 2015. Sebanyak 49 celengan terkumpul yang dananya akan digunakan untuk membantu sesama. Ini membuktikan bahwa tolong menolong dan membantu satu sama lain dapat dilakukan tanpa memandang sekat-sekat perbedaan. 

Menjadi Orang Tua Efektif

Menjadi Orang Tua Efektif

11 April 2018
Ada yang berbeda di kelas budi pekerti Qin Zi Ban komunitas He Qi Utara 1 pada Minggu, 8 April 2018. Kali ini papa mama bukan hanya mendampingi anak-anak di dalam kelas, tapi juga khusus mengikuti sesi sharing dari Dra. Asteria Maria Sudarwati, Kepala Sekolah Dasar Yayasan Permai, Muara Karang, Jakarta Utara.
Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja?
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -