Raja dan Ratu Sehari
Jurnalis : Veronika Usha, Fotografer : Anand Yahya
|
| |
Bagi Junai, tindakan mencuci kaki adalah sebuah penghargaan yang besar untuk seseorang, “Biasanya yang mencuci kaki itu adalah seorang anak yang punya kesalahan besar kepada orangtua. Dan dengan mencuci kaki, berarti anak itu meminta pengampunan dari orangtua.” Oleh sebab itu, ketika relawan ingin melakukannya Junai merasa sangat tidak pantas mendapatkan perlakuan seperti itu. “Kata tetangga saya yang sudah dioperasi di Tzu Chi, relawannya baik-baik. Dia juga bilang, ‘Kita pasti dikasih makan di sana,’ tapi saya tidak menyangka kalau ternyata perhatian yang diberikan memang luar biasa.
Ket: - Dengan penuh semangat para relawan Tzu Chi memberikan penghiburan kepada para pasien dengan bahasa isyarat tangan agar mereka merasa tenang menghadapi operasi. (kiri) Setelah berkonsultasi ke dokter, Junai pun mulai mengumpulkan uang agar bisa mengobati matanya (dengan melakukan operasi -red). Namun apa daya setiap kali uang mulai terkumpul, ia terpaksa menggunakannya untuk biaya berobat Mad Yasin, suaminya. “Suami saya menderita penyakit gula, diabetes dan paru-paru. Dan hampir enam tahun dia tidak bekerja, karena penyakitnya sering sekali kambuh,” tutur Junai. Beruntung dua anak Junai yang sudah bekerja, rutin memberi sejumlah uang kepadanya. “Sedikit-sedikit uang itu selalu saya sisihkan untuk berobat, tapi karena kondisi bapak begitu (sering kambuh -red) jadi pasti uang tabungan saya itu selalu habis,” jelasnya. Oleh sebab itu, Junai selalu meredam keinginannya untuk menjalani operasi, apalagi biaya yang harus dikumpulkannya cukup tinggi, yakni mencapai lebih kurang tiga juta rupiah, “Waktu itu saya pasrah. Kalau memang tidak bisa sembuh, ya sudahlah biar saja.”
Ket: - Tanpa sungkan, para relawan Tzu Chi mencuci kaki para pasien. Hal ini merupakan wujud pelayanan para relawan kepada para pasien dengan sepenuh hati. (kiri) Tapi ternyata berkah datang padanya, melalui tetangganya yang pernah mengikuti kegiatan baksos kesehatan Tzu Chi, akhirnya Junai pun mendaftarkan diri untuk mengikuti operasi katarak gratis yang diadakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia pada tanggal 22 November 2009. “Banyak tetangga saya yang berhasil operasi di Tzu Chi. Makanya saya beruntung, Tzu Chi memberikan kesempatan buat saya operasi,” tutur Junai sambil menghapus air mata yang mulai membasahi pipinya. Kebahagiaan yang Junai rasakan bukan hanya karena berhasil menjalani operasi, namun juga perhatian yang diberikan oleh para relawan sebelum maupun pasca menjalani operasi. “Lihat, semua orang di sini diperlakukan sangat istimewa. Pokoknya kaya “raja dan ratu” sehari. Ada yang diberi selimut saat kedinginan karena tidak kuat AC (pendingin ruangan), ada juga yang disuapi karena tidak bisa melihat. Bahkan mereka mau menghibur kami dengan bernyanyi. Coba bayangkan, di mana lagi kami dapat perhatian seperti ini,” ungkapnya haru. Terus Lakukan yang Terbaik
Ket: - Baksos yang diadakan pada tanggal 21,22, dan 25 November 2009, berhasil menagani 73 pasien Hernia, 47 pasien minor, 34 pasien bibir sumbing, 149 pasien mata, 255 pasien gigi, dan 12 pasien THT. (kiri) “Sebelumnya kami juga sudah mengadakan pengobatan bibir sumbing dan katarak di Sulawesi Tengah. Namun karena keterbatasan dokter dan obat-obatan, maka masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan pengobatan tersebut. Oleh sebab itu, kami memutuskan untuk mengikuti mereka dalam kegiatan baksos yang diadakan oleh Tzu Chi, agar mereka mendapatkan pengobatan yang mereka butuhkan,” ucap Kol. Kav. Muhammad Thamrin Marzuki selaku Komandan Resimen (Danrem) 132 Tadulako. Beliau menambahkan, sulitnya akses kesehatan di daerah tempat tinggal mereka, membuat para pasien ini terpaksa pasrah terhadap kondisi yang menimpa mereka. ”Jarangnya dokter spesialis yang datang, membuat mereka semakin terpuruk dalam penyakit tersebut. Bahkan anak-anak yang malu dengan kondisi mereka (sumbing -red), memutuskan untuk meninggalkan bangku sekolah,” lirih Thamrin prihatin. | ||
Artikel Terkait

Suara Kasih: Menapaki Jalan Bodhisatwa
16 Mei 2012 Hari Perawat Internasional akan segera tiba. Di RS Tzu Chi, Kita dapat melihat cinta kasih universal yang indah dan jernih serta hati yang tulus. Para perawat tidak terpengaruh oleh berbagai berita media massa.
Suara Kasih: Memanfaatkan Tubuh dengan Baik dan Tidak Melupakan Budi Luhur
19 Juli 2013 Orang pada zaman dahulu sangat menjunjung tinggi nilai moralitas. Sebagai anak-anak, mereka harus patuh pada orang tua. Berbakti pada orang tua merupakan hal yang sudah sepantasnya.
Butiran Kebajikan di Muara Kandis Estate
13 Oktober 2022Berbagi melalui jimpitan beras menjadi program yang dijalankan relawan Xie Li Sumatera Selatan 1 di pondok karyawan Muara Kandis Estate. Sebulan sekali ember jimpitan yang sudah diisi beras dikumpulkan, ditimbang, untuk selanjutnya disalurkan untuk masyarakat yang membutuhkan.