Pentingnya Relawan Pendamping (bagian 2)

Jurnalis : Rudi Santoso (He Qi Utara), Fotografer : Rudi Santoso (He Qi Utara)
 
 

foto
Hok Cun Shixiong mengajak relawan untuk sering datang ke RSCM untuk memberikan pendampingan kepada para pasien.

“Hidup memang tidak kekal. Apa yang akan terjadi tidak ada yang tahu, oleh karena itu kita harus menjalani hidup ini dengan penuh syukur dan mawas diri,” demikian ujar Lian Hua Shijie mengawaliSharingnya. Lian Hua Shijie adalah relawan Misi Amal He Qi Utara membawakan kisah hidup yang cukup mengharukan. Gan En Hu yang di kisahkan bernama Ardan Yusrin 42 tahun. Ia menderita sakit stroke karena darah tinggi. Ketika sehat Ardan Yusrin bekerja sebagai supir angkot di daerah Sunter agung Jakarta Utara. Awal sakitnya terjadi pada tanggal 2 Juli 2006. Saat itu sang buah hati satu satunya bernama Riza Ardiansah (5) hendak masuk sekolah TK. Sehingga hatinya begitu sukacita. Hari itu ia pun memutuskan untuk tidak narik penumpang.

Ia pergi ke pasar pagi untuk membeli peralatan sekolah anak tunggalnya. Setelah membeli ia segera pulang ke rumahnya di daerah Sunter. Ketika sampai di rumah tepat jam 12 siang. Istri sudah menyiapkan hidangan makan siang bersama di atas meja makan. Tetapi Ardan Yusrin merasa sakit perut yang melilit. Ia segera ke kamar kecil saat itulah serangan stroke menyerang pria berbadan tinggi tegap itu ia pun terjatuh di kamar kecil. Sekujur tubuhnya lemah bagaiakan tiada tenaga sama sekali. Lalu di larikan ke rumah sakit di sana dirawat 2 hari. Karena tidak ada kemajuan maka ia pun di bawa pulang ke rumah.

Semenjak itu kehidupannya berubah 180 derajat. Dari seorang yang sehat dan seorang kepala keluarga yang menjadi tulang punggung keluarga kini menjadi seorang yang lemah tergeletak di kamar tidur. Untungnya Istri Ardan ada bekerja sehingga mengantikan Ardan menjadi tulang punggung keluarga. Namun akibat sakit yang di derita, sepanjang hari hanya tergeletak di ranjang maka istri pun lama kelamaan menjadi berubah. Sampai suatu hari tepatnya tanggal 23 Januari 2007 istrinya memutuskan untuk pergi meninggalkan Ardan dengan membawa pergi putra tunggal mereka ke Cilacap rumah orang tua isterinya. “Saya sebenarnya ingin mengejar dan menghalangi kepergian istri dan anak saya saat itu, namun tubuh saya serasa tidak berdaya. Saya hanya bisa meneteskan air mata meratapi kepergian ke dua orang yang paling saya cintai,” ujar Lian Hua Shijie meniru ungkapan yang di utarakan Ardan padanya saat melakukan kunjungan kasih.

Sepergian istri dan buah hatinya otomatis Ardan menjadi sebatang kara. Dalam keadaan sakit ia bisa memetik hikmahnya yaitu ia menjadi bisa mengalahkan sakit yang di deritanya. Pertama-tama dengan merangkak lalu berusaha untuk berdiri dan akhirnya ia bisa berjalan walau dengan langkah yang gontai terseok-seok. Ketika kondisinya semakin membaik, ia pun berharap mudah-mudahan ia bisa pulih dan ia berharap dapat berkumpul dengan istri dan anaknya kembali.  Namun karma berkehendak lain sekitar tahun 2010 ia mendapat berita bahwa istrinya meninggal dunia. Maka pupuslah harapan yang mulai ia impikan itu. Ia kembali terpuruk dalam kepedihan dan kesedihan yang panjang.

foto  foto

Keterangan :

  • Vivi Shijie mengisahkan perkembangan anak asuh Tzu chi (kiri).
  • Lian Hua Shijie mengetahui perkembangan Gan En Hu karena selalu melakukan kunjungan kasih dan mendampingi Gan En Hu (kanan).

Jalinan jodohnya dengan Yayasan Buddha Tzu Chi di mulai saat ia menyaksikan DAAI TV di Kantor RW Sunter Agung di mana selama di tinggal istri dan anaknya Ardan tidak punya biaya sewa rumah dan hidup menumpang tinggal di kantor RW tersebut. Dengan langkah tertatih-tatih ia datang ke kantor Tzu Chi. Tak lama relawan melakukan survei dan dalam meeting diputuskan memberi bantuan biaya pengobatan untuk Ardan Yusrin. Semenjak itu ia bisa menjalani pengobatannya di RSCM dengan baik dan sesuai jadwal dokter. Jalannya semakin mantap dan semakin tegak. Ia berharap suatu hari kesehatannya akan membaik dan ia bisa bekerja kembali. Dan tidak lupa setiap hari ia berdoa semoga ia akan berkumpul kembali dengan putra tunggalnya Riza Ardiansyah yang kini sudah berusia 11 tahun. “Kalau saya melihat anak lelaki seusia Riza saya akan meneteskan air mata saya dan saya akan berkata pada diri saya sendiri bahwa Riza kamu sudah sebesar ini nak...” Ujar Ardan suatu ketika ketika berbicara dengan relawan. 

“Misi Amal tidak hanya berhenti dalam melakukan survei kasus dan meeting kasus saja namun lebih dari itu relawan bisa begitu mendalami kondisi Gan En Hu karena ia menjalani Misi Amal dengan tulus iklas serta sering melakukan kunjungan kasih memberi perhatian lebih sehinggaGan En Hu merasa relawan benar benar adalah keluarganya sendiri,” demikian timpal Lulu Shijiemenangapi sharing yang di paparkan hari ini.

Suasana di ruang lantai 5 Aula Jing Si, tower 2 terasa sejuk. Terlihat raut wajah relawan begitu antusias menyimak satu per satu relawan melakukan sharingnya dengan detail. Suasana semakin terasa sukacita saat mendengar sharing yang mengugah dan menginspirasi sesama relawan sehingga ke depannya di harapkan relawan akan semakin baik lagi dalam menjalankan misi amal ini.

foto  

Keterangan :

  • Para relawan berdoa bersama, agar orang yang sakit dapat lekas sembuh, dunia aman sentosa, dan semua mahluk bahagia.

Pada kesempatan ini Hok Cun Shixiong juga menekankan pentingnya pendampingan relawan di Rumah sakit. Karena yang sakit akan merasa tenteram kalau ada yang mendampingi. Hok Cun juga menyatakan bahwa ia akan sangat bahagia kalau melihat ada relawan yang datang ke RSCM karena di sana banyak sekali hikmah dan pembelajaran hidup dapat di petik. Ia berharap ke depannya akan ada lebih banyak relawan yang bisa datang ke RSCM untuk mendampingiGan En Hu.

“Semakin hari semakin banyak Gan En Hu yang berobat di Rumah Sakit, oleh karena itu kita harus lebih giat lagi, belum lagi Gan En Hu dari luar kota. Mereka sangat butuh perhatian dan pendampingan,” sambung Lulu Shijie.

Seorang Shijie dari He Qi Selatan juga menyatakan bahwa misi amal telah memberikan perubahan dalam hidup Gan En Hu dan anak asuh di daerah mereka. Semua berubah menjadi positip dari yang merasa sendiri dan putus asa menjadi bersemangat dalam menjalani hidup mereka. Begitu juga anak-anak asuh lebih rajin dalam belajar sehingga nilai mereka semua meningkat. Ia berharap barisan relawan amal akan semakin banyak sehingga akan menambah panjangnya barisan relawan misi amal. Acara sharing di lanjutkan dengan berbagai kisah Gan En Hu yang mengugah seperti Vivi Shijie menceritakan tentang Anak asuh Adi Syaputra yang pertama kali di beri bantuan Tzu Chi merasa tidak percaya diri di beri bantuan langsung pergi. Karena relawan terus menerus memberi perhatian, kasih sayang cinta universal yang di ajarkan oleh Master Cheng Yen maka lama kelaman ia merasa bahwa dirinya ada yang perhatikan. Kini ia sangat sukacita setiap melihat relawan datang berkunjung ke rumahnya. Ia juga menyatakan bahwa sifatnya sudah berubah positip dari yang suka marah2 menjadi sabar, angka di sekolah juga meningkat. Itu berkat perhatian dan motivasi dari relawan Tzu Chi.

Setelah selesai mendengarkan sharing dari para relawan, Lulu Shijie mengatakan bahwa  misi amal yang pertama kali di jalankan di Indonesia tahun 1993 sampai sekarang sudah semakin baik. Mulai dari dokumentasi sampai pada pendampingan relawan serta kunjungan kasih yang diadakan di semua wilayah membuktikan bahwa kinerja relawan yang semakin baik dan penuh perhatian terhadap Gan En Hu. Acara di akhiri dengan doa bersama. Semoga yang sakit lekas sembuh, dunia aman sentosa, semua mahluk hidup berbahagia.

 

 
 

Artikel Terkait

Belajar Ketangkasan dan Kerja Sama

Belajar Ketangkasan dan Kerja Sama

31 Agustus 2018

Pada kelas kali ini, anak-anak bermain ketangkasan serta kerja sama. Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompoknya memiliki satu batang bambu kecil yang harus diangkat secara bersamaan dengan jari manis, lalu berjalan hingga kembali lagi ke tempat semula.

Jumat Bersih Bersama Tzu Chi

Jumat Bersih Bersama Tzu Chi

21 Februari 2017

Guna meningkatkan kesehatan dan kebersihan serta mencegah perkembangan nyamuk Aedes Aegypti, para relawan beserta warga pondok 1 di Bukit Subur, Kalimantan Timur bersama-sama berpartisipasi dalam kegiatan Jumat Bersih pada tanggal 27 Januari 2017.

Menikmati Lezatnya Kue Bulan Sambil Beramal

Menikmati Lezatnya Kue Bulan Sambil Beramal

08 Oktober 2015
Menyambut Festival Kue Bulan yang jatuh pada bulan kedelapan, hari ke-15 penanggalan lunar, Tzu Chi Medan melakukan Bazar Kue Bulan pada 21 hingga 27 September 2015 di Sun Plaza, Lippo Mall, Cambridge City Square, Central Point Mall, dan Binjai Super Mall. Seluruh hasil dari bazar nantinya akan digunakan dalam kegiatan amal Tzu Chi.
Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -