Sejenak Bersama Opa Oma

Jurnalis : Joliana (He Qi Barat), Fotografer : Halim Ong (He Qi Barat)

doc tzu chi

Anak-anak kelas budi pekerti Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng bersama-sama memeragakan isyarat tangan di hadapan oma dan opa di Panti Jompo Tresna Wredha Budi Mulia 2.

Tubuh yang memasuki usia tua, renta, lemah fisik tidak mampu dengan leluasa melakukan segala aktifitas. Mereka tentu memerlukan bantuan orang lain. Namun jika jauh dari sanak keluarga maka bisa menambah beban mereka. Teman senasib lah yang menjadi keluarga baru di panti jompo. Tempat tinggal yang dikelilingi pepohonan rindang menjadi lokasi hiburan para oma opa, baik untuk berjemur ataupun bercengkerama.

Minggu, 26  Februari  2017 sebanyak 35 relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Barat melakukan kunjungan rutin setiap bulannya ke Panti Jompo Tresna Wredha Budi Mulia 2 yang terletak di Jalan Cendrawasih X No. 8 Jakarta Barat. Turut hadir 70 anak Sekolah Cinta Kasih dan 25 anak dari Sekolah Santa Laurensia  dalam kegiatan ini. 

Dalam kunjungan kali ini, acara diisi dengan isyarat tangan dari anak-anak Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng dan dilanjutkan dengan penampilan dari anak-anak Sekolah Santa Laurencia, di mana mereka mengajak oma opa untuk menyanyikan lagu “Kepala Pundak Lutut Kaki” sambil memeragakan dengan memegang bagian tubuh yang di nyanyikan. Bagi yang dapat memeragakan dengan benar, relawan pun memberikan hadiah untuk mereka. Bnayak oma maupun opa yang salah memeragakan nyanyian, justru hal ini mengundang tawa seisi ruangan. Para opa dan oma bernyanyi, berjoget dengan penuh keceriaan.

doc tzu chi

Salah satu anak dari Sekolah Santa Laurencia, Marcelino mengajak para opa dan oma menyanyikan lagu “Kepala Pundak Lutut Kaki” sambal memeragakan bagian tubuh sesuai lirik lagu tersebut.

doc tzu chi

Relawan Tzu Chi memberikan sharing dan menghibur ratusan opa dan oma dalam kunjungan kasih pada tanggal 26 Februari 2017.

Salah satu anak dari Sekolah Santa Laurencia, Marcelino mengaku senang bisa turut bersumbangsih dalam kunjungan kali ini. “Senang bisa kegiatan bareng oma opa, mereka lucu-lucu dan masih semangat,” ujar anak kelas 8 Santa Laurencia ini. “Kalau bisa sih orang tua tinggal bareng anak-anaknya, karena kan mereka sudah mengurus kita dari kecil, sekarang sebagai balas jasa ya gantian kita yang urus mereka,” tambah Marcel.

Adapula salah seorang orang tua murid, Indri juga ikut hadir dalam kegiatan kunjungan ini. Ia mengaku mengajak anak-anak dalam berkegiatan di panti jompo agar anak-anak lebih menyayangi orang tua dan memberikan perhatian kepada mereka.

Sebagian besar dari oma opa ini tidak lagi memiliki keluarga. Kehadiran relawan membuat mereka semangat kembali, seperti dikunjungi sanak keluarga mereka. Pada dasarnya oma opa membutuhkan hiburan, perhatian, dan kasih sayang. Ada sebagian oma opa yang tidak ikut kegiatan di aula karena kondisi mereka yang kurang sehat. Mereka tetap berada di kamarnya. Relawan pun datang menghampiri mereka. Sesampainya di kamar, saya menyapa beberapa oma, “Oma apa kabar hari ini ?” “Aku datang.” Untuk beberapa waktu kami pun bercengkerama, mendengarkan keluh kesah mereka, berbagi cerita kehidupan mereka ketika masih muda, bahkan curahan hati yang mengharukan.

doc tzu chi

Koordinator kunjungan kasih, Ongko Wiyono bersama relawan lainnya berkunjung langsung ke kamar para oma yang kondisinya tidak sehat untuk memberikan penghiburan dan perhatian kepada mereka.

doc tzu chi

Winda (tengah) dan Ani memberikan sharing kesannya selama tinggal di panti jompo ini bersama opa dan oma lainnya.

Salah satu oma, Ani Among (64) merasa senang setiap dikunjungi relawan Tzu Chi. Sudah tujuh tahun oma Ani tinggal di panti sejak suaminya meninggal. Ia pun tidak bekerja lagi sebagai pengasuh. Kondisi Ani berbeda pada hari ini, ia terlihat lebih segar dan ceria. Sebelumnya Ani direncanakan untuk menjalani operasi tumor jinak yang ada di lehernya, tapi setelah mendapatkan pengobatan yang tepat tumornya mulai mengecil bahkan menghilang.   

“Saya bersyukur karena ga jadi di operasi, karena saya takut, untung tumornya udah hilang,” ujar Ani. Ani senang karena sekarang hidupnya lebih tenang dan  makan juga teratur. “Saya di sini bisa membantu teman-teman yang lain, kadang bantu nyuci baju dan mandiin,” ungkapnya. “Senang banget ada yang ngunjungi oma, seperti  dikunjungi sama sodara,” sambung Ani.

Hal yang sama juga dituturkan oleh Winda (62) yang sudah tinggal selama 3 tahun, ia berada di panti karena dibawa oleh warga sekitar tempat tinggalnya, karena mereka tidak tega dengan keadaan Winda yang tinggal seorang diri dan harus bekerja walau sakit-sakitan. Winda sekarang merasa tenang karena sudah banyak teman. Jika terjadi sesuatu ada orang yang menolongnya. Baik Ani maupun Winda, mereka berharap diusia tuanya kelak agar tidak merepotkan orang lain.  

Tanpa terasa  waktu menunjukkan pukul 11.30 WIB. Sebagian relawan dan anak-anak sekolah mulai  memasuki kamar opa oma  untuk membagikan bingkisan. Sebanyak 450 paket bingkisan yang berisi roti, biskuit, dan minuman dibagikan pada hari ini. Acara pun berakhir pada pukul 12.00 WIB, para relawan mengantarkan kembali oma opa ke kamar masing-masing. 


Artikel Terkait

Kunjungan Kasih, Memberi Semangat dan Menjadi Pengingat untuk Selalu Bersyukur

Kunjungan Kasih, Memberi Semangat dan Menjadi Pengingat untuk Selalu Bersyukur

07 September 2023

Tidak hanya menjadi perpanjangan tangan Yayasan Buddha Tzu Chi dalam membantu menyalurkan  bantuan, relawan juga melakukan kunjungan kasih ke rumah penerima bantuan. 

Setiap Berbagi Adalah Mengemban Misi Tzu Chi

Setiap Berbagi Adalah Mengemban Misi Tzu Chi

02 Maret 2018
Pada tanggal 18 Februari 2018, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 2 melakukan kunjungan kasih ke Panti Werdha Sahabat Baru, Jakarta Barat. Kunjungan ini untuk merayakan Imlek bersama oma dan opa.
Berjuang Bangkit Kembali

Berjuang Bangkit Kembali

16 Oktober 2019

Tahun 2016 silam, menyambut mahasiswa baru di kampusnya, Agatta dan rekan-rekannya dari organisasi pecinta alam melakukan atraksi repling (menuruni ketinggian dengan media tali). Tiga rekannya berhasil, sedangkan Agatta gagal karena miskomunikasi dengan teman lainnya. Akibatnya Agatta terjatuh ke tanah hingga menyebabkan kelumpuhan dan bergantung pada kursi roda. Sejak itu, relawan terus memberikan dukungan dan semangat kepadanya. 

Tahun 2016 silam, tepatnya 13 September, untuk menyambut mahasiswa baru di kampusnya, Agatta dan rekan-rekannya dari organisasi pencinta alam  melakukan atraksi repling (menuruni ketinggian dengan media tali). Universitas Jayabaya, salah satu mahasiswa dari Organisasi Mapalaya ingin memberikan suatu atraksi lompat dari atas gedung universitas lantai 6. Agatta Stevanya Meralda Montolalu (22), salah satu pelompat cewek berada diantara 3 pelompat cowok lainnya. Tiga rekannya cowok berhasil,  melakukan atraksi lompat tinggi, sedangkan Agatta sendirian gagal karena  miskomunikasi dengan teman lainnya. Akibatnya,  adanya yang kurang dari safety-nya (alat pengaman) menyebabkan Agatta terjatuh ke tanah hingga menyebabkan kelumpuhan dan bergantung pada kursi roda hingga kini. Sejak itu, relawan terus memberikan dukungan dan semangat kepadanya.

Melatih diri adalah membina karakter serta memperbaiki perilaku.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -