Ruang Kasih untuk Opa dan Oma

Jurnalis : Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Edy Kurniawan, Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung)

fotoPara relawan Tzu Chi datang dengan membawa cinta kasih yang berlimpah untuk dibagikan kepada para opa dan oma di panti wreda.

Dalam menjalani hidupnya umat manusia tak pernah lepas dari beragam aktivitas yang harus dijalani. Aktivitas tersebut selalu hadir mengiringi setiap detik waktu dalam melewati hari. Berbagai kesibukan tersebut bisa dimulai dari sekolah hingga mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehai-hari. Akan tetapi, ditengah kesibukannya masih ada insan manusia yang senantiasa menyempatkan dirinya untuk berbagi terhadap sesama. Dan hal tersebut tergambar dalam kegiatan-kegiatan sosial yang rutin dilaksanakan oleh para relawan Tzu Chi.

Seperti pada tanggal 11 Februari 2012, Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung melakukan kunjungan kasih ke Panti Wreda Karitas, yang bertempat di Jl. Ibu Sangki No.35, RT01/RW13, Kel. Cibeber Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Adapun jumlah opa dan oma yang menghuni panti ini, yaitu sebanyak 10 opa dan 29 oma. Dan seluruh penghuni tersebut, pada hari itu di hibur oleh para relawan Tzu Chi. Dalam kunjungannya para relawan Tzu chi membagikan berbagai macam makanan ringan, memberikan pijatan, memotong rambut dan menggunting kuku. Selain itu, para relawan melakukan gerakan isyarat tangan “Satu Keluarga” dan Sebuah Dunia yang Bersih” serta bernyanyi bersama opa dan oma untuk lebih menghidupkan suasana dan mengakrabkan diri dengan opa dan oma.

Rasa bahagia dirasakan oleh salah satu penghuni panti, yaitu Oma Maria M Djumini. Oma yang telah berumur 69 tahun ini dapat merasakan cinta kasih dari para relawan Tzu Chi.

“Buddha (Tzu Chi-red) ini sering dateng ke sini seneng. Soalnya kan kita yang disini susah kebanyakan nggak punya keluarga. Nah, kalo seperti saya ini dari kecil umur 10 tahun nggak punya siapa-siapa orangtua saya udah nggak ada, kita ikut ama tetangga ya digedein, terus saya cari makan sendiri dari umur 17 kita kerja di Jakarta jadi pembantu,” ujar Oma Maria berkisah.

foto    foto

Keterangan :

  • Melakukan apa yang dapat dilakukan dan memberikan dengan penuh cinta kasih itulah hal yang sedang dilakukan oleh relawan Tzu Chi dalam memberikan bantuan (kiri).
  • Untuk menghibur para opa dan oma, relawan Tzu Chi menampilkan gerakan isyarat tangan (kanan).

Oma Maria pun mengungkapkan isi hatinya. Selama tinggal di panti ini oma Maria hanya bisa pasrah karena selama ini ia menjalani hidup tanpa ada keluarga dekatnya. “Kita nggak punya siapa-siapa, kita udah pasrah disini, nyerah sama yang kuasa, abis gimana kita nggak punya siapa-siapa, tapi kita nurutin perawat disini, nurutin suster,” tutur oma asal Semarang ini.

Gembira Berkat Senyuman Opa dan Oma
Berbeda seperti sebelumnya, pada kunjungan kasih kali ini turut hadir para mahasiswa dan mahasiswi dari Universitas Padjadjaran yang mayoritas berasal dari Malaysia. Dalam waktu luangnya, para mahasiswa dan mahasiswi ini senantiasa turut melayani para opa dan oma bersama Tzu Chi. Bagi para mahasiswa dan mahasiswi, mengikuti kegiatan kunjungan kasih merupakan pengalaman pertamanya. Dan berkat kunjungan kasih ini, para mahasiswa dan mahasiswi tersebut dapat memetik pelajaran hidup untuk lebih giat berbakti terhadap orang tua.

“Saya rasa orang muda seperti saya harus menjaga orang tua kita sendiri selepas melihat opa oma disini. Kepada orang yang muda, kalo orang tua kita ini ada masa yang sama orangtua kita seperti ini (tua-red), kemudian kita harusnya menjaganya,” ujar Low Pui Yee, Mahasiswi Kedokteran Unpad yang berasal dari Malaysia.

foto   foto

Keterangan :

  • Selain menghibur para opa dan oma, relawan Tzu Chi juga membantu merapikan rambut opa an oma sehingga mereka dapat merasa lebih nyaman dengan penampilan mereka (kiri).
  • Para relawan menyediakan makanan yang sehat untuk para oma dan opa (kanan).

Para relawan Tzu Chi pun merasa senang karena para opa dan oma dapat merasakan kebahagiaan. Senyuman riang serta rasa haru pun terpancar dari wajah opa dan oma. Ekspresi seperti itu tercipta berkat adanya perhatian dari para relawan Tzu Chi yang tidak pernah melupakan keberadaannya.

“Rasa senang, jadi bisa melihat opa oma itu senyum, gembira. kalo mereka senang kita semua juga senang. Berasa senang, jadi bisa lihat opa oma itu gembira, kita nyanyi-nyanyi mereka bisa ikutin, teman-teman juga (relawan baru Tzu Chi-red)  senang bisa ikut sini. Tentu kita harus sayang orangtua kita, kita harus baik dengan mereka,” ucap salah satu Tzu Ching, Lee Shok Chen, yang menggunakan bahasa Indonesia dengan logat Melayu yang masih kental.

Bersamaan itu, mahasiswi Kedokteran Unpad asal Malaysia ini merasa terharu terhadap respon dari teman-temannya yang bersedia untuk bergabung dalam kunjungan kasih ini. Di sela-sela kesibukannya masih terdapat ruang kasih di dalam jiwa para relawan Tzu Chi. Ruang kasih ini dipersembahkan bagi opa dan oma yang menjalani hidup jauh dari keluarganya. Bagi para relawan baru, asalkan memiliki niat baik untuk memberikan sentuhan hati yang lembut, faktor perbedaan bahasa tak akan menjadi tembok penghalang untuk berinteraksi dengan mereka.

  
 

Artikel Terkait

Dari Pintu ke Pintu

Dari Pintu ke Pintu

18 Agustus 2010 ''Mengubah  sampah  menjadi  emas, emas  menjadi cinta kasih, dan cinta  kasih  menyebar untuk membantu  sesama yang kurang mampu.''
Pelatihan Bagi Para Guru

Pelatihan Bagi Para Guru

15 Juli 2011
Pelajaran budi pekerti memang sungguh diperlukan dalam menanamkan nilai kehidupan terutama budaya humanis agar dapat meningkatkan rasa hormat dan menghargai dalam kehidupan.
Internasional: Sebuah Pesan Terakhir

Internasional: Sebuah Pesan Terakhir

05 Mei 2010
Teman baik Nona Wang, Tuan Xiao mengatakan, “Pada saat diri Wang dalam kondisi yang lemah, perasaannya pasti akan tidak nyaman. Tapi dengan adanya perhatian dari relawan Tzu Chi, perasaannya kembali menjadi baik.”
Saat membantu orang lain, yang paling banyak memperoleh keuntungan abadi adalah diri kita sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -