PAT 2022: Mewariskan Dharma, Memperpanjang Jalinan Cinta Kasih

Jurnalis : Metta Wulandari, Mika Wulan (He Qi Utara 1), Henny Yohannes (He Qi Utara 2), Fotografer : Arimami Suryo A, Aris Widjaja (He Qi Utara 2), Mika Wulan (He Qi Utara 1), Dok. Tzu Chi Sinar Mas

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengadakan Pemberkahan Akhir Tahun 2022 sesi internal pada Sabtu, 10 Desember 2022. Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei membagikan angpau kepada seluruh relawan dan peserta yang hadir.

Rasa sukacita meliputi Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang tahun ini dapat kembali menyelanggarakan Pemberkahan Akhir Tahun di Aula Jing Si setelah tiga tahun lamanya hanya bisa melakukannya secara online. Kegiatan ini diadakan pada Sabtu dan Minggu, 10 - 11 Desember 2022 dengan mengusung tema: Berbuat Baik Dengan Welas Asih Mendatangkan Berkah, Membawa Diri Dengan Kebijaksanaan Mewariskan Nilai Luhur Bagi Keluarga.

Tahun ini relawan Tzu Chi menampilkan adaptasi Sutra Makna Tanpa Batas yang adalah intisari dari Sutra Teratai dimana maknanya begitu dalam dan merupakan pedoman bagi Tzu Chi. Persamuhan Dharma yang berjudul: Persamuhan Dharma di Puncak Burung Nasar Tidak Pernah Berakhir ini terbagi dalam beberapa bagian yang intinya mengajak seluruh relawan untuk menghayati kembali pembabaran Dharma oleh Buddha 2.500 tahun lalu di Puncak Burung Nasar. Ada 13 lagu adaptasi Sutra yang ditampilkan oleh 500 orang relawan pada setiap sesinya.

“Sungguh ini adalah hari yang baik sekali bagi kita semua,” ungkap Sugianto Kusuma, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. “Saya sangat bahagia bisa berkumpul pada hari ini setelah pandemi selama tiga tahun ini dan pertama kali ini kita adakan persamuhan ini,” lanjutnya.


Tahun ini, sebanyak 500 relawan Tzu Chi (pada setiap sesinya) menampilkan adaptasi Sutra Makna Tanpa Batas yang adalah intisari dari Sutra Teratai.


Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei dan Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Sugianto Kusuma, serta Franky O. Widjaja menyampaikan sharing dan pesan cinta kasih dalam Pemberkahan Akhir Tahun 2022.

Franky O. Widjaja, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia pun merasakan hal serupa yakni sukacita yang amat besar. Dalam Persamuhan Dharma tersebut ia merasakan aura dan getaran yang positif dalam suasana persamuhan.

Pementasan adaptasi Sutra Makna Tanpa Batas hari ini, meski hanya berdurasi dua jam, tetapi semua menghabiskan waktu tujuh bulan untuk mendalami Sutra, bedah buku, dan berlatih gerakan. Melihat kesungguhan dan ketulusan relawan. Liu Su Mei, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi mengungkapkan terima kasih kepada seluruh tim. “Berkat kesungguhan hati semua orang dalam berlatih dan bekerja sama, barulah pementasan hari ini bisa sempurna dan menjadi pembabaran Dharma yang penuh energi pelatihan diri,” tutur Liu Su Mei.

Menggenggam Erat Sebersit Niat

Dalam kesempatan yang bergembira tersebut, Sugianto Kusuma dan Franky O. Widjaja pun berkesempatan membagikan sharing tentang jalinan jodoh dan sukacitanya kepada peserta.

Sugianto Kusuma menuturkan bahwa jalinan jodohnya sebenarnya telah dimulai pada 30 November 2001. Saat itu ia bertemu Master Cheng Yen di Taiwan dan mengenal Tzu Chi di sana. Tak lama kemudian barulah ia berjodoh dengan Tzu Chi Indonesia dan kemudian ikut fokus membantu penanganan banjir besar yang melanda Jakarta di tahun 2002. Bersama relawan Tzu Chi lainnya, Sugianto Kusuma menjalankan proyek 5P untuk membantu para warga terdampak banjir terutama bagi mereka yang tinggal di bantaran Kali Angke.


Sugianto Kusuma (kanan) bersama keluarganya pertama kali berkunjung ke Hualien, Taiwan untuk bertemu langsung dengan Master Cheng Yen dan mengenal Tzu Chi di sana. 


Sugianto Kusuma (tengah) dan Franky O. Widjaja (kanan) bersama relawan Tzu Chi lainnya dalam proses pembersihan lingkungan di sekitar Kali Angke yang terdampak banjir di tahun 2002.

Dengan terjun dan melihat lansung kondisi masyarakat, Sugianto Kusuma menyadari banyak masyarakat yang menderita membutuhkan bantuan. "Master Cheng Yen mengatakan bahwa, 'Dengan melihat ke bawah, baru kita bisa timbul rasa syukur,'" tutur Sugianto Kusuma, "bersyukur dengan keadaan yang baik, bersyukur karena saya mempunyai rumah, bersyukur karena bisa berkumpul dengan keluarga yang sehat semuanya."

Saat ini, tak terasa 20 tahun telah ia lalui bersama Tzu Chi. Namun tekad awal Sugianto Kusuma dalam bersumbangsih kepada masyarakat, masih tetap sama. "Tzu Chi bisa berjalan seperti saat inia semua pun atas dukungan Shixiong Shijie semuanya yang mau bersatu dan berkontribusi tanpa pamrih. Semoga ke depan pun semangat ini masih sama," harapnya.

Chia Wenyu, relawan senior Tzu Chi pun menuturkan terima kasih yang amat besar pada Sugianto Kusuma yang sepenuh hati mendukung dan menjalankan Tzu Chi di Indonesia. "Saat itu Tzu Chi bisa meminjam peralatan yang menunjang dalam kelancaran pendistribusian bantuan banjir pun karena dukungan beliau," ungkap Wenyu. "Gan en sekali kepada Pak Aguan," imbuhnya.

Wenyu pun menyadari bahwa karena Sugianto Kusuma, Tzu Chi indonesia bisa berjalan dengan cepat dan semakin banyak membantu sesama. Ditambah lagi Sugianto Kusuma kerap mengajak rekan pengusaha lainnya untuk berjalan bersama Tzu Chi untuk berkontribusi bagi masyarakat yang membutuhkan. "Padahal bukan hal yang mudah mengajak para pengusaha walaupun dengan lebel organisasi amal. Namun ketulusan Pak Aguan mampu menggerakkan hati rekan pengusahanya," papar Wenyu.


Franky O. Widjaja memberikan sharing di hadapan para peserta Pemberkahan Akhir Tahun 2022. 


Kegiatan para Ibu-Ibu Dharmawanita Tzu Chi di Tzu Chi Cabang Sinar Mas tersebar di kebun-kebun Sinar Mas di berbagai wilayah. Berbagai kegiatan dari misi Tzu Chi dilakukan untuk mengisi dan menambah kemampuan diri serta mengasah cinta kasih untuk sesama.

Tak berbeda dari Sugianto Kusuma, Wenyu juga mengungkapkan terima kasih kepada Franky O. Widjaja yang juga dengan gigih dan tulus menjalankan dunia Tzu Chi. Selain di Tzu Chi, Franky juga mengajak seluruh karyawannya (Sinar Mas) untuk menjadi donatur di Tzu Chi.

"Di kebun pun, Sinar Mas mengajak ibu-ibu turut ikut aktif dalam organisasi Dharma Wanita yang mana menimbulkan perasaan bahagia karena mereka kan jauh dari Jakarta tapi tetap bisa aktif menjalankan berbagai kebaikan," papar Wenyu.

Wenyu menambahkan bahwa hidup para ibu rumah tangga di kebun kini terasa mempunyai arti yang besar karena bisa bermanfaat untuk sesama. "Mereka juga belajar masak vege, isyarat tangan, kunjungan kasih, baksos kesehatan, dan lainnya. Itu sangat bermanfaat karena jauh dari kota besar tapi tetap bisa mengasah diri. Sangat luar biasa sekali," lanjut Wenyu terkesan.

Master Cheng Yen menuturkan, sebutir benih dapat menjadi tak terhingga. Namun, agar benih ini menjadi tak terhingga, dibutuhkan waktu. Agar waktu itu tiba, dibutuhkan sebersit niat. Asalkan kita menanam sebutir benih dan memiliki berbagai kondisi pendukung, benih tersebut akan bertunas dan waktu akan membuatnya tumbuh menjadi pohon besar yang dapat terus berbunga dan berbuah serta menghasilkan lebih banyak benih. Sehingga apabila sebersit niat baik muncul, kita harus bisa menggenggamnya dan mempertahankannya.

Merasakan Atmosfer Pemberkahan untuk Pertama Kalinya

Selain penampil Adaptasi Sutra, Pemberkahan Akhir Tahun 2022 sesi hari Sabtu ini diisi oleh peserta internal yang terdiri dari relawan Tzu Chi dan staf badan misi Tzu Chi yang seluruhnya berjumlah 1.086 peserta. Sama seperti Ketua dan Wakil Ketua Tzu Chi, peserta lain pun merasakan perasaan sukacita yang serupa dan takjub dengan penampilan yang mereka saksikan, seperti Yordhi Ferniawan Ambari, staf DAAI TV di Divisi Digital Platform.

Pemberkahan Akhir Tahun 2022 ini merupakan kegiatan pemberkahan pertama yang diikuti oleh Yordhi. Ia merasa sangat takjub karena ternyata banyak sekali relawan dan orang-orang yang berkontribusi untuk Tzu Chi yang menimbulkan dampak besar bagi masyarakat. “Takjub dan kagum dengan apa yang sudah dilakukan oleh Tzu Chi, karena ternyata sudah banyak sekali yang dilakukan dengan sebegitu banyak relawan.”


Persamuhan Dharma yang berjudul: Persamuhan Dharma di Puncak Burung Nasar Tidak Pernah Berakhir ini terbagi dalam beberapa bagian yang intinya mengajak seluruh relawan untuk menghayati kembali pembabaran Dharma oleh Buddha 2.500 tahun lalu di Puncak Burung Nasar.


Yordhi Ferniawan Ambari, staf DAAI TV di Divisi Digital Platform merasa sangat takjub karena ternyata banyak sekali relawan dan orang-orang yang berkontribusi untuk Tzu Chi yang menimbulkan dampak besar bagi masyarakat.

Selama kurang lebih dua jam mengikuti Persamuhan Dharma, Yordhi mengambil hikmah, bagaimana sebagai manusia kita harus menyayangi sesama manusia, alam dan semua makhluk. Karena saat ini manusialah yang merusak alam. Sebagai seorang Muslim, Yordhi pun melihat bahwa banyak nilai-nilai positif yang bisa diambil dari Pembabaran Dharma yang dipertunjukan selama kurang lebih dua jam yakni, untuk meningkatkan rasa empati dan kemanusiaan terhadap sesama dan semua makhluk.

Menggenggam Tekad dan Waktu

Pengalaman pertama mengikuti Pemberkahan Akhir Tahun ini juga dirasakan oleh Dokter Gunawan Susanto Sp. BS, Direktur Utama Tzu Chi Hospital. Melalui momen ini, Dokter Gunawan pun ingin mengucapkan terima kasih kepada relawan dan donatur karena dengan adanya mereka Tzu Chi Hospital bisa berjalan sampai hari ini.

Tzu Chi Hospital didirikan untuk memberikan pelayanan medis seprofesional mungkin, kami berharap bisa mengobati pasien secara fisik dan jiwanya. Namun untuk mengobati jiwa pasien sangat sulit, inilah tantangan bagi kami. Karena diperlukan kepedulian yang baik sekali dari seluruh tim Tzu Chi Hospital. Untuk itu kami memberikan pelatihan terus menerus kepada tim,” tutur Dokter Gunawan.


Dokter Gunawan
Susanto Sp. BS, Direktur Utama Tzu Chi Hospital (kedua dari kanan) bersiap membagikan angpao untuk tim medis Tzu Chi Hospital. Dalam kesempatan ini ia juga mengungkapkan terima kasih kepada relawan dan donatur.

Ke depannya, Dokter Gunawan bersama Tzu Chi Hospital masih terus akan mengasah diri sesuai dengan arah dan langkah Tzu Chi juga Master Cheng Yen. “Karena seperti kata Master Cheng Yen, kita tidak bisa menghentikan waktu, waktu berjalan terus jadi kalau kita ada kesempatan kita bisa memberikan kebaikan kepada orang lain. Hal itu yang harus bisa dipahami oleh seluruh tim Tzu Chi Hospital.


Artikel Terkait

PAT 2022: Menanam Berkah dan Mewariskan Nilai Luhur Bagi Keluarga

PAT 2022: Menanam Berkah dan Mewariskan Nilai Luhur Bagi Keluarga

12 Desember 2022

Minggu, 11 Desember 2022 Tzu Chi Indonesia mengadakan Pemberkahan Akhir Tahun 2022 (PAT) sesi eksternal. Acara yang dihadiri 1.690 orang ini adalah acara PAT yang pertama kalinya diadakan secara tatap muka dan terbuka untuk umum sejak pandemi Covid-19.

Bingkisan Imlek Bagi Gan En Hu di Pematang Siantar

Bingkisan Imlek Bagi Gan En Hu di Pematang Siantar

10 Januari 2023

Relawan Tzu Chi Medan komunitas Pematang Siantar mengadakan Kegiatan Pemberkahan Tahun Baru 2023 sesi Penerima Bantuan Tzu Chi menjelang Imlek pada Minggu, 08 Januari 2023. 

Menjalankan Kehidupan yang Lebih Bermakna

Menjalankan Kehidupan yang Lebih Bermakna

19 Januari 2023

Di awal tahun 2023 ini, tepatnya pada Minggu, 8 Januari 2023 relawan kembali mengadakan kegiatan Gan En Hu Pulang ke Rumah setelah kondisi pandemi lebih terkendali

Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -