Pertengkaran Berujung Duka
Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Apriyanto
|
| ||
Botel, sang suami, yang bekerja sebagai sopir mikrolet, pada Sabtu sore, 6 November 2010 bertengkar dengan Safitri istrinya yang masih belia. Tak sabar menghadapi pertengkaran itu, Botel lantas meninggalkan rumahnya untuk kembali bekerja. Namun rupanya kepergian Botel tak membuat Safitri berlapang dada. Merasa tak diindahkan lagi, maka Safitri pun kemudian membakar pakaian Botel. Namun di luar dugaannya, apa yang ia lakukan justru menjadi petaka. Pakaian Botel yang ia bakar dengan cepat berubah menjadi kobaran api yang terus merambat di dinding rumahnya yang terbuat dari tripleks. Merasa panik, Safitri berusaha mencari air untuk memadamkan api. Tetapi yang ia dapatkan justru bukan air, melainkan cairan yang mudah terbakar. Maka setelah cairan itu ia siramkan, api semakin berkobar dan melahap semua bagian rumahnya. Melihat kobaran yang terus membesar dan merambat ke rumah-rumah di sebelahnya, warga sekitar langsung berusaha memadamkan api. Namun kurangnya fasilitas air dan besarnya angin membuat api sulit dihentikan.
Keterangan :
Mengambil Resiko untuk Menyelamatkan Orang Lain Setelah belasan mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke wilayah itu akhirnya sekitar pukul 23.00 WIB api bisa dipadamkan. Sebanyak 21 rumah terbakar dan 7 rumah rusak yang terdiri atas 28 keluarga atau 156 jiwa. Sedangkan sebanyak 350 jiwa yang menghuni pinggiran rel Kereta Api kehilangan tempat tinggal mereka. Akibatnya, sebanyak 506 orang harus mengungsi dan membutuhkan uluran tangan dari para relawan. Selain membakar rumah-rumah, api juga melumatkan kabel listrik kereta api yang memisahkan kawasan Pademangan Barat dengan Pademangan Timur.
Keterangan :
Perhatian dan Kepedulian Sore itu, sekitar pukul 15.00 WIB, Tzu Chi mulai membagikan sebanyak 102 paket bantuan kebakaran yang berlokasi di Kantor Rukun Warga (RW) 05, Pademangan Barat. Perhatian relawan Tzu Chi ni setidaknya membuat warga merasa ada yang memperhatikan dan peduli pada penderitaannya. Seperti yang diungkapkan Untung, salah seorang warga yang tinggal di bantaran rel, yang merasa tersentuh lantaran dalam keadaan sulit masih ada pihak lain yang peduli padanya. ”Meskipun saya kesusahan, tetapi saya bersyukur masih selamat dan (ada) banyak pihak yang peduli pada kami,” ujarnya. | |||
Artikel Terkait
Melihat Langsung Bedah Rumah Tzu Chi di Pademangan
05 Agustus 2018Setelah September tahun lalu melihat dari dekat seperti apa Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi di Cengkareng, TBN kembali mengunjungi karya kemanusiaan Tzu Chi Indonesia lainnya. Kali ini, Jumat 3 Agustus 2018 mereka melihat rumah-rumah warga Pademangan Jakarta Utara yang telah diperbaiki oleh Tzu Chi.
Kita Adalah Keluarga
16 Oktober 2015Kondisi kabut asap di Pekanbaru yang tak kunjung berakhir membuat warga pun membutuhkan pelayanan medis. Tzu Chi Pekanbaru mengadakan baksos kesehatan umum pada tanggal 11 Oktober 2015 di Rumbai. Sebanyak 333 pasien berhasil diobati oleh 4 Tim Medis Tzu Chi yang dibantu 68 relawan Tzu Chi.

Bijak Menggunakan Air, Perwujudan Cinta Kasih pada Bumi
11 Maret 2022Relawan Misi Pendidikan komunitas He Qi Utara 2 mengadakan kelas budi pekerti Tzu Shao Ban pada hari Minggu 27 Februari 2022. Kelas yang diadakan secara online ini diikuti 21 siswa Tzu Shao.