Semua Orang Tua Sayang pada Anaknya

Jurnalis : Rudi Santoso (He Qi Utara), Fotografer : Rudi Santoso (He Qi Utara)
 
 

fotoNoni Shijie sharing tentang bagaimana seorang anak harus menyayangi dan berbakti kepada orang tuanya di hadapan anak-anak asuh Tzu Chi pada Minggu 15 Mei 2011 di Jing Si Books and Cafe Pluit, Jakarta Utara.

Pada kesempatan pemberian bantuan biaya pendidikan (SPP) kepada 30 anak asuh pada tanggal 15 Mei 2011 di Jing Si Books and Café Pluit, Jakarta Utara, Noni Shijie berkenan membawakan sharing-nya tentang “Berbakti kepada orang tua”. “Ada dua hal yang tidak bisa ditunda di dunia, pertama berbakti kepada orang tua, dankedua berbuat kebajikan. Demikian Kata Perenungan Master Cheng Yen pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi,” ujar Noni Shijie, relawan Tzu Chi yang aktif di wilayah He Qi Utara.

Noni Shijie pun berkisah pada awalnya ia selalu merasa orang tuanya tidak begitu menyayangi dirinya. Bahkan ia merasa selalu dikesampingkan dalam hal kasih sayang ketimbang saudara-saudaranya yang lain. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, sekitar 10 tahun yang lalu ia mulai mengenal Tzu Chi dan menjadi relawan. Sedikit demi sedikit pandangan yang dulu keliru secara perlahan-lahan berubah.

Kini ia lebih mengerti lagi bahwa di dunia ini tidak ada orang tua yang tidak menyayanggi anak-anaknya. Hati orang tua adalah seperti sinar mentari yang selalu memberi tanpa pernah berharap kembali. Anak-anak asuh Tzu Chi yang mendengarkan sharing Noni Shijie ini pun merasa terharu dan tercerahkan untuk lebih menghormati dan menyayangi kedua orang tua mereka. Agar ke depan bukan saja menjadi anak yang baik berprestasi di dalam sekolah, namun juga akan menjadi anak yang tahu menyayangi dan berbakti kepada kedua orang tuanya.

“Dulu mama dan papa sering menyuruh saya ini dan itu. Saya merasa saya terus yang disuruh-suruh, sedangkan saudara saya yang lain jarang disuruh. Waktu itu saya sedikit kesal pada sikap papa dan mama saya. Namun sekarang saya sadar bahwa saya telah diberi kesempatan untuk membantu papa dan mama. Dengan menuruti kehendaknya berarti saya telah membuat mereka berbahagia,” kata Noni menerangkan lebih lanjut tentang pandangannya sekarang yang semakin bijaksana.

foto  foto

Keterangan :

  • Meta Sari, relawan Tzu Chi (kanan) memperkenalkan Noni Shijie kepada anak-anak asuh yang hadir pada hari itu. (kiri)
  • Noni dulu merasa orang tuanya tidak begitu menyayangi dirinya. Akan tetapi setelah mengenal Tzu Chi dan menjadi relawan, sedikit demi sedikit pandangan yang dulu keliru menjadi berubah. (kanan)

Sharing yang dibawakan oleh Noni Shijie sungguh tepat karena anak-anak seharusnya diberi pengertian dan pengetahuan tentang bagaimana menjadi seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya. Pada zaman modern seperti saat ini berbakti kepada orang tua menjadi suatu hal yang semakin langka. Oleh karena itu Noni berpesan kepada anak-anak asuh Tzu Chi ini untuk menjadi anak yang baik dan berbakti kepada orang tua. “Berlalu satu hari berarti umur kita berkurang satu hari, berkurang satu hari berarti kesempatan kita berbakti menjadi hilang satu hari. Oleh karena itu saya mengharapkan semua anak-anak yang ada di sini sudah harus menunjukan rasa bakti kepada orang tua. Genggamlah waktu dengan baik,” tegas Noni berpesan.

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan Tzu Chi juga memberikan motivasi dan dukungan kepada para anak asuh agar rajin belajar dan dapat sukses meraih cita-cita.(kiri)
  • Sebanyak 30 anak asuh beserta orang tua mereka hadir mendengarkan sharing Noni Shijie dengan sepenuh hati. (kanan)

Pada saat sesi tanya jawab dalam acara itu dua anak asuh menanggapi apa yang di bawakan oleh Noni Shijie tadi. “Saya akan berusaha belajar sebaik mungkin dan saya akan menjadi anak yang penurut dan mau mendengarkan nasihat orang tua saya,” ujar Fihir, siswa kelas 2 SMK Negeri 35 jakarta itu polos. Lalu Mama Fihir yang pada saat itu juga datang menimpali, “Benar, saat ini kalau saya terkenang pada orang tua saya, saya akan merasa bersedih karena pada saat tinggal serumah dengan orang tua kita kurang bisa menghargai mereka, sekarang saat sudah tidak ada lagi di sisi mereka rasa rindu itu menjadi semakin terasa.”

Waktu berjalan maju dan terus maju, waktu takkan pernah membalikkan kepalanya untuk kembali, ia seperti air terjun yang terus jatuh ke sungai dan dari sungai terus mengalir ke laut. Oleh karena itu genggamlah waktu sebaik-baiknya, setiap detik adalah kesempatan yang berharga. Kerjakan apa yang seharusnya kita kerjakan. Jadilah anak yang tahu berterima kasih dan berbakti kepada orang tua. Kalau tidak memulai dari sekarang, kapan lagi?

  
 

Artikel Terkait

Cinta Kasih untuk Seorang Tuna Daksa

Cinta Kasih untuk Seorang Tuna Daksa

24 Juni 2010
Jalinan jodoh yang baik telah mempertemukan Tzu Chi dengan Sulastri, seorang wanita yang tinggal di kawasan makam Putat Jaya Surabaya. Dia menderita polio saat masih kecil sehingga mengalami kecacatan di bagian kakinya.
Mengenang Kebersamaan Dalam Berbuat Kebajikan

Mengenang Kebersamaan Dalam Berbuat Kebajikan

29 September 2014 Yayasan Buddha Tzu Chi dan DAAI TV Indonesia mengadakan gathering relawan memperingati 10 tahun Tsunami Aceh. Sebanyak 22 relawan Tzu Chi berkumpul di ruang meeting lantai 1 gedung DAAI, Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara.
Suara Kasih : Memikul Tanggung Jawab

Suara Kasih : Memikul Tanggung Jawab

26 Juli 2012 Kita harus lebih giat lagi. Setiap orang memiliki tanggung jawab atas masalah yang terjadi di dunia ini. Terlebih lagi, anak kecil dan anak muda sungguh memerlukan pendampingan kita. Kita harus membimbing mereka agar berjalan ke arah yang benar.
Keharmonisan organisasi tercermin dari tutur kata dan perilaku yang lembut dari setiap anggota.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -