Pengabdian untuk Anak Jalanan

Jurnalis : Juliana Santy, Hadi Pranoto, Fotografer : Anand Yahya
 
 

fotoDiharapkan bantuan yang diberikan oleh Tzu Chi ini dapat memberikan semangat bagi Yayasan Kasih Mandiri Bersinar untuk terus berjuang merawat anak-anak terlantar.

Berawal dari keprihatinan melihat banyaknya anak-anak yang terlantar dan hidup di jalan seorang diri, menimbulkan iba dari hati seorang Suster Alexa Yonsion, sehingga ia pun memutuskan untuk mengabdikan dirinya membantu dan memberikan perlindungan bagi anak-anak yang terlantar. Dengan keberanian dan tekad yang tulus, Suster Alexa kemudian mendampingi dan menampung anak-anak jalanan ini ke dalam Yayasan Kasih Mandiri yang didirikannya.

 

 

Sebuah Tekad Hati
Bermula  dari tugas akhir kuliah calon biarawatilah yang membawanya mengenal kehidupan anak-anak jalanan dan bahkan memutuskan untuk terus mendampingi mereka. “Setelah tahun ketiga, kita di sekolah calon pastur itu diberikan waktu setahun untuk karya nyata,” terangnya. Jika rekan-rekannya memilih praktik di gereja, Sr. Alexa memilih sesuatu yang berbeda, mendampingi anak-anak jalanan. Ia mengaku terinspirasi dari seniornya, Romo Sandyawan yang begitu gigih memperjuangkan hak-hak dan mengangkat derajat orang-orang kurang mampu, sehingga ia pun lantas memilih Jakarta – Stasiun Pasar Senen – sebagai tempatnya mengabdikan diri.

Di Pasar Senen yang terkenal keras dan rawan kejahatan, ia bergaul dengan anak-anak jalanan. Bahkan ia pun akrab dengan para preman di sana. “Awalnya saya heran, saya yang nggak biasa lihat anak kecil keluyuran sendirian di jalan, harus menyaksikannya setiap hari. Mana bisa anak kecil itu diperlakukan keras, diperlakukan sesuka hati orang tuanya, dan dibiarkan hidup di jalanan,” katanya. Ia juga melihat bagaimana anak-anak ini menjalani kehidupan dengan sangat tidak nyaman. “Mereka harus mengamen, mencuri, dan mencopet untuk menghidupi diri sendiri,” ungkapnya prihatin.

foto    foto

Keterangan :

  • Suster Alexa Yonsion, pendiri Yayasan Kasih Mandiri Bersinar, menceritakan kepada relawan keadaan yayasan tersebut saat ini (kiri).
  • Anak-anak penghuni panti dan relawan bersama-sama bernyanyi lagu isyarat tangan yang berjudul "Satu Keluarga" (kanan).

Dengan bermodalkan tekad dan kepedulian untuk menyelamatkan masa depan anak-anak jalanan, pada 31 Mei 1996, Sr. Alexa mendirikan sebuah tempat untuk menampung mereka di rumah yang dikontraknya, yang diberi nama Yayasan Kasih Mandiri. Beberapa bulan saat itu ia pun mengalami kesulitan biaya untuk membayar biaya sewa rumah. Namun disaat satu hari lagi tiba masa jatuh tempo pembayaran sewa rumah tersebut. 9 Juni 1996, ia pun bertemu dengan beberapa insan yang menenangkan hatinya.

Jalinan Jodoh yang Tak Terduga
Para relawan datang menemuinya dan mereka menceritakan bahwa sudah lama mereka memerhatikan aktivitasnya di Stasiun Senen. Namun ketika dua minggu lamanya para relawan tidak menyaksikan Suster Alexa berada di sana, mereka pun bertanya kepada anak-anak yang ada di wilayah tersebut mengenai sosok seorang wanita yang selalu mendampingi mereka. Saat itu relawan pun mulai sedikit mengenal sosok wanita tersebut dan anak-anak menceritakan bahwa wanita tersebut sedang kesulitan untuk menampung anak-anak.

“Pada waktu mereka bertemu dengan saya, sesungguhnya pada waktu itu saya membutuhkan dana untuk membayar kontrak (rumah) dan pada waktu itu Yayasan Buddha Tzu Chi datang, tanpa saya ketahui siapa mereka. Mereka datang memperkenalkan diri dan mengatakan bahwa mereka sudah memerhatikan aktivitas yang saya lakukan selama ini, dan mereka hendak membantu biaya pendidikan bagi anak-anak yang mau sekolah,” ucapnya.

Saat itu relawan pun membantu beasiswa  bagi anak-anak yang tinggal di sana. Pada waktu itu Tzu Chi membantu biaya pendidikan 15-20 anak. Namun beberapa tahun kemudian jalinan jodoh dengan Tzu Chi ini sempat terputus.

foto   foto

Keterangan :

  • Relawan juga bercengkrama dengan anak-anak untuk mengenal mereka lebih dekat lagi (kiri).
  • Panggilan jiwa yang dimiliki oleh Suster Alexa Yonsion, OP membuatnya memutuskan untuk melindungi hak anak yang hidup di jalanan dengan menampung mereka dalam sebuah rumah yang hangat (kanan).

Kembali Merajut Tali Jodoh
Pada tanggal 31 Maret 2012, relawan Tzu Chi kembali hadir memberikan penghiburan dan dukungan pada yayasan ini. Pada hari tersebut insan Tzu Chi menyumbangkan 750 kg beras dan sejumlah makanan kecil (biskuit) bagi anak-anak yang tinggal di sana. Tak hanya itu, relawan pun bernyanyi bersama anak-anak dan bergembira bersama mereka.

Tjoeng Hing Kok, relawan yang menjadi koordinator pembagian bantuan ini merasa bersyukur dapat kembali menjalin jodoh baik dengan yayasan ini, “Kami mendapat kesempatan dari Suster Alexa untuk menyumbangkan beras kepada mereka. Jadi yayasan memutuskan untuk memberikan beras. Kami datang untuk melihat anak-anak, dan untuk memikirkan apa yang dapat kami lakukan untuk mereka, membantu mereka ke depannya. Sebab mereka dari jalanan dan Suster Alexa sudah berani mengumpulkan mereka, memberikan rumah dan makanan untuk mereka. Gembira sekali diberikan kesempatan oleh Suster Alexa untuk membantu,” ucapnya.

Melihat anak-anak tersebut dapat tertawa gembira, Hing Kok pun berharap agar anak-anak tersebut dapat menempuh pendidikan dengan baik sehingga mereka juga memiliki masa depan yang baik dan tidak lagi kembali ke jalanan. Para relawan pun berencana untuk melakukan kunjungan lebih lanjut ke yayasan ini. “Kami akan pikirkan apalagi yang bisa kami bantu untuk anak-anak, tidak hanya makan saja. Tetapi kesehatan dan keadaan hatinya ya, biar tidak ada marah dan trauma yang terjadi di luar bisa hilang gitu,” tambahnya.

Bantuan dan kunjungan yang diberikan relawan pada hari itu juga menimbulkan rasa syukur dalam hati Suster Alexa. “Saya sangat gembira,  karena saya punya keyakinan bahwa dengan kunjungan seperti ini, itu berarti ada relasi. Yang dulunya dengan Buddha Tzu Chi putus sekian lama, dengan kunjungan hari ini, saya merasa  gembira bahwa harapannya akan menjadi relasi yang terus dibangun untuk menolong anak-anak ini,” tuturnya yang juga berharap ke depannya Tzu Chi ikut hadir menemani dan membangun semangat dalam diri anak-anak di yayasan ini.

  
 

Artikel Terkait

Kerinduan Akan Bazar Kue Bulan yang Terobati

Kerinduan Akan Bazar Kue Bulan yang Terobati

21 September 2021

Bazar Kue Bulan Cinta Kasih yang sudah terlewatkan satu tahun karena pandemi, tahun ini kembali diadakan di Aula Jing Si Batam, 16 - 20 September 2021.

Perubahan yang Lebih Baik untuk RSCK Tzu Chi

Perubahan yang Lebih Baik untuk RSCK Tzu Chi

28 November 2018

Tidak terasa waktu cepat berlalu, Kamp Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi sampai juga pada  gelombang III. Kamp kali ini tidak kalah meriah dari kamp gelombang I dan II yang digelar beberapa bulan yang lalu. Kamp yang diselenggarakan pada 24-25 November 2018 di Aula Jing Si Tzu Chi Center, Jakarta ini diikuti sebanyak 97 karyawan. Kamp gelombang III ini merupakan gelombang terakhir dari kamp karyawan Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi.


Memberi Perhatian Lebih Untuk Surianto

Memberi Perhatian Lebih Untuk Surianto

27 Oktober 2014 Surianto yang mengalami kelumpuhan pada sebagian tubuhnya (dari pinggang hingga ujung kaki) merupakan salah satu penerima bantuan Tzu Chi. Kondisinya yang memprihatinkan membuat insan Tzu Chi di Singkawang tersentuh hati untuk memberikan perhatian yang lebih besar kepadanya.
Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -