Pelestarian Lingkungan di Sekitar Kampus BINUS

Jurnalis : Yosephine (Tzu Ching Jakarta), Fotografer : Stepen Wijaya (Tzu Ching Jakarta
 
 

foto
Pada tanggal 1 Juni 2013, Relawan muda mudi Tzu Chi (Tzu Ching) BINUS melakukan kegiatan pembersihan jalanan di sekitar area Kampus Bina Nusantara.

“Dari sampah menjadi emas, emas menjadi cinta kasih”, itu adalah salah satu kata perenungan Master Cheng Yan yang selalu diingat oleh insan Tzu Chi hingga saat ini. Kata tersebut juga dijadikan sebagai slogan kegiatan “WAVES – We are Vegetarians and Earth Saviours”, dimana kegiatan ini bertujuan untuk menjalankan salah satu dari misi Tzu Chi, yaitu pelestarian lingkungan.

 

Pada hari Sabtu tanggal 1 Juni 2013 yang lalu, pukul 07.00 pagi hingga 11 siang, Tzu Ching (Perkumpulan Muda-Mudi Mahasiswa Tzu Chi) Bina Nusantara University mengadakan WAVES di BINUS, yang mana telah dilakukan secara rutin setiap bulan sekali sejak Juni 2012. WAVES kali ini mencakup kegiatan membersihkan dan memungut sampah-sampah di sekitar jalanan BINUS, kegiatan pemilahan sampah (Kos City Home, Jl. U, BINUS) atau yang biasa kita sebut dengan Mini Depo, serta mensosialisasikan pentingnya Pelestarian Lingkungan.  Michael Sebastian (21 tahun), salah satu PIC WAVES mengatakan bahwa, besar  harapannya melalui kegiatan WAVES ini,  mahasiswa/I serta masyarakat sekitar akan semakin peduli terhadap lingkungan sekitar, terutama dalam menjaga dan melestarikan bumi ini demi kebaikan bersama.

Sejak Juni 2012 hingga Juni 2013, WAVES semakin mendapat dukungan, baik dari mahasiswa/I BINUS, ataupun warga sekitar. “Pada awalnya tidak seorang pun yang mengenal apa itu WAVES, kita harus mengetuk kurang lebih 700 pintu kamar kos untuk bersosialisasi mengenai WAVES, dan mengumpulkan botol-botol serta kertas-kertas yang tidak digunakan lagi  untuk dipilah dan didaur ulang. Sekarang kami sangat bersyukur karena beberapa dari mereka mulai mengenal apa itu WAVES, dan dimulai dari diri sendiri, mereka akan mengumpulkan barang-barang bekas dan memberikannya kepada kita untuk dipilah”, kata salah satu panita WAVES. 

foto  foto

Keterangan :

  • Kegiatan WAVES ini rutin diadakan setiap bulan untuk menggerakan gaya hidup yang sadar akan pelestarian lingkungan (kiri).
  • Tzu Ching pun melakukan sosialisasi langsung kepada warga yang mereka temui (kanan).

Ibu Santi, seorang ibu rumah tangga, memberikan tanggapan yang sangat positif dan memuji, ketika melihat Tzu Ching dan para relawan yang sedang membersihkan got dan memungut sampah.  Ibu Santi berkata, “Kita tidak bisa mengajak orang lain untuk melestarikan lingkungan, jika kita tidak memulainya sendiri. Oleh karena itu, kami warga sekitar melakukan pembersihan halaman dua kali sebulan.” Selain itu dia juga berkata bahwa akan terus mendukung WAVES, dan akan ikut ambil bagian dalam WAVES di lain kesempatan.

foto  foto

Keterangan :

  • Total peserta yang ikut ambil bagian pada WAVES kali ini adalah 41 orang, di antaranya 16 Tzu Ching, 6 relawan dan 15 warga (kiri).
  • Anak-anak SD yang baru pulang sekolah pun ikut serta melakukan pemilahan sampah dan mereka merasa senang dapat membantu melestarikan lingkungan (kanan).

Total peserta yang ikut ambil bagian pada WAVES kali ini adalah 41 orang, di antaranya 16 Tzu Ching, 6 relawan dan 15 warga. WAVES tidak hanya menggerakkan hati para orang dewasa, tetapi juga hati para malaikat kecil. Dari 15 warga yang terdata kemarin, 11 diantaranya adalah anak kecil yang tinggal sekitar BINUS dan rutin mengikuti WAVES, serta 4 diantaranya adalah anak SD yang baru pulang dari sekolah dan tertarik untuk mengikuti WAVES.  Misya, seorang bocah berusia 5 tahun mengakui bahwa dirinya telah 3 kali mengikuti kegiatan pemilahan botol-botol bekas. Ketika ditanya mengapa dirinya tertarik untuk ikut serta, si kecil Misya hanya memberikan jawaban yang sederhana, “Enak, senang, bisa menjadi pahlawan bumi…”, begitu sederhana, namun sangat menyentuh hati.

Ada yang berkata, “Bagaimana mungkin sampah menjadi emas? Lebih tidak mungkin lagi emas menjadi cinta kasih!” Ketika melakukan pemilahan sampah, pasti akan menemukan sampah yang dapat didaur ulang. Apabila sampah yang bisa didaur ulang itu dijual, maka akan menghasilkan “emas” dengan kata lain uang, dimana uang hasil penjualan sepenuhnya akan disalurkan untuk menjalankan misi sosial Tzu Chi. Itulah “cinta kasih” yang dihasilkan dari “emas”.

  
 

Artikel Terkait

 Rumah Insan Tzu Chi Batam

Rumah Insan Tzu Chi Batam

15 Juni 2015 Setelah Jakarta, Bandung, dan Padang, kini insan Tzu Chi Batam pun akan memiliki Rumah Batin (Aula Jing Si).
Suara Kasih: Bersinarnya Harapan Pendidikan

Suara Kasih: Bersinarnya Harapan Pendidikan

05 Juli 2011
Sutra Bakti Seorang Anak yang maknanya sangat dalam juga mampu mereka pentaskan. Para siswa di kedua sekolah ini memerankan kakek, nenek, ayah, ibu, juga anak yang tak berbakti. Anak yang tak berbakti diperankan dengan sangat bagus, begitu juga dengan ayah dan ibu yang sangat mengasihi anaknya. Mereka memerankannya dengan sangat baik.
Semangat Berbagi di Bulan Suci

Semangat Berbagi di Bulan Suci

27 April 2023

Menyambut Hari Raya Idul Fitri, relawan Tzu Chi Lampung memberikan 250 paket sembako kepada warga yang membutuhkan. Seminggu sebelumnya, relawan telah melakukan survei dan membagikan kupon ke rumah-rumah warga.

Cara untuk mengarahkan orang lain bukanlah dengan memberi perintah, namun bimbinglah dengan memberi teladan melalui perbuatan nyata.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -