Sampah yang Bernilai Emas

Jurnalis : Tony Honkley (Tzu Chi Medan), Fotografer : Tony Honkley (Tzu Chi Medan)
 
 

fotoRelawan Tzu Chi Medan mengumpulkan sampah daur ulang dari rumah ke rumah warga. Seorang relawan membawa truk pick up untuk mengangkut sampah yang terkumpul tersebut.

“Sampah menjadi emas. Emas menjadi cinta kasih. Cinta kasih menyebar ke seluruh dunia”. (Master Cheng Yen)

Minggu pagi, 18 Juli 2010, sebanyak 27 relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Perwakilan Medan telah berkumpul di rumah Afang Shijie, salah satu relawan Tzu Chi untuk melakukan  kegiatan mengumpulkan barang-barang daur ulang dari rumah warga di sekitar Jalan Wahidin.

Relawan mulai bergerak sekitar pukul sembilan pagi. Agar lebih efektif mereka pun membagi kelompok yang terdiri dari seorang shijie (relawan perempuan –red) dan satu orang shixiong (relawan laki-laki –red). Para shijie bertugas untuk mensosialisasikan kepada warga agar dapat menyumbangkan barang daur ulang mereka, sedangkan shixiong bertugas membantu mengangkat barang-barang daur ulang ke mobil barang.

Selain para relawan dewasa, kegiatan ini juga diikuti oleh para relawan cilik. Ada tiga Bodhisatwa cilik yang terlibat dalam pengumpulan barang daur ulang ini. Diantaranya adalah Tivana, gadis cilik yang baru saja membuka pen kakinya akibat jatuh beberapa waktu lalu. “ Saya anggap saja kalau saya lagi berolah raga pagi. Seru sih ada pengalaman baru dan ikut membantu orang lain,” kata Tivana, dengan cara jalan yang masih agak sempoyongan.

foto  foto

Ket : - Relawan dibagi menjadi beberapa kelompok. Di antara para relawan terlihat seorang gadis cilik, Tivana             yang tak mau ketinggalan.(kiri)
         - Beberapa warga sudah terbiasa dengan program ini hingga sudah lebih dulu memisahkan sampah            rumah mereka yang dapat didaur ulang untuk diambil relawan. (kanan)

Relawan cilik lainnya yang tidak kalah semangat adalah Edbert Bryan, yang merupakan adik laki-laki Tivana. Pemuda cilik itu mengikuti ayahnya yang membawa mobil pick up menelusuri rumah-rumah warga untuk mengumpulkan sampah daur ulang. “Enak, ikut mobil jalan-jalan. Saya merapikan barang di mobil dan menyusunnya, senang dan bersemangat,” ujar Edbert.

Warga ternyata tidak hanya memberikan sampah mereka. Seorang pemilik restaurant di Jalan Wahidin no. 101, memberikan 3 buah celengan bambu miliknya yang sudah penuh untuk disumbangkan ke Yayasan Buddha Tzu Chi. Celengan itu selama ini diletakkannya di  rumah makannya agar semua orang dapat ikut berdana. ”Ini sumbangan dari semua orang yang makan di sini, bukan dari saya pribadi,” kata pemilik rumah makan yang tidak ingin diketahui namanya itu kepada relawan Tzu Chi.

foto  foto

Ket : - Sambil mengumpulkan sampah, relawan juga mensosialisasikan tentang manfaat daur ulang bagi             bumi pada warga yang mereka temui. (kiri)
         - Seorang pemilik restoran juga menyumbangkan 3 buah celengan bambu yang selama ini ditaruhnya             di restoran agar diisi pengunjung. (kanan)

Akhirnya, tugas selesai pada pukul dua belas siang. Raut wajah para relawan menunjukkan rasa bahagia. Lelah yang menghampiri tubuh tidak lagi dirasakan karena sudah berhasil mengumpulkan banyak barang untuk didaur ulang.

Kondisi bumi beberapa tahun terakhir memang tidak bersahabat. Itu sebabnya kegiatan memanfaatkan sampah yang dapat didaur ulang sangat baik untuk membantu bumi menjadi lebih baik. ”Sudah selayaknya kita turut menyayangi bumi, dengan kedua tangan kita melakukan daur ulang demi menciptakan bumi yang lebih baik untuk anak dan cucu kita,” tutur Acheng Shixiong, selaku koordinator kegiatan.

  
 
 

Artikel Terkait

Baksos NTT: Bantuan Tahap 3

Baksos NTT: Bantuan Tahap 3

12 April 2012 Bandara seolah menjadi tempat yang tidak pernah terlelap, padahal waktu masih menunjukkan pukul 04.30 pagi. Pagi itu rombongan relawan Tim Tanggap Darurat (TTD) Tzu Chi  akan melakukan perjalanan panjang menuju Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur guna menebarkan cinta kasih melalui baksos pembagian beras cinta kasih Tzu Chi.
Belajar Kaligrafi dari Sang Maestro

Belajar Kaligrafi dari Sang Maestro

10 Oktober 2017

Kehadiran sang maestro di bidang kaligrafi Mandarin, Xiao Ji Hui ke Tzu Chi Center merupakan kesempatan berharga bagi Sekolah Tzu Chi Indonesia dan TCUCEC. Kemarin, Senin, 9 Oktober 2017, Xiao Ji Hui mengajarkan kaligrafi kepada relawan Tzu Chi, murid TCUCEC, serta puluhan murid Sekolah Tzu Chi Indonesia.

Menggalang Bodhisatwa Baru

Menggalang Bodhisatwa Baru

21 Maret 2014 Relawan Tzu Ching Pluit bersama dengan relawan komunitas Hu Ai Pluit mengadakan sosialisasi kepada mahasiswa-mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -