Sampah yang Bernilai Emas
Jurnalis : Tony Honkley (Tzu Chi Medan), Fotografer : Tony Honkley (Tzu Chi Medan)
|
| ||
Relawan mulai bergerak sekitar pukul sembilan pagi. Agar lebih efektif mereka pun membagi kelompok yang terdiri dari seorang shijie (relawan perempuan –red) dan satu orang shixiong (relawan laki-laki –red). Para shijie bertugas untuk mensosialisasikan kepada warga agar dapat menyumbangkan barang daur ulang mereka, sedangkan shixiong bertugas membantu mengangkat barang-barang daur ulang ke mobil barang. Selain para relawan dewasa, kegiatan ini juga diikuti oleh para relawan cilik. Ada tiga Bodhisatwa cilik yang terlibat dalam pengumpulan barang daur ulang ini. Diantaranya adalah Tivana, gadis cilik yang baru saja membuka pen kakinya akibat jatuh beberapa waktu lalu. “ Saya anggap saja kalau saya lagi berolah raga pagi. Seru sih ada pengalaman baru dan ikut membantu orang lain,” kata Tivana, dengan cara jalan yang masih agak sempoyongan.
Ket : - Relawan dibagi menjadi beberapa kelompok. Di antara para relawan terlihat seorang gadis cilik, Tivana yang tak mau ketinggalan.(kiri) Relawan cilik lainnya yang tidak kalah semangat adalah Edbert Bryan, yang merupakan adik laki-laki Tivana. Pemuda cilik itu mengikuti ayahnya yang membawa mobil pick up menelusuri rumah-rumah warga untuk mengumpulkan sampah daur ulang. “Enak, ikut mobil jalan-jalan. Saya merapikan barang di mobil dan menyusunnya, senang dan bersemangat,” ujar Edbert. Warga ternyata tidak hanya memberikan sampah mereka. Seorang pemilik restaurant di Jalan Wahidin no. 101, memberikan 3 buah celengan bambu miliknya yang sudah penuh untuk disumbangkan ke Yayasan Buddha Tzu Chi. Celengan itu selama ini diletakkannya di rumah makannya agar semua orang dapat ikut berdana. ”Ini sumbangan dari semua orang yang makan di sini, bukan dari saya pribadi,” kata pemilik rumah makan yang tidak ingin diketahui namanya itu kepada relawan Tzu Chi.
Ket : - Sambil mengumpulkan sampah, relawan juga mensosialisasikan tentang manfaat daur ulang bagi bumi pada warga yang mereka temui. (kiri) Akhirnya, tugas selesai pada pukul dua belas siang. Raut wajah para relawan menunjukkan rasa bahagia. Lelah yang menghampiri tubuh tidak lagi dirasakan karena sudah berhasil mengumpulkan banyak barang untuk didaur ulang. Kondisi bumi beberapa tahun terakhir memang tidak bersahabat. Itu sebabnya kegiatan memanfaatkan sampah yang dapat didaur ulang sangat baik untuk membantu bumi menjadi lebih baik. ”Sudah selayaknya kita turut menyayangi bumi, dengan kedua tangan kita melakukan daur ulang demi menciptakan bumi yang lebih baik untuk anak dan cucu kita,” tutur Acheng Shixiong, selaku koordinator kegiatan. | |||
Artikel Terkait
Membangkitkan Ketulusan dan Rasa Syukur di Hari Waisak
22 Mei 2017Perayaan Waisak 2561 BE/2017 yang digelar Tzu Chi Bandung pada 14 Mei 2017, berjalan dengan khusuk dan khidmat. Tema Waisak tahun ini adalah Membalas Budi Luhur Buddha, Orangtua dan Semua Makhluk Hidup.
Bulan 7 Penuh Berkah: Dimulai dari Sebersit Niat
18 Agustus 2014 Memulai kebiasaan baru adalah hal yang sulit, tetapi dengan mencobanya sedikit demi sedikit, dengan tekad yang kuat maka semua akan bisa dilakukan. Terlebih jika dilandasi dengan sebuah kebijaksanaan untuk turut melestarikan lingkungan, menyayangi semua makhluk, dan juga kesehatan diri kita sendiri.
Dr. Min Yen Han Berbagi Wawasan Tentang Penyakit Jantung dan Gaya Hidup Sehat dalam Jingsi Talk di Medan
21 Maret 2025Dr. Min Yen Han, seorang dokter spesialis Internal Medicine dan Cardiology yang juga anggota TIMA Amerika Serikat, mengunjungi Tzu Chi Medan.








Sitemap