Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Teratai Pembawa Harapan

Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Gaby Andriany Ongso (He Qi Barat), Henry Surya (He Qi Pusat)

Rezaldy Christianto, salah seorang anak asuh Tzu Chi bercerita tentang perjalanan hidupnya hingga kemudian bertemu dan mendapatkan bimbingan dari relawan Tzu Chi dalam menempuh pendidikannya.

“Dulu saya termasuk anak yang mudah patah semangat,” kata Rezaldy Christanto, membuka sharing-nya dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun 2015 di Aula Jing Si Lt. 4, Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara pada tanggal 16 Januari 2016. Hal ini menurut Rezaldy lantaran kondisi kehidupan kedua orang tuanya yang kurang harmonis. “Nah, di saat Papa dan Mama sudah nggak berantem lagi, keinginan saya untuk kuliah tumbuh,” kata Rezaldy, yang berniat mengambil jurusan Komunikasi. Tapi, cobaan kemudian datang. Ayahnya terkena stroke sehingga kehidupan ekonomi keluarga harus ditanggung sendiri oleh ibunya yang berdagang siomay dan kue basah. “Dari situ cita-cita rontok, bisa sampe SMK (Sekolah Menengah Kejuruan –red) aja dah bersyukur banget,” kata Rezaldy mengenang.

Di saat kondisi keuangan keluarga terjepit, untuk biaya sekolah dan pendidikan anak-anak, beruntung sang ibu kemudian mengenal Tzu Chi dan mengajukan permohonan bantuan. Dari situlah kemudian beban keluarga sedikit terkurangi. “Kebutuhan Papa (diapers dan susu) dibantu, makanya mama bisa kumpulin uang buat sekolah kami,” kata Rezaldy mengenang.

Ketika Rezaldy mulai masuk SMK, tak lama kemudian papanya pun meninggal dunia pada tahun 2013. Di saat ia tengah merasakan masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, di saat itu pula ujian kembali mendera. “Saat itu saya kembali down, nggak berani punya cita-cita lagi,” ungkapnya, “saya bahkan sempat ‘marah’ kepada Tuhan, mengapa nasib saya harus seperti ini.” Beruntung rasa frustasi itu tak lama menghinggapinya. Suatu hari, saat beribadah ke gereja dan mendengarkan ceramah, Rezaldy menemukan satu kata-kata yang mengena di hatinya. “Pendeta itu bilang, Tuhan bisa menyalurkan berkah dari mana pun, kapan pun, dan dari siapa pun,” kata Rezaldy.

Sebanyak 42 anak asuh Tzu Chi hadir dalam Pemberkahan Akhir Tahun 2015 ini, Sabtu, 16 Agustus 2015 (sesi kedua, pukul. 14.30 – 17.30 WIB). Saat ini ada 122 anak asuh yang ditangani  Tzu Chi melalui Tim Teratai.

Dan harapan itu pun kini tumbuh, ketika permohonan beasiswa Rezaldy disetujui oleh Tzu Chi. Kini Rezaldy pun kembali bersemangat untuk menggapai cita-citanya. “Bersama Tzu Chi saya kembali bersemangat,” tegasnya, “saya ingin bisa melanjutkan kuliah sehingga bisa meningkatkan ekonomi keluarga.” Ada pesan dari sang ayah yang terus teringat di benaknya, “Jika ayah bisa naik sepeda, setidaknya kamu harus bisa naik motor, dan jika kamu bisa naik motor, maka anakmu juga harus bisa naik mobil. Setiap orang harus berusaha memperbaiki kehidupannya.” Satu hal juga yang diyakini oleh Rezaldy, ia merasa apa yang diterimanya (dari Tzu Chi) telah membuatnya sadar bahwa setiap orang harus saling peduli dan membantu satu sama lain. “Saya pernah di bawah (dibantu Tzu Chi), dan jika saya sukses nanti saya nggak akan lupa akan kesulitan itu, saya akan berusaha membantu orang yang membutuhkan bantuan,” tegasnya.

Tim Teratai

Rezaldy adalah salah satu dari 42 anak asuh Tzu Chi yang hadir dalam Pemberkahan Akhir Tahun 2015 ini, Sabtu, 16 Agustus 2015 (sesi kedua, pukul. 14.30 – 17.30 WIB). Saat ini ada 122 anak asuh yang ditangani oleh Tzu Chi melalui Tim Teratai. “Tim Teratai ini fokus pada misi pendidikan,” kata Merlina, relawan Tzu Chi. Setiap bulan di minggu pertama, Tim Teratai mengadakan kegiatan berupa Gathering Anak Asuh. Dalam kegiatan ini, selain pemberian bantuan pendidikan, relawan juga memberikan pendampingan dan bimbingan kepada anak-anak asuh ini. “Master Cheng Yen mengatakan, ‘sayangilah anak-anak, seperti kita menyayangi anak-anak kita sendiri’. Karena itulah kami mengajak Bapak-ibu dan Shixiong-shijie (relawan Tzu Chi pria dan wanita -red) untuk bergabung bersama kami di Tim Teratai,” kata Merlina di hadapan para donatur dan relawan Tzu Chi sore itu, “Kami (Tim Teratai) membutuhkan bantuan tenaga dan pikiran dari bapak-ibu semua.”

Merlina (kiri), relawan Tzu Chi mengajak pada donatur dan relawan Tzu Chi lainnya untuk bergabung bersama Tim Teratai. “Kami fokus pada misi pendidikan,” kata Merlina, “Master Cheng Yen mengatakan, ‘sayangilah anak-anak, seperti kita menyayangi anak-anak kita sendiri’.”

Pendidikan adalah kunci untuk perubahan hidup manusia. Dengan pendidikan yang baik maka sesesorang bukan hanya bisa memperbaiki kehidupannya, tetapi juga bisa mengangkat derajat keluarganya. Inilah yang membuat Tzu Chi menaruh perhatian besar kepada pendidikan kepada anak-anak yang kurang mampu agar mereka bisa meraih mimpi dan cita-citanya. Dan tentunya Tzu Chi bukan hanya memberikan bantuan yang bersifat materi saja, tetapi juga pendampingan dan bimbingan agar anak-anak ini kelak setelah berhasil juga memiliki sikap dan moral yang baik, serta semangat untuk membantu sesama.


Artikel Terkait

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Cinta Kasih Universal

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Cinta Kasih Universal

27 Januari 2016 Pada tanggal 17 Januari 2016, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan Pemberkahan Akhir Tahun 2015 di Gedung Lansia Wihara Buddha Diepa yang dihadiri oleh 142 relawan dan 475 para donatur.
Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Saling Dukung untuk Mengukir Sejarah Tzu Chi

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Saling Dukung untuk Mengukir Sejarah Tzu Chi

18 Januari 2016 Bertempat di Jiang Jing Tang Lt. 4 Aula Jing Si, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, drama berjudul “Sejarah Perjalanan Tzu Chi Indonesia” berhasil dipentaskan dihadapan tamu undangan di acara Pemberkahan Akhir Tahun 2015 pada 16 dan 17 Januari 2016.
Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Kehangatan Keluarga

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Kehangatan Keluarga

17 Januari 2016 Guo Qing Niang, ibu dari Lim Xiau Hun mengatakan itu adalah kali ketiganya mengikuti acara yang diselenggarakan Tzu Chi. Meski terkadang kakinya merasa pegal karena harus duduk lama, tetapi wanita berusia 80 tahun ini tetap dengan semangat mengikuti acara yang berlangsung selama 2 jam ini. 
Berbicaralah secukupnya sesuai dengan apa yang perlu disampaikan. Bila ditambah atau dikurangi, semuanya tidak bermanfaat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -