Pemberkahan Akhir Tahun: Drama Musikal Sutra Bakti Seorang Anak

Jurnalis : Imelda Kristanti (Tzu Chi Surabaya) , Fotografer : Bayu, Taufan (Tzu Chi Surabaya)
a



Acara Pemberkahan Akhir Tahun merupakan acara yang diselenggarakan setiap tahun oleh insan Tzu Chi di seluruh dunia. Acara ini mewakili ungkapan syukur karena telah melewati tahun sebelumnya dengan bersumbangsih menyebarkan cinta kasih, juga sekaligus membangkitkan semangat baru bagi insan Tzu Chi untuk lebih giat dalam melakukan kebajikan.

Master Cheng Yen berkata, “Ada dua hal yang tidak bisa ditunda dalam kehidupan: berbakti pada orang tua dan melakukan kebajikan.” Seolah tak mau menunda waktu lagi, bersamaan dengan Acara Pemberkahan Akhir Tahun yang diselenggarakan tanggal 19 Januari 2014, insan Tzu Chi Surabaya juga membabarkan ajaran bakti terhadap orang tua, melalui pementasan Drama Musikal  Isyarat Tangan Sutra Bakti Seorang Anak.

Acara yang digelar di Grand City Convention Hall, Surabaya ini, dihadiri sekitar 2.500 orang penonton termasuk diantaranya para pemuka agama Buddha, Kristiani, dan Islam. Acara dibuka dengan pertunjukan permainan alat musik tradisional persembahan dari salah satu tim relawan, kemudian dilanjutkan pemutaran video kilas balik kegiatan Tzu Chi Surabaya, Tzu Chi Indonesia dan Tzu Chi International di tahun 2013.

Mengingat Budi Orang Tua

Pementasan diawali dengan pemukulan genderang pembukaan, Gatha Pembuka Sutra dan dimulailah Pementasan Drama Musikal Sutra Bakti Seorang Anak. Drama musikal ini adalah perpaduan pertunjukan drama, musik, dan bahasa isyarat tangan yang  membabarkan isi sutra Buddha tentang budi baik orang tua yang sangat mendalam terhadap anaknya, dan tentang betapa sulitnya untuk membalas budi agung tersebut. Drama yang berdurasi  60 menit  ini dipentaskan oleh 250 orang relawan  yang terdiri dari karyawan perusahaan, mahasiswa, anak-anak, pengusaha, zhao gu hu (penerima bantuan Tzu Chi),  ibu-ibu rumah tangga dan juga meliputi segala usia, mulai dari usia 5 tahun hingga 94 tahun .

Master Cheng Yen berkata, “Ada dua hal yang tidak bisa ditunda dalam kehidupan: berbakti pada orang tua dan melakukan kebajikan.” Seolah tak mau menunda waktu lagi, bersamaan dengan Acara Pemberkahan Akhir Tahun yang diselenggarakan tanggal 19 Januari 2014, insan Tzu Chi Surabaya juga membabarkan ajaran bakti terhadap orang tua, melalui pementasan Drama Musikal Isyarat Tangan Sutra Bakti Seorang Anak.

Acara yang digelar di Grand City Convention Hall, Surabaya ini, dihadiri sekitar 2.500 orang penonton termasuk diantaranya para pemuka agama Buddha, Kristiani, dan Islam. Acara dibuka dengan pertunjukan permainan alat musik tradisional persembahan dari salah satu tim relawan, kemudian dilanjutkan pemutaran video kilas balik kegiatan Tzu Chi Surabaya, Tzu Chi Indonesia dan Tzu Chi International di tahun 2013.

Amin Shixiong yang menjadi koordinator acara mengungkapkan, “Pementasan Drama Sutra Bakti Seorang Anak ini bertujuan agar masyarakat semakin menyadari tentang perlunya pendidikan bakti kepada orang tua  dan menghargai jerih payah orang tua.” Amin pun menambahkan jika acara ini berjalan lancar berkat kesungguhan hati para pemain, “Semua relawan yang tergabung dalam pementasan drama ini sangat antusias untuk mementaskan drama, semuanya berasal dari berbagai kalangan, baik dari  yayasan, perorangan,  dan juga lintas agama, semuanya bersatu hati dan penuh semangat untuk membabarkan ajaran bakti terhadap orang tua, karena drama ini adalah drama yang sangat bagus bagi pendidikan anak.”

Salah seorang  relawan Tzu Ching Surabaya, Kumala Dewi, juga menceritakan pengalamannya. “Dulu saya selalu membantah jika dinasehati orang tua. Setelah saya mengikuti  latihan drama ini, dan mempelajari makna dalam drama ini, saya sangat menyesal, dan bertekad untuk lebih memperbaiki diri, tidak lagi membantah kata-kata orang tua, dan akan bervegetarian,” terang Kumala Dewi.

Seringkali tanpa kita sadari, entah karena kesibukan dalam bekerja atau kemarahan sesaat, kita melupakan budi dan melukai hati orang tua. Kita tidak menyadari betapa sedih hati kedua orang tua, saat ditinggalkan sendiri dan dilupakan anaknya. Terlebih lagi jika sang anak pergi merantau, orang tua selalu khawatir, merindukan sang anak dan merasa kesepian. Meskipun demikian, karena kasih sayang yang begitu besar, orang tua tetap membiarkan anaknya merantau mengejar cita-cita dan selalu mendoakan anaknya sukses dan selamat di perantauan. 

Kita sering terlupa bahwa yang diharapkan kedua orang tua dari anak-anaknya, bukanlah kekayaan materi, namun, kebahagiaan sang anak, kebersamaan dan perhatian dari sang anak. Karena itu, jangan menunda lagi untuk segera berbakti kepada orang tua, jangan sampai terlambat hingga timbul penyesalan. Ingatlah selalu “senyuman terindah” yang selalu mengiringi langkah hidup kita,  senyum tulus yang penuh dengan kasih sayang. Senyum siapa lagikah yang terindah selain senyum  kedua orang tua kita yang penuh kasih tulus mencintai kita, tanpa syarat, tanpa batas.


Artikel Terkait

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Jalinan Kasih Sayang

Pemberkahan Akhir Tahun 2015: Jalinan Kasih Sayang

16 Januari 2016
Dari kisah siswa/I ini, semoga jalinan cinta kasih Tzu Chi dengan para murid semakin bertambah panjang, seperti  tema Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi ini “Jalan cinta kasih universal membentang luas ke seluruh dunia.  Jalinan kasih sayang terus bertahan untuk selamanya”.
Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi 2019: Belajar Memaknai Hidup Lewat Penampilan Isyarat Tangan

Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi 2019: Belajar Memaknai Hidup Lewat Penampilan Isyarat Tangan

14 Januari 2020
Rangkaian acara dalam Pemberkahan Akhir Tahun 2019 di Tzu Chi Indonesia, Minggu 12 Januari 2020 diselingi beberapa penampilan isyarat tangan Sutra Makna Tanpa Batas. Penampilan isyarat tangan ini membuat suasana pemberkahan terasa hangat namun tetap penuh makna. 
Harapan Baru untuk Mewariskan Cinta Kasih

Harapan Baru untuk Mewariskan Cinta Kasih

08 Januari 2020

Kisah inspiratif hadir dari Pemberkahan Akhir Tahun 2019 di Tanjung Balai Karimun. Relawan Tzu Chi bernama Ah Kiong dulunya merasa enggan ketika mencoba mengajaknya ke Tzu Chi karena saat itu ia masih melaut. Terhitung sudah 20 tahun ia berlayar. Kini Tzu Chi telah mengubah tekadnya.

Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -