Penutupan Kelas Kata Perenungan 2017 di Medan

Jurnalis : Tony Honkley (Tzu Chi Medan), Fotografer : Ryanto Budiputra, Hasan Tiopan (Tzu Chi Medan)

doc tzu chi

Para Xiau Pu Sa Kelas Kata Perenungan Master Cheng Yen tahun 2017 dan relawan dalam penutupan kelas, Minggu 26 November 2017.

Hari demi hari berlalu, Kelas Kata Perenungan Master Cheng Yen di Medan tiba pada masa penutupannya tahun ini, Minggu 26 November 2017. Kelas penutupan ini bertempat di Depo Mandala, Jalan Pukat VII Gg Indah dan dihadiri sebanyak 50 Relawan.

Kelas Kata Perenungan Master Cheng Yen fokus pada pembelajaran tentang kata perenungan, sehingga Xiau Pu sa (bodhisatwa cilik) tumbuh tak hanya secara fisik, tapi juga diiringi perkembangan moral dan kebijaksanaan. Pembelajaran di kelas ini didukung oleh aktivitas indoor dan outdoor yang membantu anak didik memahami makna dari kata perenungan yang dipelajari dan  dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Yanni, Koordinator Kelas Kata Perenungan Master Cheng Yen mengawali acara ini. Selanjutnya murid, orang tua, dan juga relawan mendengarkan Ceramah Master Cheng Yen yang  berjudul Menyadari Berkah dan Menumbuhkan Jiwa kebijaksanaan. Dalam ceramah tersebut disampaikan bahwa banyak anak-anak kurang beruntung seperti yang terjadi di Suriah. Ada lebih dari 650 anak Suriah yang meninggal karena perang saudara. Akibat perang tersebut, banyak anak-anak tak bisa bersekolah, dan demi bertahan hidup harus bekerja.

doc tzu chi

Murid-murid memerangakan isyarat tangan.

doc tzu chi

Drama yang ditampilkan oleh Xiau Pu Sa mengajarkan tentang nilai-nilai kehidupan.

Penutupan Kelas Kata Perenungan tahun ini sungguh istimewa karena mulai dari MC, penampilan drama dan isyarat tangan semuanya diisi oleh para murid sendiri. Drama yang dipertunjukkan sungguh berkesan, diceritakan seorang anak SD kelas 5 bernama Tian-tian yang terbiasa hidup mewah pada suatu hari bisnis orang tuanya gagal dan memiliki banyak utang sehingga rumah yang mereka tempati harus dijual. Kehidupan Tian-tian berubah drastis, ia pun harus beradaptasi dan belajar bagaimana hidup hemat.

“Kehidupan kadang di atas kadang di bawah dan kita harus lebih menghargai berkah dan menciptakan berkah,” kata Mc Cilik Khelly Noviela dan Dyna Tanica menyimpulkan pelajaran yang dapat dipetik dari drama.

doc tzu chi

Para Xiau Pu Sa memberikan bunga kepada para relawan bersamaan dengan memperingati Hari Guru.

doc tzu chi

Anak-anak memberikan pelukan yang hangat sebagai wujud ungkapan terima kasih kepada para relawan.

Bukan hanya drama, Xiau Pu Sa juga memeragakan isyarat tangan sebanyak dua lagu. Isyarat tangan ini ditujukan untuk para orang tua dan relawan sebagai wujud terima kasih.  Tidak lupa juga xiau pu sa memberikan kenang-kenangan untuk para relawan dengan setangkai bunga dan pelukan hangat. Sebagai tradisi dari setiap penutupan kelas, para Xiau Pu Sa kemudian menyumbangkan hasil celengan mereka untuk menolong saudara dan orang lain yang membutuhkan.  

Darwin, orang tua Clarissa Marsha Cheng yang mengikuti kelas ini sejak tahun lalu terkesan dengan acara ini.  “Hari ini acaranya sangat bagus terutama untuk mendekatkan orang tua supaya mengetahui apa yang dipelajari anaknya di kelas kata perenungan. Anak saya selama ini terkesan sangat cuek terutama terhadap lingkungan sekitarnya namun dua tahun ini anak saya mulai peduli terhadap lingkungan dan peduli terhadap saudara-saudaranya,” ujarnya.

doc tzu chi

Penuangan celengan oleh Xiau Pu Sa sebagai tindakan nyata untuk membantu orang lain.

Sementara itu merupakan sebuah penghiburan bagi para relawan melihat anak didik mereka tumbuh hari demi hari. Intan, koordinator penutupan kelas kali ini mengharapkan agar anak-anak ini nantinya dapat  menjadi teladan yang baik di masyarakat.

“Kelas ini diadakan dua kali dalam sebulan dan berjumlah 35 anak. Rata-rata anak-anak di sini sudah mengalami perkembangan, baik dalam hal berbicara maupun tindakan mereka sendiri. Bagi para relawan, kami juga belajar dari Xiau Pu Sa,” kata Intan.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Mengenalkan Mengasihi dan Menghargai Kehidupan Sejak Dini

Mengenalkan Mengasihi dan Menghargai Kehidupan Sejak Dini

26 Juni 2019

Kelas bimbingan budi pekerti He Qi Pusat kembali diadakan pada Minggu, 16 Juni 2019 yang berlangsung di ITC Mangga Dua lantai 6, Jakarta Utara dengan tema “Saling Mengasihi, Welas Asih, Menghargai Kehidupan.” Kelas dihadiri oleh 36 orang relawan Tzu Chi, 14 orang murid, 25 orang murid Qin Zi Ban (B) dan 23 orang murid Tzu Shao Ban.

Mengenal Tzu Chi Sejak Dini

Mengenal Tzu Chi Sejak Dini

22 Maret 2016

Pada 6 Maret 2016, bertempat di Jing Si Tang PIK, Gedung Gan En Lou (Tower 1) Lantai 3, sebanyak 50 orang anak yang didampingi keluarga datang mengikuti kegiatan kelas Budi Pekerti Qin Zi Ban.

Kelas Budi Pekerti: Asal Usul Tahun Baru Imlek

Kelas Budi Pekerti: Asal Usul Tahun Baru Imlek

23 Januari 2019

Pada Minggu, 20 Januari 2019, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun melakukan kegiatan rutin setiap bulannya yaitu kelas budi pekerti. Pada pertemuan kali ini, para Xiao Tai Yang diberikan tema yang berkaitan dengan Tahun Baru Imlek yang akan jatuh pada bulan Februari 2019.


Kesuksesan terbesar dalam kehidupan manusia adalah bisa bangkit kembali dari kegagalan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -