Pelita yang Menerangi

Jurnalis : Nadya Iva Nurdiani (Tzu Chi Sinar Mas), Fotografer : Abdul Muis (Tzu Chi Sinar Mas)
 
 

foto
Kegiatan bakti sosial pemeriksaan mata dan pembagian kacamata ini berlangsung di kecamatan Antang Kalang, Kecamatan Bukit Santuai, Kecamatan Mentaya Hulu, kecamatan Seruyan Tengah dan Kecamatan Telaga Antang sejak April hingga Mei lalu.

Bila semua orang dapat bersumbangsih dengan cinta kasih yang tulus dan murni, pelita harapan akan menyala di berbagai pelosok gelap di dunia.
Kata Perenungan Master Cheng Yen

 

 

 

 

 

Bagaikan pelita yang menerangi sekitarnya, begitulah gambaran relawan Tzu Chi di mana pun mereka berada. Tidak terkecuali bagi Relawan Tzu Chi dari Sinar Mas yang mengadakan serangkaian kegiatan sejak bulan April hingga akhir Mei ini di Kalimantan Tengah. Berawal dari bakti sosial kesehatan umum yang diadakan bertepatan dengan hari ulang tahun Tzu Chi dan kemudian bakti sosial kesehatan umum yang dijalankan secara berpindah-pindah tempat untuk menjangkau masyarakat di pedalaman hutan Kalimantan serta bakti sosial pemeriksaan dan pembagian kacamata bagi siswa SD hingga SMU serta masyarakat di Kabupaten Seruyan dan Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan tengah.

Kegiatan bakti sosial pemeriksaan mata dan pembagian kacamata ini berlangsung pada tanggal 21-26 Mei 2012 di kecamatan Antang Kalang, Kecamatan Bukit Santuai, Kecamatan Mentaya Hulu, kecamatan Seruyan Tengah dan Kecamatan Telaga Antang. Dengan total 28 sekolah dan 253 siswa yang diperiksa matanya melalui tahap screening snellen chart. Tidak hanya para siswa, guru dan masyarakat pun memperoleh kesempatan untuk diperiksa matanya dan akan mendapatkan kacamata untuk membaca. Di akhir kegiatan, jumlah penerima kacamata untuk masyarakat umum sebanyak  881 orang.

foto    foto

Keterangan :

  • Pemeriksaan mata ini tidak hanya diikuti oleh para murid, warga setempat dan para guru juga diperbolehkan untuk melakukan pemeriksaan (kiri).
  • Sosialisasi Tzu Chi di Kecamatan Mentaya, mendapat perhatian yang sangat bagus karena diikuti oleh puluhan warga setempat (kanan).

Air Hujan Dari Langit
Terkadang manusia sering kali melupakan pentingnya sebuah kesehatan bagi seseorang. Tanpa adanya kesehatan, kehidupan seseorang dapat menjadi hancur atau suram. Contohnya kesehatan mata. Dalam kegiatan bakti sosial ini, relawan ingin memberikan suatu pengetahuan mengenai pentingnya kesehatan mata bagi seseorang. Seperti halnya Pian, siswa kelas 4 SDN Desa Ayawan ini. Pian merasa terkejut ketika menjalani pemeriksaan refraksi. Oleh optician, Iis Siswanto ditanyakan apakah Pian sudah dapat melihat dengan jelas huruf-huruf yang tertera di snellen chart dan dia pun terdiam. Optician bingung dengan reaksi anak tersebut dan mencoba menanyakannya kembali dengan memanggil orang yang bias berbahasa lokal, namun anak tersebut menjawab “Jadi selama ini seharusnya tulisan itu terlihat seperti ini ya”. Rupanya selama ini dia tidak menyadari bahwa matanya bermasalah, dia hanya belajar dengan mendengarkan dan mencatat dari teman sebangkunya. Tidak pernah terpikirkan olehnya bahwa matanya tersebut memerlukan kacamata. Setelah memilih kacamatanya, anak tersebut menjadi lebih bersemangat dan sangat menantikan saatnya mendapat kacamata dengan ukuran -3.00 sebulan lagi.

foto   foto

Keterangan :

  • Relawan menerangkan cara membaca snellen chart kepada siswa. (kiri).
  • Seorang ibu merasa begitu bahagia karena bisa membaca kembali. Kelak dia tidak akan merasa kesulitan untuk membaca Al Quran (kanan).

Kegiatan yang berlangsung selama 6 hari ini mendapat apresiasi yang luar biasa dari masyarakat. Terutama saat sosialisasi Tzu Chi dilakukan di Kecamatan Mentaya Hulu, Bapak Jumaidi selaku Camat setempat menyampaikan bahwa apa yang dibawa Tzu Chi melalui para relawan Sinar Mas memberikan kesejukan kepada masyarakat setempat sepeti air hujan yang dicurahkan  dari langit. “Sebagai pemimpin dan sebagai manusia, kita diwajibkan untuk menciptakan generasi yang akan datang lebih baik daripada generasi kita. Semoga dengan kehadiran Tzu Chi di sini, bersama-sama kita dapat membangun membentuk generasi yang lebih baik”, tutur Bapak Jumaidi sesaat setelah mendengarkan sosialisasi Yayasan Buddha Tzu Chi. “Saya begitu kagum dengan sikap para relawan, bahwa menolong orang harus dilakukan dengan tata cara yang benar, tidak sembarangan. Di sini lah saya melihat sesuatu yang luar biasa, bagaimana kita menerapkan rasa syukur, saling menghargai dengan cinta kasih yang universal”, lanjutnya.

Teriknya matahari di Kalimantan tidak menyurutkan semangat para relawan. Setiap harinya hingga kegiatan selesai dilaksanakan, senyum relawan kepada para siswa dan masyarakat tidak pernah pudar. Setiap melaksanakan kegiatan Tzu Chi bagaikan mengelola lahan batin diri sendiri, keberadaan cinta kasih di dalam hati akan membangkitkan kekuatan yang tidak terhingga. Setelah berikrar untuk bersumbangsih, maka tidak ada hal yang tidak bisa dilakukan.

  
 
 

Artikel Terkait

Ikatan Kasih Sayang Ibu dan Anak Melalui ASI

Ikatan Kasih Sayang Ibu dan Anak Melalui ASI

03 Oktober 2016
Sabtu, 24 September 2016, Tzu Chi Cabang Sinar Mas Xie Li Kalimantan Timur 2 memberikan penyuluhan mengenai ASI Eksklusif serta makanan pendamping ASI atau yang biasa disingkat MPASI. Ada 6 orang relawan Tzu Chi yang bahu membahu untuk kelancaran acara.
Membuka Hati, Melatih Diri, dan Membulatkan Tekad

Membuka Hati, Melatih Diri, dan Membulatkan Tekad

27 September 2013 Ketika seseorang memutuskan untuk membuka hati dan menjadi relawan Tzu Chi, maka ia mempersilahkan nilai-nilai rasa syukur, saling menghormati, dan cinta kasih universal untuk hadir dan mewujud dalam kehidupannya sehari-hari.
Kunjungan Kasih: Asa Untuk Oma Giok San dan Pak Agus

Kunjungan Kasih: Asa Untuk Oma Giok San dan Pak Agus

19 Maret 2015 Bapak Agus Suryadi kini telah satu setengah tahun menderita koma akibat kecelakaan motor yang menimpa dirinya. Tepatnya tanggal 31 Agustus 2013, ia dan Bu Mity sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Saat itu, motor yang dikendarainya menabrak tembok jalan layang karena menghindari mobil yang berlawanan arah di daerah Jembatan Tiga. Akibat kejadian itu, Bu Mity terpaksa berhenti bekerja untuk merawat suaminya dan putri mereka yang berusia dua tahun, Felliani.
Dengan keyakinan yang benar, perjalanan hidup seseorang tidak akan menyimpang.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -