Pementasan Drama Musikal Sutra Bakti Seorang Anak

Jurnalis : Liliana, Mettayani, Lutiana (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Wiliam Cipta Edi Zheng Radja (Galbert) (Tzu Chi Pekanbaru)
 
 

foto
Memperingati bulan tujuh penuh berkah tahun 2013, Tzu Chi Pekanbaru mempersembahkan pementasan drama musikal Sutra Bakti Seorang Anak.

Memperingati bulan tujuh penuh berkah tahun 2013, dengan sepenuh hati Yayasan Buddha Tzu Chi, kantor penghubung Pekanbaru mempersembahkan pementasan drama musikal Sutra Bakti Seorang Anak yang mana drama ini adalah saduran dari sutra khotbah Sang Buddha dengan nama yang sama..

Seperti kata Master Cheng Yen, ada dua hal yang tidak boleh ditunda di dunia ini, yaitu berbakti kepada orangtua dan berbuat kebajikan. Berpedoman dengan itulah insan Tzu Chi di Pekanbaru dengan tekad tulus ikut berperan aktif membabarkan Dharma Sakyamuni Buddha dalam Sutra Bakti Seorang Anak, dimana pembabaran Dharma melalui pementasan drama musikal ini bagus dan merupakan pembabaran Dharma dengan cara modern, seperti apa yang disampaikan oleh Romo Tony, salah satu pemuka Agama Buddha di Pekanbaru yang bersama keluarganya ikut serta menyaksikan pementasan drama ini. "Insan Tzu Chi semuanya hen yong xin (sangat bersungguh hati)." itulah yang disampaikan oleh keluarga Romo Tony setelah selesai acara.

Berbakti kepada orangtua adalah tanggungjawab setiap anak kepada orang tuanya dimana pada era sekarang rasa tanggung jawab anak kepada orangtua sudah mulai pudar. Merasa terpanggil untuk mengembalikan ingatan kita semua, akan pentingnya tanggungjawab anak terhadap orang tuanya, maka insan Tzu Chi Pekanbaru tiga bulan yang lalu bertekad untuk mementaskan drama musikal ini dengan tujuan untuk menginspirasi orang-orang untuk bisa mengingat dan mempraktikkan rasa tanggung jawab anak dalam hal berbakti kepada orangtuanya, seperti apa yang disampaikan oleh Master Cheng Yen kepada kita bahwa "berbakti kepada orang tua adalah dasar dari segala perbubatan baik" .

foto  foto

Keterangan :

  • Para pemuka agama diajak dengan tulus untuk berdoa bersama agar dunia damai dan tenteram (kiri).
  • Pementasan drama yang pertama dilakukan Pekanbaru ini dihadiri sekitar 1.800 penonton dan para pemuka agama (kanan).

Drama musikal ini terlaksana berkat adanya keberanian seorang Tzu Ching kita yang dengan suka cita bersedia memikul tanggung jawab sebagai PIC, adalah Kevin shixiong, yang dengan tulus mengajukan diri untuk mengkoordinir kegiatan pelatihan drama ini sehingga pementasan yang melibatkan 137 relawan dari beberapa kelompok usia bisa terlaksana pada tanggal 24 Agustus 2013 di Hotel Furaya Pekanbaru. Kegiatan ini juga memberi kesempatan kepada begitu banyak orang untuk menciptakan berkah, seperti apa yang disampaikan oleh Master kepada kita bahwa "kita harus menanam benih keberkahan dan menciptakan jalinan keberkahan, lebih penting lagi membuat jalinan jodoh untuk penciptaan keberkahan menjadi lebih luas dan merata. Jika setiap orang memiliki berkah, maka dunia akan dipenuhi berkah, diantara sesama manusia saling membantu, masyarakat dengan sendirinya akan aman sejahtera".

Pementasan drama seperti ini merupakan kali pertama ditampilkan di kota Pekanbaru. Hal ini mengundang animo masyarakat Pekanbaru untuk hadir menyaksikan drama musikal ini. Dihadiri sekitar 1.800 penonton dan para pemuka agama, drama musikal Sutra Bakti Seorang Anak mulai dipentaskan diawali dengan penayangan 19 tahun Tzu Chi Indonesia, 4 Misi Tzu Chi, Lu Xiang Can (Gatha Pendupaan-red) dan Khai Jing Ji (Gatha Pembuka Sutra-red), Ceramah Master Cheng Yen tentang bulan tujuh penuh berkah, berdoa bersama dan barulah masuk ke inti sutra yakni Lagu Lukisan Kambing Bersujud untuk mengawali pementasan drama. Dari Lukisan Kambing Bersujud kita bisa merasakan, seekor kambing yang berlutut, berterima kasih ketika menerima air susu dari ibunya, oleh sebab itu kita sebagai manusia hendaknya bisa menyadari, mensyukuri dan tahu membalas budi luhur orangtua. Jangan menunda sampai kesempatan itu tidak ada lagi sehingga terjadi penyesalan yang sangat dalam.

Sutra ini terdiri dari 8 bab yakni pembukaan sutra dimana dewi-dewi bidadari sangat bersuka cita ketika mengetahui Sakyamuni Buddha akan membabarkan sutra ini. Kemudian Jalinan Jodoh mengapa Buddha membabarkan sutra bakti, lalu melihat seluruh proses kehamilan (Bab Kehamilan) yang harus dilalui oleh seorang ibu. Di sini, dilukiskan betapa menderitanya ibu kita selama hamil, dari bulan kebulan penuh dengan kesusahan dan kecemasan. Dan juga ada 10 Budi Luhur Orang Tua, Cinta Kasih Orang Tua, Kesalahan Anak. Pada bab kesalahan ini menceritakan tentang perilaku anak yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sang anak yang senantiasa berbuat kesalahan dan menimbulkan kerisauan di hati kedua orang tua. Namun bagaimanapun sang anak berbuat salah, orang tua akan senantiasa menyayangi, mengasihi, memaafkan dan akan selalu menuntun mereka ke jalan kebajikan. Setelah itu ada Bab Membalas Budi Luhur Orang Tua dan Bab Penutup.

foto  foto

Keterangan :

  • pementasan yang melibatkan 137 relawan dari beberapa kelompok usia bisa terlaksana pada tanggal 24 Agustus 2013 (kiri).
  • Berpedoman dengan kata perenungan Master Cheng Yen: Ada dua hal yang tidak boleh ditunda, yaitu berbakti kepada orangtua dan berbuat kebajikan, Tzu Chi di Pekanbaru dengan tekad tulus ikut berperan aktif membabarkan Dharma Sakyamuni Buddha (kanan).

Bab demi bab dipentaskan, setiap habis satu bab, tepuk tangan penonton membahana suasana dan menambah semangat para penyelam sutra. Drama ini diakhiri dengan lagu Senyuman Terindah yang dibawakan oleh semua penyelam sutra. Adapun tujuan dari pementasan drama ini adalah setelah melihat, menyelami, dan memahami makna Sutra Bakti Seorang Anak ini kita dapat lebih berbakti pada orang tua kita, disini kita bisa melihat bagaimana penderitaan dan pergorbanan orang tua kita, dari masa kehamilan, kelahiran, membesarkan anak hingga dewasa sampai berkeluarga. Masih teringat satu minggu sebelum drama ini dipentaskan, diadakan kelas bedah lagu Sutra Bakti Seorang Anak dan sharing pemain drama.

Adalah Kun Hua shixiong yang menyesali masa lalunya. "Setelah dewasa kita berjuang mencari uang terus buat keluarga dan anak-anak kita, tanggung jawab kepada orang tua hanya sebatas pemenuhan kebutuhan materi saja, tanpa pernah terpikir perasaan papa mama yang sepi dan selalu merindukan anak anaknya setelah ditinggal anaknya merantau. Saat mama saya sakit, tanggung jawab merawat mama hanya dilimpahkan kepada abang saya yang masih tinggal di kampung, yang saya lakukan hanya mengirim uang untuk mama berobat. Dilaporin perkembangan kesehatan mama malah mengeluh jangan telepon-telepon terus, saya sangat sibuk di sini". Saat momen bedah lagu ini shixiong menyesali kelakuannya dan meminta maaf dihadapan semua peserta dan berpesan agar anak-anak bisa memperlakukan orang tuanya dengan baik, setelah berkeluarga nanti jangan hanya memikirkan cari uang dan tanggungjawab terhadap istri dan anak, tapi senantiasalah ingat akan kewajiban kita terhadap orang tua kita. Yang dibutuhkan papa mama kita bukanlah pemenuhan kebutuhan materi, tapi perhatian dan canda tawa dari anak cucunya.

Dalam drama ini juga ditampilkan betapa hancur dan sedihnya hati orangtua saat sang anak dalam kesulitan hidup, seperti yang tertuang dalam Bab Kesalahan Anak, sebesar apapun kesalahan anaknya, mereka adalah tetap anaknya dan orang tua pasti tetap menerima mereka. Seperti kata Master, orang tua yang berumur 100 tahun masih mengkhawatirkan anaknya yang berumur 80 tahun. Betapa besarnya budi luhur orangtua, kita sering mendengar istilah bahwa "Surga itu ada di telapak kaki Ibu". Ini mengisyaratkan kepada kita bahwa karma baik akan menyertai kita selalu jikala kita bisa mewujudkan bakti kita kepada orangtua kita dan hal sebaliknya akan terjadi jikala kita abaikan bakti kita dan membiarkan orangtua kita hidup dalam penderitaan memikirkan anak tercinta. Ingatlah budi orang tua amatlah besar seperti matahari yang bersinar terang.

  
 

Artikel Terkait

Bersumbangsih di Kegiatan Donor Darah

Bersumbangsih di Kegiatan Donor Darah

17 Januari 2018
Kata Perenungan Master Cheng Yen tentang memanfaatkan kesempatan yang ada untuk bersumbangsih,  menginspirasi barisan relawan Tzu Chi Tangerang. Para relawan menyelenggarakan kegiatan donor darah untuk membantu stok darah di PMI Tangerang.
Cinta Kasih Melalui donor Darah

Cinta Kasih Melalui donor Darah

09 Desember 2014 “Petugas PMI sudah datang”, terdengar suara seorang relawan di depan pintu Sekolah Tzu Chi memberitahu  relawan yang sedang berada di dalam untuk segera membantu petugas PMI. Jam sudah menunjukkan pukul 9, kegiatan donor darah rutin diselenggarakan setiap 3 bulan sekali oleh Hu Ai PIK.
Menjaga Kesehatan Warga Sekitar Gunung Sinabung

Menjaga Kesehatan Warga Sekitar Gunung Sinabung

04 Agustus 2017

Relawan Tzu Chi Medan mengambil langkah sigap dengan membagikan seribu masker kepada masyarakat di sekitar Gunung Sinabung, 3 Agustus 2017. Hari sebelumnya, 2 Agustus 2017 Gunung Sinabung kembali menyemburkan abu vulkanik dan awan panas setinggi 2 kilometer.

Kesuksesan terbesar dalam kehidupan manusia adalah bisa bangkit kembali dari kegagalan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -