Semangat dan Tanggung Jawab Murid Jing Si
Jurnalis : Mettasari (He Qi Utara), Fotografer : Mettasari (He Qi Utara)|
|
| ||
Seperti kata perenungan di atas, jika setiap orang yang penuh cinta kasih dapat berkumpul bersama, tentu akan membentuk jalinan keberkahan. Murid-murid Jing Si (insan Tzu Chi) beberapa minggu yang lalu pulang ke "Kampung Halaman Batin" di Hualien, Taiwan, dan kembali membawa kisah-kisah yang sangat memotivasi bagi relawan lainnya dan berbagi kisah tersebut pada pelatihan 4 in 1 yang dilaksanakan pada tanggal 18 September 2011, pukul 13.00 WIB di Jing Si Books & Café Pluit, Jakarta Utara. Sebanyak 40 relawan yang hadir pada pelatihan 4 in 1 ini melakukan pradaksina dengan lagu yang berjudul Da Chan Hui (Pertobatan Besar). Lagu tersebut memiliki lirik yang penuh dengan arti, yaitu “Dalam era sekarang perlu memahami benar dan salah; Dalam masa penuh bencana perlu memupuk welas asih; dalam ketidaktahuan besar diperlukan kebijaksanan besar; dalam kekacauan diperlukan pertobatan besar.” Rindu Kepada Guru
Keterangan :
Beda pula dengan sharing dari Hengki Shixiong. Ia merupakan seorang dokter yang pada saat itu hadir dalam pelatihan TIMA di Taiwan. Ia menceritakan tentang silent mentor. “Silent mentor merupakan guru yang diam, walaupun dengan keadaan sudah tidak bernyawa, namun pada saat meninggal pun mereka dapat merelakan dirinya sebagai bahan pembelajaran.“ Ia pun bercerita bahwa pada hari itu terdapat 8 silent mentor yang menjadi bahan untuk pembelajaran murid-murid kedokteran universitas Tzu Chi di Taiwan dan sekarang sudah tercatat 2700 relawan yang ingin menjadi silent mentor. Setelah pembelajaran yang diberikan selesai, para murid-murid kedokteran Tzu Chi memberikan penghormatan terakhir kepada guru yang terdiam, yang telah mengikhlaskan tubuh mereka sebagai bahan pembelajaran. Menjadi barisan semut Dharma dalam Hati, Dharma Dalam Tindakan Pada kesempatan terakhir, Jishou Shixiong memberikan pelatihan kepada murid-murud Jing Si, “Ada 3 kata dari Dharma dalam hati, yang pertama percaya. Mengapa kita tergabung dalam Tzu Chi? Karena kita percaya terhadap Master kita, yaitu Master Cheng Yen. Yang kedua Tekad. Menjadi Bodisatwa dunia dengan 4 misi, sesuai dengan jodoh yang ada dan disertai dengan tekad. Yang ketiga adalah tindakan, di dalam tindakan terdapat cinta kasih, tanpa pamrih, welas asih, bersyukur, dan bijaksana. Semua adalah Dharma dalam hati,” ujarnya. Menurut Jishou Shixiong, Tzu Chi adalah kehidupan, bukan hanya melakukan kegiatan sosial saja, karena kita bisa menerapkan ke dalam kehidupan kita. “Jika hanya ingin melakukan kegiatan sosial, dimana saja kita dapat melakukanya, namun dengan kita berada di Tzu Chi, banyak Dharma yang dapat diserap, “ ucapnya. Dengan semangat yang dimiliki para insan Tzu Chi, semoga kita dapat terus bersumbangsih dengan tulus dan terus bersyukur karena dapat hidup sezaman dengan Master Cheng Yen, yang mengajak dan membuat barisan semut untuk bergotong royong menjaga bumi ini dan berdoa agar bumi terhindar dari bencana.
| |||
Artikel Terkait
Semangat Relawan Tzu Chi Lampung Warnai Donor Darah Triwulanan
18 Juli 2025Tzu Chi Lampung kembali mengadakan kegiatan rutin donor darah yang dilakukan setiap tiga bulan sekali. Kali ini diadakan pada Sabtu 12 Juli 2025, bertempat di Kantor Tzu Chi Lampung dan diikuti oleh 78 orang calon donor.
Waisak yang Penuh Makna
10 Mei 2009 Di hadapan altar Buddha Rupang yang di bawahnya terdapat kolam kecil, peserta membungkukkan badan dan dengan telapak tangan terbuka menyentuh air lalu merangkapkan tangan di dada, kemudian mengambil sekuntum bunga dan meninggalkan altar sambil merangkapkan kembali tangan di dada.
Berbagi Melalui Nasi Cinta Kasih
08 November 2021Relawan Tzu Chi Xie Li Jambi untuk ikut berpartisipasi dalam program Tzu Chi Peduli Tzu Chi Berbagi (Gerakan Membantu Pedagang Kecil) yang dibagi menjadi 2 sesi, dengan total pembagian 610 nasi kotak vegetaris.








Sitemap