Pembangunan Rusun yang Berkelanjutan

Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Hadi Pranoto
 
 

fotoSelain dikunjungi para tamu dan akademisi dari dalam negeri, Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi juga menjadi tujuan para tamu dari luar negeri, salah satunya adalah tim dari universitas di Malaysia.

Delapan tahun sudah Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng berdiri, namun perumahan yang dibangun guna menampung warga yang terkena relokasi bantaran Kali Angke ini masih tetap menarik untuk dikunjungi, dijadikan bahan studi banding, sekaligus dijadikan model percontohan bagi pembangunan rumah susun di Jakarta.

Bahkan bukan hanya dikunjungi para tamu dan akademisi dari dalam negeri, Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi juga menjadi tujuan para tamu dari luar negeri, salah satunya tim dari universitas di Malaysia. Dimotori oleh Prof. DR. Ahmad Ramly, tim ini terdiri dari Prof. Dr. Mohd. Husin Dini (International University of Technology Twintech), Dr. Adi Irfan Chen Ani (National University Malaysia), dan Mr. Indira Fizi (University of Malaya). “Kami ingin melihat bagaimana manajemen mengurus perumahan (Cinta Kasih) ini, apakah cukup positif dan efisien. Dari presentasi yang disampaikan dan yang kami lihat apa yang sudah dilakukan Tzu Chi ini sangat efektif,” kata Prof. DR. Ahmad Ramly.

Selain 4 orang tamu dari Malaysia ini, sebanyak 8 orang dari Universitas Indonesia juga turut hadir dalam kunjungan pada tanggal 31 Mei 2011 lalu. Salah satunya adalah DR. Ir. Setia Damayanti, M.Si yang mengambil tugas akhir program doktornya dengan melakukan penelitian di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi dengan judul Pembangunan Rusun Berkelanjutan di Perkotaan. Hasil penelitian yang diujikan pada tanggal 19 Februari 2011 inilah yang kemudian dibagikan juga kepada para tamu dari Malaysia.

Poin penting dari hasil penelitian itu sendiri menurut DR. Ir. Setia Damayanti ini adalah dalam membangun sebuah rumah susun (rusun), bukan hanya perubahan fisiknya saja, tetapi juga harus dibarengi dengan perubahan perilakunya. “Perubahan bukan hanya setelah penghuni tinggal, tetapi sebelum dan saat (mereka) tinggal,” katanya. Untuk mencapai itu, tentunya pemeliharaan dan pendampingan terhadap warga harus tetap dilakukan agar perilaku warga tetap terjaga dan konsisten. 

foto  foto

Keterangan :

  • Menurut DR. Ir. Setia Damayanti, dalam membangun rusun bukan hanya perubahan fisiknya saja, tetapi juga harus dibarengi dengan perubahan perilakunya. “Perubahan bukan hanya setelah penghuni tinggal, tetapi sebelum dan saat (mereka) tinggal,” katanya. (kiri)
  • “Rusun (Cinta Kasih) ini adalah curahan cinta kasih dari warga Jakarta dan Indonesia,” terang Agus Hartono saat menjelaskan tentang sejarah berdirinya Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi. (kanan)

Bentuk Cinta Kasih Banyak Orang
Bertempat di aula Lt. 2 Gedung Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, para tamu ini diberikan kesempatan untuk mendengarkan dan melihat sejarah berdirinya Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng yang dibawakan oleh Agus Hartono, relawan Tzu Chi yang juga Wakil Pemimpin Umum Media Cetak Tzu Chi. “Rusun (Cinta Kasih) ini adalah curahan cinta kasih dari warga Jakarta dan Indonesia,” terang Agus. Karena merupakan wujud cinta kasih dari banyak orang, maka pembangunan dan pemeliharaannya pun menjadi tanggung jawab semua insan Tzu Chi bersama warga rusun. Rusun Cinta Kasih ini memiliki makna: bagi insan Tzu Chi merupakan saksi cinta kasih; bagi warga adalah kehidupan yang lebih baik; dan bagi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) adalah percontohan dari pembangunan yang berkelanjutan.  

Hong Tjhin, CEO DAAI TV Indonesia dalam sambutannya menyampaikan beberapa aspek mengapa warga Perumahan Cinta Kasih mau tinggal dan secara perlahan-lahan juga mulai beradaptasi dan mengubah perilakunya menjadi lebih baik. “Cinta kasih bisa mengubah kehidupan di sekitar kita menjadi lebih baik,” tegas Hong Tjhin. Selain adanya kepastian jangka panjang dalam menempati rusun ini, beberapa kebutuhan mendasar warga juga tersedia di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi, seperti sekolah, rumah sakit, dan tempat ibadah. “Dengan adanya kepastian menempati rumah secara jangka panjang, ini akan memberikan kenyamanan dan ketenangan pada warga,” terang Hong Tjhin. 

foto  foto

Keterangan :

  • Para tamu dari universitas di Malaysia ini juga berkesempatan berkeliling dan mengunjungi pusat-pusat kegiatan Tzu Chi dalam komplek Perumahan Cinta Kasih, seperti depo pelestarian lingkungan, kerajinan warga, rumah sakit, dan sekolah. (kiri)
  • Atas permintaan para tamu, Hong Tjhin, CEO DAAI TV mempraktikkan salah satu budaya humanis Tzu Chi, yaitu tentang tata cara makan. (kanan)

Mengambil Manfaat
Ada beberapa pertimbangan yang membuat pihak akademisi dari Malaysia ini melakukan kunjungan ke Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi di Indonesia, salah satunya adalah untuk ukuran pembangunan yang dilakukan oleh NGO (LSM), pembangunan ini terbilang cukup besar. “Cantiknya di sini NGO bisa lakukan seperti ini, bisa membantu masyarakat dan pemerintah. Ini membuktikan bahwa masalah sosial, kemiskinan, budaya, dan perilaku hidup masyarakat bisa diperbaiki dalam sebuah proyek kemanusiaan, dan ini sudah dibuktikan,” tandas Prof. DR. Ahmad Ramly, “ini seharusnya bisa dilakukan oleh pemerintah, karena mereka memiliki otoritas yang besar, regulasi yang luas, dan mereka bisa melaksanakan enforcement yang lebih baik, sehingga proyek-proyek sejenis ini bisa dilakukan lebih baik.”

Menurut Prof. Ahmad, komitmen menjadi kata kunci dalam mengelola rusun. “Harus konsisten,” tegasnya. Kelebihan lain dari Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi ini adalah Tzu Chi tidak hanya memberikan perumahan (tempat tinggal), tetapi juga meningkatkan gaya hidup dan perilaku warga menjadi lebih baik. “Ini yang kita coba pelajari. Apa yang baik di sini kita ambil, dan apa yang baik dari sana (Malaysia) kita bagikan. Intinya kami akan saling bekerja sama, baik dengan NGO maupun antar kampus,” kata Prof. Ahmad.

  
 

Artikel Terkait

Tempat Baru untuk Melatih Diri

Tempat Baru untuk Melatih Diri

17 Maret 2011
Di atas tanah seluas 13 m x 25,5 m ini akan dibangun Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi. Ketua Tzu Chi Medan, Mujianto mengatakan, "Semoga pembangunan Depo Daur Ulang ini dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan saya harap nantinya akan ada depo daur ulang di setiap Xie Li." 
Waisak 2016: Semangat Cinta Kasih Universal

Waisak 2016: Semangat Cinta Kasih Universal

08 Mei 2016

Setengah abad sudah Tzu Chi berdiri pada bulan Mei 2016 ini, dan sepanjang perjalanan 50 tahun itu pula insan Tzu Chi selalu konsisten merayakan Tiga Hari Besar: Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia di setiap bulan Mei (minggu kedua) yang selalu diikuti oleh para relawan, tokoh agama, pejabat pemerintah, dan juga masyarakat umum lainnya.

Suara Kasih: Mewariskan Cinta Kasih Tanpa Pamrih

Suara Kasih: Mewariskan Cinta Kasih Tanpa Pamrih

19 Desember 2012 Selain itu, kita juga mengajarkan kebajikan tanpa ada niat buruk atau menyimpang. Insan Tzu Chi selalu membimbing setiap orang agar berjalan diarah yang benar. Kita berharap bisa menyucikan hati manusia dan membawa kedamaian bagi masyarakat.
Sikap jujur dan berterus terang tidak bisa dijadikan alasan untuk dapat berbicara dan berperilaku seenaknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -